Perjalanan menjadi ibu tunggal atau single mom memang bukanlah hal yang mudah. Terlebih lagi, proses yang menjadikan Anda seorang orang tua tunggal seringkali merupakan situasi yang stressful, misalnya mengalami kematian pasangan, perpisahan, atau perceraian. Karena itu, kemampuan untuk mengetahui tips mengelola stres sangat diperlukan untuk para ibu tunggal.
Jumlah Ibu Tunggal Lebih Banyak dari Ayah Tunggal
Melansir dari klikdokter, jumlah keluarga yang dikepalai ibu tunggal lebih banyak daripada ayah tunggal. Menurut catatan Census Bureau di Amerika Serikat, jumlah ibu tunggal di negeri Paman Sam menyentuh angka 8,5 juta keluarga.
Jumlah tersebut tiga kali lebih banyak dibanding jumlah ayah tunggal yang angkanya hanya 2,5 juta keluarga. Sebanyak 51 persennya di antaranya merupakan single mom yang terdampak perceraian ataupun pasangan meninggal.
Lalu, bagaimana dengan kondisi di negara kita? Dari penelitian berjudul Pola Pengasuhan Anak yang Dilakukan oleh Single Mother (Kajian Fenomenologi tentang Pola Pengasuhan Anak yang Dilakukan oleh Single Mother di Kelurahan Sukoharjo), perceraian adalah salah satu penyebab tingginya angka ibu tunggal di Indonesia.
Namun bagaimanapun baik perceraian, perpisahan, dan kehilangan sudah membuat stres mereka sendiri. Menjadi orang tua tunggal saat mengalami perubahan hidup semacam ini dapat menambah stres lebih lanjut.
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan ibu tunggal untuk membantu mengelola stres mereka dan menghindari burnout. Berikut adalah beberapa kiat-kiatnya:
Tips Mengelola Stres Seorang Ibu Tunggal atau Single Mom
1. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Seorang ibu tunggal hendaknya mencoba menyisihkan waktu, walaupun hanya sebentar untuk melakukan sesuatu yang mereka sukai, seperti membaca buku atau mengunjungi teman.
Konon, menemukan waktu untuk diri sendiri ketika Anda membesarkan anak-anak sendirian tidak selalu mudah. Anda dapat meminta teman atau anggota keluarga untuk menonton anak-anak saat Anda beristirahat, atau membiarkan anak-anak menikmati film sambil bersantai dengan buku. Lakukan apa yang berhasil untuk keluarga Anda dan diri Anda sendiri.
Artikel terkait: Curhat Seorang Ibu Tunggal: “Berat Menanggung Kesepian, Tapi Saya Merasa Bebas”
2. Hilangkan Rasa Bersalah
Tidak peduli apa alasan Anda untuk menjadi seorang ibu tunggal, Anda mungkin juga merasakan rasa bersalah, misalnya tentang bekerja terlalu banyak, tidak memiliki cukup waktu atau uang, yang membuat Anda merasa bersalah kepada anak Anda karena “retak” rumah tangga Anda.
Untuk itu Anda perlu menghilangkan rasa bersalah. Untuk orang tua tunggal yang berjuang dengan kesehatan mental mereka, menemukan kegiatan yang menyenangkan dan santai yang berpusat pada hal-hal yang mereka sukai dapat membantu mereka merasa seimbang dan terpenuhi di luar peran mereka sebagai orang tua.
Jangan menganggap kegiatan ini sebagai kesenangan yang mengambil barang-barang dari anak-anak Anda. Kesehatan mental Anda juga memengaruhi kesehatan mental anak-anak Anda. Melindungi kesejahteraan Anda juga penting untuk kesejahteraan anak Anda.
3. Tetapkan Batasan akan Apa yang Boleh dan Tidak Boleh
Penting bagi orang tua tunggal untuk menetapkan batasan tentang apa yang dapat dan tidak dapat mereka terima. Jangan biarkan orang lain memanfaatkan waktu atau energi Anda.
