Kehamilan yang tidak diinginkan atau direncanakan tentu saja bisa menyebabkan seorang anak merasa sebagai unwanted child atau anak yang tidak diinginkan.
Padahal, bukankah idealnya semua kehamilan bisa direncanakan dengan matang sehingga selama sembilan bulan mengandung calon ibu bisa menikmati semua proses dengan perasaan suka cita.
“Happy healthy parents make happy healthy children,” begitu kata pepatah bijak.
Kenyataannya, sampai saat ini angka kehamilan di luar rencana masih kerap terjadi. Termasuk di masa pandemi seperti ini. Setidaknya hal ini diungkapkan oleh beberapa pasangan yang mengaku ‘kebobolan’.
Tidak Siap Memiliki Anak
Adalah Ariani, seorang ibu muda yang kini tengah mengandung anak ke-3. Kepada theAsianparent Indonesia, ia mengaku kehamilannya kali ini di luar rencana. Alhasil, dirinya sempat berucap bahwa ia tengah mengandung anak yang tidak diinginkan atau unwanted child.
Bulan pertama setelah mengetahui dirinya hamil, hari-harinya dipenuhi dengan perasaan kalut. Sulit membayangkan kalau ia akan mengalami berbagai tantangan hidup yang sulit untuk dijalani.
“Mungkin banyak pasangan yang bahagia saat tahu positif hamil. Tapi saya enggak. Bulan pertama nangis melulu. Khawatir. Mengingat bagaimana sulitnya kehidupan kami selama pandemi ini. Suami kena PHK, tabungan dana darurat digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan modal usaha. Menghidupi 2 anak saja sudah sulit. Gimana mau tambah anak lagi?” paparnya dengan suara sendu.
“Biaya kontrol, persalinan, kebutuhan bayi, belum lagi pendidikannya. Nonsense kalau banyak yang bilang banyak anak banyak rezeki. Kalau nggak siap mental, fisik, finansial, ya, jelas saja sulit,” tukasnya lagi.
Apa yang dialami Ariani, mungkin dirasakan puluhan bahkan ratusan orangtua lainnya. Tak bisa dipungkiri, masa pandemi COVID-19 memang membawa banyak perubahan hidup. Seluruh lapisan masyarakat dituntut untuk bisa beradaptasi dan melewati berbagai tantangan yang sudah menanti di depan mata.
Faktanya, tak lama Virus Corona ‘menghantui’, Indonesia mengalami ledakan kehamilan baru, bahkan DKT Indonesia menuliskan kalau ada 420 kehamilan yang tidak direncanakan.
Lonjakan jumlah kehamilan ini terjadi akibat terhambatnya layanan kontrasepsi selama pandemi COVID-19. Masyarakat banyak yang khawatir untuk datang ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya untuk memeriksakan kesehatan reproduksi. Hal inilah yang menyebabkan pemerintah mengimbau agar masyarakat ber-KB.
Gunakan Alat Kontrasepsi Cegah Hadirnya Unwanted Child
Kehamilan tidak direncanakan tentu saja bisa memberikan dampak buruk, termasuk pada tumbuh kembang janin yang kehadirannya dianggap sebagai munculnya ‘bencana’ baru di dalam keluarga lantaran kehamilan tidak diinginkan.
Untuk mencegah risiko kehamilan yang tak diinginkan dan hadirnya unwanted child, maka para calon orangtua perlu merencanakan kehamilan dengan matang.
Salah satu caranya dengan menggunakan alat kontrasepsi seperti mengonsumsi Pil KB. Brand Manager Andalan Kontrasepsi, Apt. Rony Syamson, S.farm mengatakan, “Selain mencegah kehamilan secara efektif, 99%, jika digunakan dengan benar dan teratur KB juga memiliki banyak manfaat lain seperti membantu menjaga kesehatan kulit, mencegah kista indung telur, hingga bantu jaga keseimbangan hormon.”
Hal senada pun diterangkan dr. Yassin Yanuar MIB,. Sp. OG, MSc dari Rumah Sakit Pondok Indah. Tujuan penggunaan pil KB tak sekadar mencegah kehamilan atau merencakan kehamilan dengan matang, Pil KB juga memiliki manfaat lain. Misalnya membantu meregulasi haid, mengatur siklus hormonal, menekan hormon androgen, bahkan menekan jerawat.
Terkait dengan kehamilan tak direncanakan, dr. Santi Yuliani, KJ, M.Sc, dokter spesialis kedokteran jiwa di RS Jiwa Prof. DR. Soerojo di Magelang mengatakan bahwa kondisi unwanted child sebenarnya memang memiliki 2 kemungkinan.
“Bisa anak yang hadir di luar nikah, atau yang dalam pernikahan tetapi memang kehadirannya tidak direncanakan. Jika hal ini terjadi tentu saja akan berdampak pada kesehatan mental anak di kemudian hari,” jelasnya saat berbincang dengan theAsianparent ID.
Selanjutnya, dr. Santi Yuliani mengingatkan bahwa ada ada dampak dari kehamilan tak direncanakan yang bisa dirasakan oleh anak. Apa saja?
-
Anak Tidak Mendapatkan Perawatan Maksimal
dr. Santi melanjutkan, biasanya, anak yang kehadirannya tidak diharapkan berisiko tidak mendapatkan perawatan yang maksimal seperti anak-anak yang memang diharapkan dan direncanakan.
“Kalau hamilnya direncanakan, ibu akan memperhatikan nutrisinya, fokus pada kondisi kehamilannya. Sebaliknya, anak-anak yang tidak diinginkan umumnya akan dicuekin saja. Nutrisi nggak diperhatikan sehingga anak kekurangan gizi, kesehatan fisik si ibu juga enggak dijaga, termasuk kondisi mental di mana sang ibu bisa merasa jengkel terus menerus dan ini justru merilis hormon stres dan ini tentu saja akan memengaruhi kondisi kehamilannya.”
-
Anak Berisiko Dapatkan Kekerasan Fisik dan Verbal
Di beberapa penelitian, unwanted child tidak hanya mengalami stunting atau zat gizi yang buruk. Saat besar, nyatanya banyak yang diperlakukan tidak baik oleh orangtuanya.
“Bisa berupa physical, bisa juga dalam bentuk kekerasan verbal. Dikatakan anak yang tidak berguna, anak yang tidak diharapkan.”
-
Kesehatan Mental Anak Terganggu
Akibat dari kekerasan yang didapatkan sejak dini, dr. Santi mengatakan itu akan memengaruhi kesehatan mental anak. “Bahkan tidak sedikit yang depresi bahkan beberapa sampai berujung pada tindakan bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak remaja.”
Mengingat risiko yang bisa dialami akibat kehamilan yang tidak rencanakan begitu besar, harapannya semua calon orangtua ataupun Parents bisa memiliki kesadaran penuh untuk melakukan upaya pencegahan. Dengan demikian, bisa menjalani kehamilan sehat dan mencegah lahirnya unwanted child.
Baca juga:
Sedang persiapan program hamil? Ini hal yang perlu Anda perhatikan
Bikin Kesal dan Sedih, 7 Kalimat Ini Sebaiknya Tidak Diucapkan kepada Bumil
11 Alasan Bunda perlu punya Aplikasi Kehamilan & Bayi theAsianparent
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.