Pertanyaan umur berapa bayi bisa berdiri sering muncul di benak orang tua. Apalagi ketika si kecil sudah menginjak usia 12 bulan, tetapi ia belum bisa berdiri dan berjalan.
Proses berdiri dan berjalan merupakan proses alamiah yang seharusnya terjadi pada semua anak. Jadi jangan khawatir, karena bila si kecil tidak memiliki masalah, baik dari faktor anak itu sendiri, faktor lingkungan, dan faktor aktifitas, si kecil tidak memerlukan latihan khusus untuk dapat berdiri dan berjalan.
Di Aplikasi theAsianParent Indonesia, sering ditemui pertanyaan para orang tua yang resah karena anaknya tidak kunjung berdiri dan berjalan padahal usia sang anak sudah lewat 10 bulan. Lalu, sebenarnya umur berapa bayi bisa berdiri dan berjalan? Simak penjelasan lengkapnya berikut ini.
Umur Berapa Bayi Bisa Berdiri?
Secara bertahap si kecil akan membangun kekuatan yang cukup di kaki mereka untuk berdiri sendiri, dan ini merupakan indikasi bahwa mereka siap untuk fase berikutnya, yaitu berjalan.
Sebagai orang tua, penting bagi Parents untuk memperhatikan si kecil dan memperhatikan tanda-tanda bahwa ia sudah berusaha berdiri.
Begitu dia mulai menunjukkan tanda-tanda berdiri, Parents perlu mendorongnya dan memberikan dukungan positif yang ia butuhkan untuk berdiri.
Berikut ini tahapan usia bayi berdiri:
- Berdiri, berpegangan pada sesuatu: Antara 6,5 bulan hingga 8,5 bulan
- Menarik tubuh ke posisi berdiri: Antara 8 hingga 10 bulan
- Berdiri sekitar 2 detik: Antara 9 hingga 11,5 bulan
- Berdiri sendiri: Antara 10,5 hingga 14 bulan
Akan tetapi, setiap bayi mengalami perkembangan yang berbeda, dan bisa saja tidak sama dengan patokan di atas. Sekitar 10% dari balita bisa memakan waktu sedikit lebih lama dan akhirnya bisa berdiri beberapa minggu atau bulan kemudian.
Artikel terkait: Panduan lengkap: Perkembangan bayi 6 bulan
Kapan Bayi Disebut Terlambat Berdiri?
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, sebenarnya anak dapat didorong untuk beraktivitas sesuai dengan usia perkembangannya yaitu sekitar usia 9 bulan untuk berdiri dan sekitar usia 12 bulan untuk berjalan.
Jika pada usia itu anak terlalu sering digendong atau duduk, tingkat perkembangan anak menjadi seperti anak berusia 6-7 bulan.
Jadi, anak dikatakan mengalami keterlambatan dalam berdiri dan berjalan ketika ia menunjukkan gejala ini:
- Ketika tonus otot atau pola gerak tidak simetris pada kedua sisi tubuh
- Tubuh kaku dengan bahu dan kepala dilempar ke belakang pada saat akan diposisikan duduk
- Batang tubuh dan kedua tungkai lemas
- Kedua kaki diangkat saat anak akan diberdirikan (anak tidak mau menapakkan kaki di lantai)
- Duduk menumpu pada tulang ekor
- Duduk dengan tungkai posisi “W’’
- Anak berdiri pada saat ditarik ke arah duduk dari posisi berbaring
- Pada saat diberdirikan lutut cenderung menekuk atau melengkung ke belakang.
Adapun penyebab medis yang mendasari kemungkinan anak dengan down syndrome atau cerebral palsy, atau disebabkan oleh penyebab lain, misalnya:
- Masalah pada saraf tepi, sambungan otot-saraf
- Otot dan rangka
- Fungsi jantung dan paru
- Status nutrisi
- Pola asuh
- Lingkungan
- Play level
Artikel terkait: Anak Terlambat Jalan Bisa Karena Kesalahan Orangtua
Cara Mendukung Bayi Berdiri
Berikut ini adalah hal-hal yang bisa dilakukan untuk membantu merangsang bayi agar bisa berdiri.
1. Ciptakan Lingkungan yang Aman untuk Bayi
Langkah pertama yang harus Parents lakukan adalah memastikan si kecil tetap aman. Parents dapat memasang penghalang di bagian sudut atau tepian yang tajam.
Rapatkan furnitur ke tembok, seperti rak buku dan lemari, sehingga bayi tidak terjungkal saat berusaha mengangkat dirinya sendiri dengan bertumpu pada furnitur.
Untuk mencegah bayi jatuh, pastikan lantai tidak licin. Singkirkan kertas dan majalah dari lantai agar si kecil tidak menginjaknya yang bisa menyebabkan ia terpeleset.
2. Buat Sesi Latihan Berdiri Jadi Seru
Tentunya si kecil akan semakin semangat jika sesi latihan berdiri dikemas jadi permainan seru. Misalnya, Parents dapat meletakkan beberapa mainannya di sofa, lalu posisikan si kecil agar dapat memegang sofa dan menarik dirinya untuk berdiri.
Si kecil pasti akan merasa puas jika berhasil meraih mainan di atas sofa. Latihan ini sekaligus mengembangkan rasa ingin tahu bayi sambil membiarkannya berlatih menarik, meraih, dan menggenggam sekaligus.
