9 Manfaat USG Terakhir Sebelum Melahirkan dan Waktu Terbaik Melakukannya
Inilah jadwal USG terakhir sebelum melahirkan dilakukan serta manfaatnya bagi ibu hamil dan janin.
Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi secara keseluruhan dan untuk mengidentifikasi, mencegah, dan/atau mengelola komplikasi atau masalah yang timbul. Penting sekali untuk melakukan pemeriksaan kehamilan rutin sejak trimester pertama hingga menjelang persalinan. Termasuk melakukan USG terakhir sebelum melahirkan.
Ultrasonografi kehamilan atau USG adalah tes yang menggunakan gelombang suara frekuensi tinggi untuk menggambarkan bayi yang sedang berkembang serta organ reproduksi ibu. Jumlah rata-rata USG bervariasi dengan setiap kehamilan. Hal ini bisa saja terkait dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti asma dan obesitas.
Kebanyakan ibu hamil melakukan pemeriksaan USG pada trimester kedua, sekitar pada 18 sampai 20 minggu kehamilan. Namun tak jarang, beberapa perempuan juga melakukan USG di trimester pertama, sebelum 14 minggu kehamilan.
Seperti diketahui, pemeriksaan USG dapat memberikan informasi diagnostik yang sangat penting tentang bayi yang sedang berkembang, termasuk memastikan kehamilan dan usia kehamilan. Selain itu, memeriksa kehamilan ganda, kelainan kongenital, dan/atau masalah dengan plasenta, memantau posisi janin, pertumbuhan janin, dan tingkat cairan ketuban. Bahkan, ultrasonografi yang digunakan selama kehamilan dapat memeriksa perkembangan bayi dan membantu mendeteksi kelainan seperti Down Syndrome.
Artikel Terkait: Berapa Kali Ibu Hamil Boleh Melakukan USG Kehamilan?
Daftar isi
Kapan USG Terakhir sebelum Melahirkan Dilakukan?
Waktu pemeriksaan USG akan tergantung pada dokter atau penyedia layanan kesehatan merekomendasikannya. Ultrasonografi prenatal dapat dilakukan pada awal trimester pertama untuk memastikan dan menentukan tanggal kehamilan, atau pada 11-14 minggu sebagai bagian dari tes skrining trimester pertama.
Ultrasonografi trimester kedua biasanya dilakukan antara 18-20 minggu untuk memeriksa anatomi janin dan untuk memastikan perkembangan normal. Tes ini seringkali dapat menunjukkan jenis kelamin janin (selama janin dapat diajak bekerja sama dan dalam posisi yang tepat).
Selama trimester ketiga kehamilan, pemindaian ultrasound janin dilakukan dengan bantuan sensor perut pada 28 hingga 36 minggu kehamilan. Bahkan, pemeriksaan bisa berjalan lebih lama, jika ibu hamil lebih dari 40 minggu. Pada tahap kehamilan ini, janin memiliki semua organ vital yang berkembang sepenuhnya dan periode pertumbuhan dan pematangan yang cepat berlanjut.
Artikel Terkait: Mengapa HPL USG Bisa Berubah-Ubah, Ketahui Penyebab dan Cara Mengantisipasi
Berapa Kali USG Dilakukan di Trimester Ketiga?
Seiring bertambahnya usia kandungan atau menjelang persalinan, ibu hamil harus sering melakukan pemeriksaan kehamilan, tak terkecuali USG. WHO merekomendasikan agar ibu hamil melakukan pemeriksaan ultrasound sebanyak delapan kali selama kehamilan.
Namun, selama trimester ketiga atau trimester akhir, beberapa ahli menyarankan untuk melakukan USG setiap dua minggu sekali. Beberapa ahli lainnya menyarankan untuk melakukannya setiap tiga sampai empat minggu. Adapun kunjungan pemeriksaan USG terakhir sebelum melahirkan yang disarankan, yaitu pada usia kehamilan 30, 34, 36, 38, dan 40 minggu.
Manfaat USG di Usia Kehamilan 35-37 Minggu
Pemeriksaan USG pada trimester ketiga memiliki banyak tujuan umum dan khusus. Tidak hanya tes ultrasonografi, dokter akan mengevaluasi beberapa hal menjelang persalinan. Beberapa di antaranya adalah:
1. Usia Kehamilan
Salah satu hal yang penting dan perlu untuk dipastikan adalah perkiraan usia kehamilan sehingga dokter dapat memastikan kapan hari perkiraan lahir (HPL). Hal ini tentunya dapat meringankan beban pikiran ibu hamil untuk mempersiapkan barang-barang dan dokumen pribadi sebelum persalinan dimulai.
2. Berat Janin
Memantau berat badan janin dalam kandungan juga perlu dilakukan. Selain itu, dokter kemungkinan akan melihat berapa ukuran lingkar kepala bayi, sehingga dapat memutuskan metode persalinan seperti apa yang nantinya akan digunakan.
3. Posisi Bayi
Meski sebagian besar janin sudah dalam posisi optimal atau kepala masuk panggul, namun tak sedikit bayi yang masih mengalami posisi sungsang (melintang) di trimester ketiga. Untuk itu, pemeriksaan USG terakhir sebelum melahirkan sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah bayi dalam posisi aman untuk siap dilahirkan.
3. Gerakan Janin
Memasuki trimester ketiga, bayi akan bergerak lebih aktif. Hal ini dikarenakan bayi sedang berusaha memutar tubuhnya untuk memposisikan kepala yang tadinya di atas agar berada di bawah mendekati jalan lahir.