Seorang ibu tunggal terkadang menjadi sasaran penilaian yang lebih besar mengenai pilihan dan keputusan pengasuhan mereka, jadi penting untuk menjelaskan kepada orang lain bahwa Anda tidak menerima atau menerima pengawasan seperti itu.
Menetapkan batasan untuk diri sendiri akan membantu Anda mengatur waktu dan energi sehingga Anda tidak kewalahan. Ini juga akan membantu Anda menemukan lebih banyak keseimbangan dalam hidup Anda.
Artikel terkait: Beratnya jadi seorang ibu tunggal, ibu ini berbagi pengalamannya
4. Tetap Pertahankan Pandangan yang Positif
Setiap ibu pasti selalu ingin memberikan yang terbaik untuk sang buah hati. Namun, terkadang masih ada ketakutan tersendiri apakah cinta ibu telah cukup bagi buah hati. Ketakutan ini pun semakin bertambah dengan adanya standar atau stereotype kesempurnaan seorang ibu di mata mayoritas masyarakat. Akibat standar inilah, muncul tekanan sosial yang kerap membuat para ibu khususnya para ibu tunggal menjadi tidak percaya diri.
Menurut Putu Andani, M.Psi, Psikolog & Co-Founder Tiga Generasi, dalam acara peluncuran kampanye terbaru #CintaBundaSempurna bersama Nestlé DANCOW FortiGro beberapa waktu lalu, dalam melakukan pengasuhan ibu tidak perlu berpatokan pada standar kesempurnaan seorang ibu di mata masyarakat maupun terusik stereotype yang ada. Justru standar ini dapat memunculkan tekanan sosial yang membuat rasa percaya diri ibu terus menurun.
“Lama-lama kita merasa semakin jauh dari sempurna. Merasa stres dan kalau berkepanjangan bisa menjadi burn out bahkan depresi,” ujar Putu Andani menjelaskan mengapa para ibu juga perlu menghargai diri dan keadaannya.
Pembicaraan diri yang negatif dapat berdampak buruk pada kepercayaan diri Anda sebagai orang tua dan merusak kesejahteraan mental Anda. Menurut penelitian, orang tua yang cemas cenderung lebih memperhatikan ancaman dan informasi negatif. Kecemasan dan kenegatifan ini kemudian dapat meluas ke interaksi mereka dengan anak-anak mereka
Berusahalah untuk menghindari hal-hal negatif, baik yang datang dari diri sendiri maupun dari pengaruh luar.
5. Menyesuaikan Prioritas Anda
Jane Mattes, psikoterapis New York City dan pendiri Single Mothers by Choice mengatakan banyak ibu tunggal yang jatuh ke dalam perangkap sebagai superwoman, merasa bahwa selain bekerja sepanjang hari, mereka harus menjaga rumah yang bersih, menyiapkan makanan dan kebutuhan anak-anaknya.
Tetapi ibu tunggal harus realistis tentang apa yang mereka bisa dan tidak bisa dicapai dalam satu hari. Terlebih mereka seharusnya tidak merasa seolah-olah harus memberikan kompensasi berlebihan hanya karena mereka orangtua yang bercerai atau berpisah.
Anda perlu menurunkan harapan Anda dan memberikan diri Anda istirahat. Tidak perlu sempurna dalam segala hal. Karena pada akhirnya, sebagai seorang ibu, harus memiliki prioritas dari apa yang diinginkan dan diharapkan. Selain memenuhi kebutuhan cinta si kecil, ibu juga perlu memenuhi kebutuhan dirinya sendiri yang kerap terlupakan untuk dipahami dan didengar.
“Dari banyaknya ekspektasi untuk anak dan diri sendiri, harus diinternalisasi lagi. Misalnya prioritas untuk optimalisasi gizi anak yang utama, dan jangan lupa internalisasi ekspektasi buat ibunya juga, seperti memanajemen guilty feeling,” ucap Putu.