3. Biarkan Bayi Bertelanjang Kaki
Alih-alih memakaikan sepatu atau kaus kaki, biarkan bayi bertelanjang kaki (barefoot) saat belajar berjalan. Pasalnya, barefoot dapat menguatkan tulang dan otot kaki si kecil.
Tahukah Parents, di telapak kaki terdapat ribuan titik saraf. Dengan membiarkannya bertelanjang kaki, bayi akan terstimulasi untuk lebih merasakan gerakan otot kakinya sehingga ia lebih gesit dan punya keseimbangan yang lebih baik.
4. Stimulasi dengan Bermain Sambil Berdiri atau Mendorong
Kemampuan anak untuk berdiri juga dapat distimulasi dengan berbagai permainan yang dilakukan sambil berdiri. Misalnya, Parents bisa mengajak si kecil bermain kuda-kudaan, bersepeda, atau mendorong kursi/mainan yang bisa didorong-dorong.
Jika ingin bermain dorong-dorongan, Parents perlu memastikan jika mainan yang digunakan cukup kokoh untuk menahan berat badan si kecil.
5. Ajarkan si Kecil agar Jangan Takut Jatuh
Saat bayi berlatih berdiri dan berjalan, jatuh tidak bisa dihindari. Namun tidak mengapa, ini bagian dari proses pembelajaran si kecil.
Pastikan saja Parents selalu ada mendampingi, membantu si kecil bangun lagi dan menghiburnya saat ia menangis. Itulah mengapa, sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi bayi agar berbagai risiko kecelakaan dapat diminimalisir.
6. Tahapan Bayi Bisa Berdiri hingga Berjalan
Tonggak perkembangan yang berhubungan dengan kemampuan anak berjalan biasanya terlihat saat bayi berusia 1 tahun. Hal ini dapat dinilai dari beberapa tahapan kemampuan si kecil yang meliputi:
- Menarik tubuhnya untuk berdiri, biasanya dilakukan bayi dengan berpegang pada barang-barang di sekitarnya, seperti meja atau kursi. Ini merupakan tahap awal di mana bayi mengembangkan keterampilan berjalan.
- Berjalan sambil berpegangan pada furnitur, jika si kecil sudah mampu berdiri, selanjutnya ia akan belajar berjalan sambil berpegangan. Latihan sederhana bersama orang tua akan mendorong bayi untuk bergerak maju dengan beberapa langkah goyah.
- Mulai percaya diri mengambil beberapa langkah sendiri, seiring pertambahan usianya bayi semakin tergerak untuk berjalan menjelajahi berbagai hal di sekitarnya. Jika kemampuannya berjalan mulai terbentuk, di saat yang sama biasanya si kecil juga sudah bisa membungkuk dan jongkok.
Selain itu, ada tanda lain yang merupakan tanda bahwa si kecil akan segera bisa berjalan. Kerewelan dan tidur siang yang terlalu lama bisa menjadi petunjuk dalam hal ini.
Faktanya, berjalan adalah tonggak perkembangan besar yang sering disertai dengan lompatan perkembangan lainnya. Otak dan tubuh bayi pun bisa bekerja dua kali lipat, menyebabkan anak menjadi sedikit lebih rewel dan pola tidurnya juga berubah.
Artikel terkait: Baby walker dilarang oleh dokter anak, ini penjelasannya
Hal yang Harus Parents Perhatikan Ketika Bayi Belajar Berdiri
Pada dasarnya, setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda. Nah, yang menjadi tugas orang tua adalah memberi si kecil banyak kesempatan yang aman dan menyenangkan untuk berlatih selama waktu bermain.
Jadi, jangan terlalu cemas jika kemampuan si kecil tidak seperti teman sebayanya. Tidak perlu pula terlalu dipaksakan, karena bayi akan mempelajari keterampilan berjalan secara naluriah.
Terkadang, kemampuan bayi berdiri lebih awal atau lebih lambat dikaitkan dengan tingkat kecerdasan anak di kemudian hari. Faktanya, hingga saat ini tidak ada penelitian ilmiah yang mendukung statement tersebut.
Studi yang dilakukan di Swiss pada tahun 2013 menemukan bahwa anak-anak yang mulai berjalan lebih awal tidak memiliki kinerja yang lebih baik dalam tes kecerdasan dan keterampilan motorik antara usia 7 dan 18 tahun jika dibandingkan dengan bayi yang tidak berjalan lebih awal.
Akan tetapi, jika Parents mendapati tanda-tanda berikut ada pada si kecil, sebaiknya segera bawa ia ke dokter anak:
- Bayi tidak bisa menahan beban tubuh di kakinya, kondisi ini menjadi pertanda mungkin si kecil tidak memiliki otot kaki yang cukup kuat.
- Si kecil tidak mampu duduk sendiri hingga usia 9 bulan, ini juga merupakan tanda kelemahan otot.
- Tubuh bayi tampak terlalu lemas atau terlalu kaku, kondisi tertentu dapat memengaruhi tonus otot bayi dan menyebabkan keterlambatan perkembangan.
Parents, itulah tadi ulasan yang sangat lengkap yang dapat menjawab pertanyaan umur berapa bayi bisa berdiri. Semoga bermanfaat!
Artikel diupdate oleh: Titin Hatma
Baca juga:
Kapan Normalnya Bayi Bisa Berjalan? Ini Tanda yang Harus Diperhatikan!
Penting! Kenali 5 Ciri Bayi Ingin Berjalan dan Tips untuk Mendukungnya
5 Cara Merangsang Si Kecil Cepat Berjalan, Wajib Diketahui Orangtua Baru
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.