Sementara, mendekati persalinan, gerakan janin mulai berkurang. Hal ini disebabkan oleh berkurangnya luas ruang gerak bayi karena pertumbuhan tubuhnya, dan semakin sedikitnya cairan ketuban yang mengelilingi tubuhnya. Namun tak perlu panik, biasanya, bayi akan lebih sering menggeliat dan menendang sehingga menimbulkan rasa geli atau tidak nyaman bagi ibu hamil.
4. Volume Cairan Ketuban
Saat di dalam kandungan, bayi mengapung di cairan ketuban. Jumlah cairan ketuban paling banyak pada sekitar 34 minggu kehamilan, yaitu ketika rata-rata 800 ml. Namun menjelang persalinan, air ketuban akan berkurang. Sekitar 600 ml cairan ketuban mengelilingi bayi cukup bulan atau pada kehamilan 40 minggu.
Seperti diketahui, cairan ketuban membantu:
- Bayi yang sedang berkembang bergerak di dalam rahim, yang memungkinkan pertumbuhan tulang yang tepat
- Paru-paru untuk berkembang dengan baik
- Mencegah tekanan pada tali pusar
- Pertahankan suhu konstan di sekitar bayi, lindungi dari kehilangan panas
- Melindungi bayi dari cedera luar dengan menahan pukulan atau gerakan tiba-tiba.
Untuk itu, jika cairan ketuban berkurang drastis menjelang persalinan, dokter kemungkinan akan memutuskan agar bayi segera dilahirkan.
5. Karakterisasi Plasenta
Selain cairan ketuban, ada bagian penting lainnya yang perlu diperiksa sebelum ibu hamil siap melahirkan, yaitu kondisi plasenta. Dokter akan melihat apakah plasenta menutupi jalan lahir, plasenta naik ke atas, atau plasenta lepas. Jika dokter melihat adanya kondisi tersebut, kemungkinan bayi harus dilahirkan dalam waktu dekat melalui operasi caesar.
Artikel Terkait: Ketahui 5 Fungsi Plasenta yang Krusial Bagi Janin dan Masalahnya yang Harus Diwaspadai
6. Pernapasan Janin
Terkadang ultrasonografi adalah bagian dari tes yang disebut profil biofisik atau biophysical profile (BPP) untuk melihat apakah janin mendapatkan cukup oksigen. Cara mengetahui janin tidak kekurangan oksigen adalah gerakan, detak jantung, dan cairan ketuban normal. Selain itu, posisi plasenta juga normal atau tidak lepas dari tempatnya (solusio plasenta).
7. Detak Jantung Janin
Selain memeriksa pernapasan bayi, gerakan, jumlah cairan ketuban, dan gerakan janin, BPP juga melihat respons detak jantung janin (DJJ). Normalnya, detak jantung janin menjelang persalinan adalah 120 sampai 160 kali per menit. Namun, jika detak jantungnya kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 160 kali per menit, hal ini dapat menjadi tanda kondisi gawat janin. Pemeriksaan cardiotocography (CTG) perlu dilakukan guna mengobservasi apakah bayi harus segera dilahirkan atau mendapat perawatan lainnya.
8. Kelainan Janin
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Ultrasound in Obstetrics & Gynecology menjelaskan bahwa pemeriksaan ultrasonografi pada minggu ke 35 hingga 37 dapat mengungkapkan anomali janin yang tidak dapat diamati pada USG sebelumnya. Para peneliti mengatakan, mereka percaya bahwa memasukkan ultrasound pada saat itu dalam periode kehamilan berpotensi meningkatkan hasil pascakelahiran.
Penulis menemukan bahwa dalam populasi penelitian, kejadian kelainan janin adalah 1,9%, termasuk 67,7% yang telah didiagnosis sebelumnya selama trimester pertama dan/atau kedua. Kelainan paling umum yang diamati untuk pertama kalinya dalam USG terakhir sebelum melahirkan atau pada 35 hingga 37 minggu adalah:
- Hidronefrosis
- Ventrikulomegali ringan
- Defek septum ventrikel
- ginjal dupleks
- Kista ovarium
- Kista arachnoid
9. Kondisi Medis Ibu Hamil
Tak terkecuali bagi ibu hamil yang memiliki kondisi medis tertentu, USG terakhir sebelum melahirkan dapat mengetahui apakah ibu dalam kondisi aman untuk melahirkan. Beberapa kondisi medis ibu hamil, termasuk hipertensi atau preeklamsia, obesitas, diabetes gestasional, asma, penyakit jantung, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau infeksi lainnya. Bahkan, ultrasonografi bermanfaat untuk mendiagnosis masalah dengan ovarium atau rahim, seperti tumor kehamilan.
Selain itu, pemindaian USG di trimester ketiga dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi kehamilan ganda, memeriksa kelainan bawaan atau cacat lahir, dan lain sebagainya.
Nah, Bun, itulah beberapa manfaat melakukan pemeriksaan USG terakhir sebelum melahirkan. Alangkah baiknya, Bunda selalu melakukan pemeriksaan rutin bersama dokter kandungan atau bidan guna memastikan kondisi ibu dan janin. Selain itu, pastikan untuk selalu mengikuti saran dokter selama kehamilan.
Semoga informasi mengenai USG terakhir sebelum melahirkan dapat bermanfaat bagi Bunda yang akan menyambut kehadiran si Kecil!
***
Should ob/gyns perform ultrasound examination at 35-37 weeks’ gestation?
www.contemporaryobgyn.net/view/should-obgyns-perform-ultrasound-examination-35-37-weeks-gestation
Prenatal Test: Ultrasound
kidshealth.org/en/parents/prenatal-ultrasound.html
Sonography 3rd Trimester And Placenta Assessment, Protocols, And Interpretation
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK572062/
Baca Juga:
Kabar Baik! Pemeriksaan USG Ada di Puskesmas