Parents, ventilator medis adalah mesin yang membantu paru-paru Anda bekerja. Ini bisa menjadi mesin penyelamat jika Anda memiliki kondisi yang membuat sulit bernapas dengan benar atau saat tidak bisa bernapas sama sekali.
Melansir dari Healthline, ventilator membantu mendorong udara masuk dan keluar dari paru-paru sehingga tubuh bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan. Anda mungkin memakai masker yang pas untuk membantu mendapatkan oksigen dari ventilator ke paru-paru. Atau, jika kondisi lebih serius, selang pernapasan dapat dimasukkan ke tenggorokan untuk memasok oksigen ke paru-paru.
Artikel terkait: 6 Olahraga untuk Memperkuat Pernapasan agar Paru-paru Lebih Sehat
Ventilator paling sering digunakan di lingkungan rumah sakit. Seorang dokter atau terapis pernapasan akan mengontrol berapa banyak oksigen yang didorong ke paru-paru oleh ventilator. Alat ini biasanya juga disebut dengan istilah berikut:
- Alat pernapasan
- Mesin pernapasan
- Ventilasi mekanis
Fungsi Ventilator
Tidak dapat bernapas dengan benar dikenal sebagai gagal napas dan merupakan keadaan darurat yang mengancam jiwa. Jika otak, jantung, hati, ginjal, dan organ lainnya tidak mendapatkan cukup oksigen, mereka tidak akan dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Ventilator dapat membantu seseorang mendapatkan oksigen yang dibutuhkan organ agar berfungsi. Berikut ini beberapa kondisi kesehatan yang menyebabkan seseorang membutuhkannya.
Kondisi Kesehatan Tertentu
Banyak jenis kondisi kesehatan yang dapat menyebabkan Anda mengalami kesulitan bernapas, seperti:
- Sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS)
- Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK)
- Asma
- Kerusakan otak
- Gagal jantung
- Radang paru-paru
- Paru-paru kolaps
- Stroke
- Koma atau kehilangan kesadaran
- Overdosis obat
- Gagal napas hiperkapnia
- Infeksi paru-paru
- Myasthenia gravis
- Sepsis, infeksi dalam darah
- Cedera tulang belakang bagian atas
- Perkembangan paru-paru prematur (pada bayi)
- Sindrom Guillain-Barre
- Amyotrophic lateral sclerosis (ALS), umumnya dikenal sebagai penyakit Lou Gehrig
Artikel terkait: 6 Cara Menjaga Organ Pernapasan Tetap Sehat, Lakukan Mulai Sekarang
Pembedahan
Jika Anda memerlukan prosedur pembedahan, Anda mungkin perlu menggunakan ventilator saat dibius. Ini karena beberapa obat anestesi dapat membuat sulit bernapas sendiri saat dalam kondisi tidak sadarkan diri. Dengan operasi, Anda mungkin perlu menggunakan ventilator untuk jangka waktu sebagai berikut:
- Selama operasi
- Setelah operasi. Terkadang, untuk operasi yang sangat rumit, pasien mungkin memerlukan ventilator untuk membantu mereka bernapas selama berjam-jam atau lebih lama setelah operasi.
Berapa Lama Penggunaan Ventilator?
Lama penggunaannya tergantung pada alasan masing-masing individu membutuhkan bantuan pernapasan. Jika memerlukan alat tersebut selama operasi, Anda biasanya hanya akan menggunakan ventilator saat dalam keadaan seperti tidur. Ini bisa berkisar kurang dari satu jam hingga beberapa jam atau lebih.
Jika memerlukannya untuk kondisi kesehatan tertentu, Anda mungkin perlu menggunakannya selama berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu atau lebih lama. Itu tergantung pada berapa lama paru-paru menjadi lebih kuat dan dapat berfungsi dengan baik dengan sendirinya.
Alat ini tidak akan menyembuhkan penyakit. Tugasnya adalah membuat seseorang tetap bernapas saat tubuhnya melawan infeksi atau penyakit, atau pun pulih dari cedera.
Cara Kerja Ventilator Medis
Ada dua jenis ventilator yang digunakan, yakni ventilator dengan masker wajah dan tidak.
Dengan masker wajah
Penggunaan masker wajah untuk memasukkan oksigen ke paru-paru dikenal sebagai ventilasi non-invasif. Dengan jenis ventilasi ini, masker wajah plastik dipasang di atas hidung dan mulut.
Sebuah pipa/selang akan dihubungkan dari masker wajah ke ventilator, yang akan mendorong udara ke paru-paru. Metode ini biasanya digunakan dalam kasus ketika masalah pernapasan tidak terlalu parah. Ada beberapa manfaat dari metode ini:
- Lebih nyaman daripada selang pernapasan yang turun ke tenggorokan Anda.
- Tidak memerlukan sedasi.
- Memungkinkan Anda untuk berbicara, menelan, dan batuk.
- Dapat menurunkan risiko efek samping dan komplikasi, seperti infeksi dan pneumonia, yang lebih umum terjadi dengan ventilasi tabung pernapasan.
Artikel terkait: 5 Fakta Penyakit Saluran Pernapasan pada Anak yang Wajib Parents Ketahui
Dengan tabung pernapasan
Untuk kasus yang lebih parah, Anda memerlukan selang pernapasan yang dimasukkan ke tenggorokan. Alat ini dikenal sebagai ventilasi invasif. Pasien biasanya akan dibius sebelum prosedur ini dilakukan karena dapat menyebabkan rasa sakit dan ketidaknyamanan.
Pipa/selang pernapasan yang dimasukkan ke tenggorokan terhubung ke ventilator yang memaksa udara masuk ke saluran udara sehingga tubuh bisa mendapatkan oksigen yang dibutuhkan saat sembuh dari penyakit atau cedera yang dialami.
Jika menggunakan ventilator untuk waktu yang lama, Anda mungkin memerlukan trakeostomi. Ini melibatkan ahli bedah membuat lubang di bagian depan leher. Sebuah pipa akan dimasukkan ke dalam trakea, di bawah pita suara, dan kemudian dihubungkan ke ventilator. Trakeostomi juga dapat digunakan untuk membantu menyapih pasien dari ventilator jika sudah menggunakannya untuk waktu yang lama.
Itulah informasi seputar ventilator medis beserta cara kerjanya. Semoga bermanfaat!
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.
Baca juga:
Cystic Fibrosis: Gejala, Penyebab, Faktor Risiko, hingga Penanganan
Jangan Anggap Remeh, Ini 5 Latihan Pernapasan Pasien COVID-19 dan Manfaatnya
Gangguan pernafasan pada bayi baru lahir, kenali penyebab dan gejalanya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.