Artikel terkait: Mom Guilt, Rasa Bersalah Karena Merasa Tak Mampu Jadi Ibu yang ‘Baik’
6. Membangun Support System yang Baik
Semua orangtua tunggal membutuhkan bantuan, apakah seseorang untuk mengawasi anak saat Anda sedang bertugas atau seseorang yang bisa diajak bicara ketika Anda merasa kewalahan.
Terutama saat Anda memiliki bayi, pada saat itu Anda membutuhkan dukungan orang lain untuk menguatkan dan membantu Anda. Sebagai ibu tunggal, hal wajar jika Anda merasa kelelahan, stres dan emosional, karena Anda harus mengerjakan semuanya sendiri.
“Support system itu harus dicari. Menurut jurnal juga kita adalah makhluk sosial. Mau nggak mau kita butuh seseorang, kita harus mencari, karena itu bentuk usaha untuk mendukung kita sendiri. Kita juga harus sharing, brainstorming dan lihat dari sudut pandang orang lain sehingga kemudian kita akan mendapat insight,” ujar Putu Andani.
Menurut penulis Sheila Ellison dari buku The Courage to be a single mother mengatakan, bahwa sebagai orangtua tunggal sering kali merasakan terisolasi dan kewalahan, jadi penting untuk merasa bahwa Anda memiliki semacam komunitas di belakang Anda.
Anda juga bisa membangun support system yang terdiri dari sahabat, orang tua Bahkan grup online. Karena sahabat atau orang tua akan mengingatkan Anda dan memberikan semangat untuk Anda dan juga bisa membantu Anda untuk menjaga anak-anak Anda.
#CintaBundaSempurna Wujud Komitmen Nestlé DANCOW FortiGro Mendukung Peran Ibu yang Tanpa Batas
Berbicara mengenai support system, melalui kampanye #CintaBundaSempurna, Nestlé DANCOW FortiGro berkomitmen menjadi sahabat terbaik, sistem pendukung para ibu dalam membantu memberikan nutrisi penting untuk pertumbuhan optimal buah hati.
“Melalui kampanye yang menggandeng para ahli dari berbagai bidang dan komunitas, kami berharap dapat terciptanya sebuah support system yang dapat dimanfaatkan para ibu untuk merasa aman dan nyaman serta mendorong rasa percaya diri untuk memberikan kasih sayang maksimal bagi buah hati mereka,” tutup Ganesan Ampalavanar, Presiden Direktur PT Nestlé Indonesia.
Langkah nyata selanjutnya dari kampanye #CintaBundaSempurna ialah bekerja sama dengan komunitas Single Moms Indonesia (SMI) untuk memfasilitasi komitmen pemberdayaan dan dukungan yang akan memberi edukasi serta pelatihan bisnis bagi para ibu tunggal.
“Melalui kampanye ini, SMI berkolaborasi dengan Nestlé DANCOW FortiGro dan Meta untuk meluncurkan digital book yang dapat diakses secara bebas sebagai bentuk dukungan terhadap pentingnya peran ibu dalam pertumbuhan buah hati,” jelas pendiri SMI Maureen Hitipeuw.
“Kami berharap berbagai program yang dihadirkan dapat semakin memberdayakan para ibu, khususnya para bunda tunggal yang menjadi anggota kami serta semakin meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam membesarkan sang buah hati,” sambungnya.
***
Demikianlah beberapa tips bantu mengelola stres untuk para ibu tunggal. Tantangan mengasuh sebagai ibu tunggal bisa membuat stres bahkan burnout, namun dengan perencanaan, support system, dan strategi mengelola stres yang efektif, Anda dapat memastikan bahwa Anda memiliki apa yang Anda butuhkan untuk berkembang. Semoga informasi di atas bermanfaat.
Baca juga:
Bukan Proses yang Mudah, Lakukan 5 Cara Ini Agar Selalu Menjadi Ibu Bahagia Sepanjang Masa
Keren! Ini 10 Kelebihan dari Sosok Single Parent Menurut Psikolog
Pernah Kandas, Coba 7 Pertimbangan Ini untuk Keputusan Menikah Lagi Bagi Single Parents
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.