Daya tahan tubuh anak yang masih rendah bisa membuat kondisinya rentan sakit, salah satunya penyakit saluran pernapasan. Padahal, berbagai penyakit yang berkaitan dengan pernapasan ini memang tak bisa disepelekan dan perlu diwaspadai.
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia, setiap 20 detik, ada 1 dari 6 anak yang meninggal karena salah satu penyakit pernapasan, yakni pneumonia.
Data World Health Organization juga menyebutkan penyakit pneumonia ini dikatakan lebih mematian untuk anak dibandingkan diare, malaria, HIV/AIDS, maupun campak. Tercatat 15% seluruh kasus kematian anak balita disebabkan oleh penyakit pada sistem pernapasan ini.
5 Penyakit saluran pernapasan pada anak
Dilansir dari Michigan Children Hospital, ada beberapa hal yang perlu Parents ketahui terkait penyakit pada saluran pernapasan yang rentan dialami anak di bawah 11 tahun.
Apa saja?
Artikel terkait : ISPA bisa berkembang menjadi pneumonia yang mematikan, kenali gejalanya sekarang!
1. Disebabkan infeksi virus
Virus menjadi faktor yang cukup sering menjadi penyebab masalah pernapasan atas pada anak. Mulai dari sakit yang ringan hingga berat, bisa dialami karena beragam jenis virus.
Beberapa penyakit akibat virus yang terkategori ringan antara lain influenza, sakit tenggorokan, atau flu musiman. Biasanya infeksi bisa menyebabkan seorang anak sakit 4-10 hari, namun bisa juga lebih parah. Pada banyak kasus, infeksi ini bisa membaik sendiri dalam waktu seminggu atau 14 hari.
Contoh infeksi pernapasan yang bisa terkategori serius pada anak misalnya disebabkan oleh virus syncytial respirasi (RSV). Kondisi ini biasanya menyebabkan penyumbatan saliran darah dan perlu mendapatkan pertolongan yang cepat.
Parents, perlu dicatat bahwa penyakit akibat virus ini tidak bisa disembuhkan dengan antibiotik. Konsumsi antibiotik ini hanya bisa digunakan untuk penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
2. Penyakit sistem pernapasan atas
Si kecil kerap mengalami gangguan pada sistem pernapasan bagian atas. Sistem pernapasan ini termasuk mulut, hidung, sinus, dan tenggorokan.
Beberapa gejala anak yang mengalami kondisi ini antara lain :
- Demam yang terjadi secara tiba-tiba, mencapai 41 °C
- Batuk hingga mengalami sesak, terutama saat anak tengah berbaring
- Hidung beringus hingga menyebabkan penyumbatan saluran hidung
- Anak bernapas melalui mulut
- Menjadi lebih mudah marah dan rewel
- Anak menjadi lebih lesu, aktivitas pun menurun
3. Penyakit sistem pernapasan atas
Sistem pernapasan bagian bawah manusia terdiri atas paru-paru dan saluran bronkial. Kondisi ini umumnya lebih jarang terjadi pada anak.
Namun, bila sudah terjadi kondisinya bisa jauh lebih parah dari penyakit sistem pernapasan atas.
Sistem pernapasan bagian bawah meliputi saluran bronkial dan paru-paru. Masalah pernapasan lebih jarang terjadi pada sistem pernapasan bawah daripada di sistem pernapasan atas.
Beberapa gejala yang kerap terjadi antara lain :
- Mengalami demam tinggi
- Ritme napas menjadi lebih cepat
- Terdapat suara mengi
- Menjadi lebih sensitif dan gelisah
- Batuk terus menerus baik siang maupun malam
- Nafsu makan menurun
- Menjadi lebih lesu dari biasanya
Artikel terkait : Bayi 6 bulan mengalami Bronkuspneumonia akibat asap rokok, sang ibu beri peringatan
4. Alergi
Kondisi alergi bisa menjadi penyebab lain dari masalah pernapasan yang dialami. Parents, alergi pada setiap anak bisa berbeda-beda mulai dari alergi terhadap makanan, cuaca, lingkungan, dan lain sebagainya.
Biasanya gejala-gejala yang bisa muncul di antaranya :
- Mata berair, ada lingkaran hitam di bawah mata
- Sering bersin-bersin
- Menjadi kehilangan nafsu makan
- Hidung berair atau berlendir
- Anak nampak sering menggosok-gosokkan hidung
5. Penyakit akibat infeksi bakteri
Selain virus, mikroorganisme lain yang bisa menyebabkan adanya masalah pada pernapasan ialah bakteri. Penyakit yang paling banyak terjadi akibat bakteri pada saluran pernapaasan ialah sinus yang memengaruhi sistem pernapasan atas.
Pada kasus yang lebih serius, anak juga bisa terinfeksi beberapa bakteri pneumonia yang perlu penanganan yang cepat. Biasanya, masalah pernapasan akibat bakteri yang kerap dialami ialah napas cepat serta aktivitas yang menurun. Walau jarang terjadi pada anak, penyakit lain yang sebaiknya diwaspadai ialah TBC yang mudah menular.
Penyebab pasti penyakit akibat bakteri ini hanya bisa didiagnosis oleh dokter dengan melakukan serangkaian tes. Jadi, bila si kecil mengalami berbagai gejala yang dirasa sudah mengkhawatirkan, sebaiknya segera periksakan ke dokter, ya Parents.
****
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga :
Kisah Parents, "Saya pikir hanya demam biasa, ternyata anak saya kena bronkopneumonia"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.