Sedih, bingung, namun tidak ingin terus terpuruk. Perasaan inilah yang bisa menggambarkan perasaan Wina Natalia saat mendengar anak bungsunya, Sigra Umar Narada mendapat diagnosis autism spectrum disorder (ASD) saat berusia 3 tahun.
Kepada theAsianparent ID, istri dari musisi Anji ini pun berbagi kisah dan perjalanan bagimana dirinya bersama sang suami mengasuh sang putra tercinta dengan segala keistimewaannya.
Sigra Sempat Dikira Mengalami Keterlambatan Bicara
Foto: Instagram/@winatalia
Gangguan spektrum autisme yang dialami Sigra awalnya tak disadari Wina dan Anji. Saat berusia 2 tahun, Sigra memang mengalami keterlambatan bicara. Hanya saja, oleh dokter tumbuh kembangnya kala itu ia mendapat diagnosa speech delay.
Alhasil, perempuan yang akrab disapa Minda itu juga mengira Sigra hanya mengalami keterlambatan bicara.
“Kebetulan aku punya pengalaman dengan tiga kakak Sigra yang baru lancar bicara di atas umur 2 tahun. Jadi, pada saat itu aku masih tenang saja menganggap kondisi Sigra sama dengan kakak-kakaknya,” ungkap Minda diawal perbincangan dengan theAsianparent ID.
Foto: Instagram/@sigraumarnarada
Akan tetapi, setelah menjalani terapi beberapa bulan hingga usia Sigra hampir 3 tahun, si bungsu masih tetap belum dapat berbicara dengan jelas.
“Hingga akhirnya aku memutuskan untuk konsultasi ke dr Irasmawaty Kamarul di Klinik Pela 9, dan oleh beliau Sigra didiagnosa ASD level 1,” tuturnya.
Artikel terkait: Anak autis cenderung lebih pintar, penelitian ini membuktikannya
Perjalanan Wina Natalia Mengasuh Anak dengan Autisme
Ketika Sigra pertama kali mendapat diagnosa autisme, Wina Natalia mengaku kalau dirinya dan sang suami, Anji sempat denial. Wajar memang, sebab sebagai orangtua bukan hal yang mudah berada di posisi tersebut.
“Reaksi awal kami sedih dan tidak percaya. Bahkan kami masih berharap bahwa itu adalah diagnosa yang salah,” kisah Wina.
Lantaran masih tak percaya, mereka kemudian melakukan konsultasi ke beberapa dokter tumbuh kembang yang lain. Dengan harapan, akan memperoleh diagnosis berbeda terkait si kecil.
Foto: Instagram/@winatalia
“Pada akhirnya kami mendapatkan diagnosis yang sama,” katanya.
Namun pasangan yang menikah sejak 2012 itu enggan berlama-lama dalam rasa terpuruk. Karena mereka sadar, toh, tak ada gunanya terus bersedih dan menyalahkan situasi. Berdamai dengan keadaan adalah pilihan terbaik sebagai orangtua.
Sigra Menjalani Terapi dan Diet Khusus
Foto: Instagram/@winatalia
Setelah proses berdamai mampu dilalui, Wina dan Anji pun mengambil beberapa keputusan penting untuk menyokong tumbuh kembang putra mereka. Antara lain, memberikan terapi untuk Sigra, memasukkannya ke sekolah inklusi, serta secara rutin berkonsultasi ke dokter dan psikiater.
Seharusnya, Sigra menerima tiga jenis terapi yang terdiri atas terapi perilaku, terapi wicara, dan terapi sensori integrasi. Tetapi sejak pandemi, kegiatannya terpaksa dibatasi.
Sigra akhirnya hanya menjalani terapi perilaku. Di mana dalam seminggu ia akan tatap muka secara langsung (offline) serta online dengan terapisnya.
Foto: Instagram/@sigraumarnarada
Kabar baiknya, setelah menjalani terapi dan bersekolah, Sigra menunjukkan progres yang sangat positif. Misalnya, Sigra sudah mulai banyak berbicara walaupun kosa katanya masih terbatas. Ia pun kini lebih percaya diri setiap bertemu orang baru dan mulai bisa mengikuti pelajaran sekolah.
Tak sampai di situ saja, Sigra juga menjalani diet CFGF (Casein Free Gluten Free). Pengaturan pola makan ini nyatanya sangat berpengaruh terhadap perilaku Sigra, ia sudah jarang tantrum.
Artikel terkait: 7 Mainan terbaik untuk anak autis, edukatif dan menyenangkan
Pesan Wina Natalia untuk Parents
Menjalani peran sebagai orangtua dari anak dengan autisme tentu bukan hal yang mudah. Apalagi jika sesekali harus berhadapan dengan masyarakat awam yang kurang mengerti akan kondisi anak.
Foto: Instagram/@winatalia
Hal serupa juga dirasakan Wina Natalia. Melalui kesempatan wawancara kali ini, ia pun mengungkapkan isi hatinya.
“Aku masih suka sedih kalau melihat orang-orang menatap Sigra dengan pandangan aneh (misalnya saat tantrum atau menangis histeris). Tapi semua itu, kan, memang harus dihadapi dengan besar hati,” katanya.
Ia juga berpesan kepada para orangtua yang saat ini mungkin tengah menghadapi situasi yang sama, “Jangan pernah malu dan tidak perlu memikirkan penilaian dari orang lain. Justru sebagai orangtua kita harus selalu jadi pelindung anak dan harus selalu semangat mencari solusi terbaik.”
****
Parents, tanggal 2 April setiap tahunnya diperingati sebagai World Autism Awareness Day atau Hari Kesadaran Autisme Sedunia. Melalui kisah Wina Natalia ini semoga kita mendapat perspektif yang lebih luas. Sejatinya, anak-anak dengan autisme di seluruh dunia harus dirangkul dan didukung, bukan diberi stigma.
Baca juga:
Pentingnya Pahami Gangguan Spektrum Autisme pada Anak, Ini Ciri-ciri dan Jenisnya!
Terapi Anak Autis dan Alternatifnya
Orangtua Tangguh untuk Anak Spesial, 10 Artis Ini Punya Anak Pengidap Autis
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.