Vaksin MMR Bisa Sebabkan Autisme? Cek Faktanya di Sini!

Vaksin MMR disebut-sebut bisa menyebabkan autisme. Lantas, adakah fakta ilmiah yang mampu membuktikan dugaan tersebut?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak isi-isu yang tersebar di tengah masyarakat terkait vaksin. Misalnya, konon vaksin bisa menyebabkan asma dan alergi. Ada lagi, nih, Parents, isu lain yang bahkan menimbulkan ketakutan, disebut-sebut bahwa vaksin MMR bisa sebabkan autisme. Duh, kira-kira benar enggak, ya?

Sebelum buru-buru percaya atau sebaliknya, menolak untuk meyakini kebenaran isu tersebut, yuk, kita telusuri faktanya sama-sama!

Artikel terkait: 8 Tips Menenangkan Anak Saat Imunisasi yang Bisa Parents Lakukan

Mengenal Vaksin MMR

Vaksin MMR merupakan jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah Measles (campak), Mumps (gondong), dan Rubella (campak jerman). Ketiga jenis penyakit ini sangat rentan menyerang anak-anak di masa awal kehidupannya. Namun, orang dewasa dengan imunitas lemah juga berpeluang untuk tertular.

Pada anak-anak, dosis pertama pemberian vaksin dianjurkan untuk diberikan saat usia 12-15 bulan. Adapun dosis kedua atau booster dapat diberikan ketika anak berusia 4-6 tahun.

Sedangkan, remaja dan orang dewasa yang belum pernah atau baru sekali mendapatkan vaksin MMR, dianjurkan untuk menerima dua suntikan vaksin MMR dengan jeda waktu 1 bulan.

Pemberian vaksin MMR ini akan memicu sistim kekebalan memproduksi antibodi. Sehingga, tubuh nantinya siap untuk melawan virus campak, gondong, dan rubella.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, vaksin MMR dapat memberikan efek samping. Di antaranya nyeri sendi, gejala penyakit gondong, dan campak ringan yang tidak berbahaya selama 2-3 hari, atau reaksi alergi pada anak yang hipersensitif.

Artikel terkait: Benarkah vaksin tidak halal? Ini jawaban MUI untuk kaum anti vaksin

Mengapa Perlu Vaksin MMR?

Untuk memahami pentingnya vaksin MMR, Parents perlu memahami lebih dulu bahaya campak, gondong, dan rubella. Ketiganya merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus.

Measles (campak) adalah infeksi sangat menular yang menyerang pernapasan. Virus penyebab campak ini mudah menyebar melalui percikan liur atau lendir yang keluar dari mulut orang yang sakit campak.

Gejalanya antara lain demam tinggi, batuk pilek, mata merah, dan ruam merah di kulit. Komplikasi yang mungkin timbul akibat campak adalah infeksi telinga, radang paru-paru, radang otak, tuli, hingga retardasi mental.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sedangkan Mumps (gondongan) adalah infeksi virus menular yang menyerang kelenjar ludah. Gejala berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, dan pembengkakan pada satu atau dua sisi pipi. Komplikasi yang bisa timbul akibat gondongan antara lain radang selaput otak, tuli permanen, hingga kemandulan.

Adapun Rubella menimbulkan bercak merah pada kulit yang disertai demam. Meski terkesan sebagai penyakit ringan, virus Rubella dapat menimbulkan cacat berat pada janin (sindrom rubella congenital). Risiko ini dapat terjadi jika virus tersebut menginfeksi ibu hamil.

Benarkah Vaksin MMR Sebabkan Autisme?

Melansir laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tidak ada bukti ilmiah yang menunjukkan imunisasi campak ataupun MMR berhubungan dengan autisme.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini didasarkan dari berbagai kajian yang dilakukan American Academy of Pediatrics dan Institute of Medicine Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Badan Kesehatan Dunia (WHO) juga telah membentuk sebuah komisi yang terdiri dari peneliti independen untuk mengkaji hubungan imunisasi MMR dan autisme. Hasilnya, tidak hubungan antara keduanya.

Artikel terkait: Si kecil mau vaksin MMR? Perhatikan hal ini dulu, Parents

Isu Vaksin MMR Sebabkan Autisme Tidak Valid

Isu bahwa vaksin MMR sebabkan autisme sebenarnya bermula dari pernyataan Dr. Wakefield di Inggris pada 1998 silam. Ia melakukan penelitian kepada 12 anak yang dirujuk ke klinik karena diare atau nyeri perut. Anak-anak tersebut mempunyai riwayat perkembangan normal, tetapi mengalami regresi (kemunduran) untuk keterampilan tertentu.

Saat diperiksa, orangtua ditanyakan tentang riwayat imunisasi MMR (yang telah diberikan 9 tahun sebelumnya) dan hubungan antara imunisasi MMR dengan hilangnya keterampilan tersebut. Berdasarkan data yang sangat minim dan jumlah subjek yang sangat sedikit, ia kemudian menyatakan bahwa ada hubungan antara imunisasi MMR dan autisme.

Lantaran berbagai kekeliruan dalam penelitian tersebut, studi Dr. Wakefield ditarik oleh jurnal yang menerbitkannya. Beberapa tahun kemudian, ia juga kehilangan izin praktik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

****

Nah, kesimpulannya isu vaksin MMR sebabkan autisme didasarkan pada informasi yang tidak valid. Perlu Parents ketahui juga, sebagian besar kasus autisme disebabkan oleh faktor genetik.

Gejala autis umumnya terdeteksi saat anak berusia 12-18 bulan, di mana masa ini hampir bersamaan dengan waktu pemberian vaksin MMR. Hal inilah yang membuat sebagian orangtua akhirnya berasumsi bahwa autisme pada anak mereka disebabkan oleh vaksin MMR.

Baca juga:

Putri Titian bagikan pengalaman soal pentingnya vaksin MMR bagi anak

Penelitian: Manfaat Vaksin tak Hanya dirasakan Individu, Melainkan juga Komunitas

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Vaksin Flu : Apakah Efek Sampingnya Berbahaya untuk Anak?

 

Penulis

Titin Hatma