Tidak hanya seorang wanita yang mengalami perubahan setelah melahirkan, tubuh pria juga mengalami perubahan biologis ketika sudah menjadi ayah.
Para ilmuwan baru mulai menemukan kalau baik pria maupun wanita mengalami perubahan pada hormon dan otak, yang menandai transisi dalam kehidupan menjadi orangtua.
Intinya, menjadi ayah adalah fenomena biologis seperti halnya menjadi seorang ibu. Apa saja perubahan yang terjadi tubuh pria saat menjadi ayah? Berikut ini ulasannya!
2 Perubahan Tubuh Pria Saat Menjadi Ayah
1. Testosteron tampak menurun
Testosteron merupakan hormon yang memainkan peran penting dalam perkembangan dan pubertas pada pria.
Dalam sebuah yang diterbitkan pada 2011, Dr. Lee Gettler, Ph.D., seorang antropolog Amerika, menyatakan bahwa dari penelitian selama lima tahun terhadap 465 pria yang menjadi ayah, mereka mengalami penurunan hormon testosteron yang lebih signifikan dibandingkan para pria yang tetap lajang atau sudah menikah.
“Kami menemukan bahwa jika ayah baru memiliki testosteron yang lebih rendah sehari setelah bayi mereka lahir. Mereka melakukan lebih banyak tugas pengasuhan dan tugas rumah tangga yang berhubungan dengan bayi beberapa bulan kemudian,” kata Dr. Gettler.
Namun, semakin besar pria mengalami penurunan testosteron, semakin besar ia memproduksi hormon lain, yaitu oksitosin dan dopamin ketika berinteraksi dengan anaknya.
Oleh karena itu, merawat anak tidak hanya menguatkan bonding tetapi juga peningkatan neurokimiawi, yang mendorong perasaan bahagia, puas, dan hangat.
2. Perubahan pada otak
Otak juga tampak mengalami perubahan struktural untuk memastikan ayah mendapatkan keterampilan mengasuh anak. Pada tahun 2014, Dr. Pilyoung Kim, Ph.D., seorang ilmuwan saraf perkembangan di The University of Denver, membuat penelitian kecil dengan memeriksa 16 orang ayah melalui mesin MRI.
Pemeriksaan tersebut dilakukan dua kali. Pertama, saat ayah baru memiliki anak dua hingga empat minggu pertama kehidupan bayi mereka, dan kedua pada saat usia bayi 12 dan 16 minggu.
Dr. Kim menemukan perubahan otak yang mencerminkan hal-hal yang sebelumnya terlihat pada ibu baru. Yaitu area-area tertentu di dalam bagian otak yang terkait dengan kelekatan, pengasuhan, empati dan kemampuan untuk menafsirkan dan bereaksi secara tepat terhadap perilaku bayi.
Hasil MRI menemukan lebih banyak area abu-abu dan putih pada otak para ayah saat usia bayi mereka 12 dan 16 minggu, dibandingkan ketika usia bayi 2-4 minggu.
Dr. Kim percaya bahwa perubahan di area otak ini mencerminkan peningkatan keterampilan yang terkait dengan pengasuhan anak, seperti cara mengasuh dan memahami kebutuhan bayi.
Shir Atzil, Ph.D., psikolog yang memimpin penelitian ini, percaya bahwa otak para ayah telah beradaptasi dengan cara yang serupa, tetapi berbeda untuk memastikan bahwa mereka dapat terikat dengan merawat bayi mereka, meskipun tidak melahirkan mereka.
“Berarti baik ibu maupun ayah dipersiapkan untuk menunjukkan tingkat motivasi dan penyesuaian yang serupa dengan bayi,” kata Dr. Atzil.
Parents, sudah merasakan dua perubahan di atas? Pasti akan menjadi perubahan yang menyenangkan ya.
Baca juga:
6 Tipe Pria yang bisa Menjadi Ayah Terbaik, Suami Bunda Termasuk Nggak?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.