Menjadi seorang ibu adalah perubahan yang besar bagi seorang perempuan, baik secara fisik maupun mental. Beragam tantangan kerap hadir saat kita berusaha menjalankan peran sebagai seorang ibu, termasuk mom guilt atau rasa bersalah yang terlalu berlebihan.
Apa itu mom guilt?
Masyarakat kerap kali memiliki standar yang tinggi untuk seorang perempuan, terlebih ketika ia sudah menjadi seorang ibu.
Perempuan diharapkan bisa menjadi mandiri, sekaligus mengurus rumah dan keluarga. Perempuan dituntut untuk bisa berdiri di kakinya sendiri, tanpa bergantung kepada suami, namun tetap harus menjadi ibu yang ‘sempurna’. Oleh karena itu, perasaan bersalah cenderung lebih umum terjadi di kalangan perempuan.
Mom guilt atau perasaan bersalah yang dirasakan ibu adalah perasaan dimana seorang ibu merasa tidak mampu melaksanakan perannya dengan baik sebagai orangtua.
Sumber: Freepik
Artikel Terkait: 7 Momen Terindah dan Tak Terlupakan Saat Kita Menjadi Ibu
Ada ibu yang kerap merasa bersalah karena harus menyeimbangkan peran sebagai orangtua dan dirinya sendiri, dan ada pula yang merasa bukan ibu yang baik karena tidak bisa menghabiskan waktu bersama anak dan harus memprioritaskan pekerjaan.
Rasa bersalah pada dasarnya adalah sesuatu yang normal. Namun, mom guilt menjadi masalah ketika Bunda menghabiskan terlalu banyak waktu untuk memusingkan hal-hal yang sebenarnya remeh.
Bisa saja Bunda merasa bukan seorang ibu yang baik karena melahirkan lewat operasi caesar, atau ketika Bunda memberikan susu formula kepada bayi. Bahkan, hal sederhana seperti merasa bersalah karena memberikan anak tontonan Youtube agar tidak rewel.
Penyebab
Mom guilt ini bisa muncul kapan saja, dan bisa dipicu oleh berbagai macam hal. Berikut adalah beberapa penyebab umum dari mom guilt.
1. Sulit Mengontrol Emosi
Sumber: Shutterstock
Banyak ibu yang bertindak dalam kemarahan kemudian mengungkapkan rasa bersalah atau penyesalan yang sangat besar kemudian.
Mengalami emosi-emosi seperti marah atau kesedihan yang besar adalah hal yang normal. Namun, Parents perlu mengetahui cara untuk mengendalikan emosi. Ekspresi emosional yang sehat dapat membantu Parents menyeimbangkan kembali perasaan yang dirasa.
Luangkan waktu sejenak untuk memeriksa diri sendiri mengenai suasana hati untuk membantu mendapatkan kontrol. Parents bisa mencoba teknik pernapasan sederhana yang bisa membantu meredakan emosi yang intens dan mencegah reaksi ekstrim seperti kekerasan.
2. Kesibukan Memicu Mom Guilt
Semakin banyak tuntutan dan tekanan yang diberikan kepada seorang ibu, maka semakin tinggi pula kemungkinan ketidakhadirannya secara fisik dan mental. Hal ini seringkali terjadi pada orangtua yang bekerja.
Sulitnya untuk mengatur waktu menjadi masalah besar untuk hal ini. Perlu diketahui bahwa tidak apa-apa untuk ‘istirahat’ sebentar. Mungkin sulit untuk menjadi karyawan teladan dan ibu idaman dalam waktu bersamaan, sehingga aturlah mana yang menjadi prioritas untuk saat ini.
Menjadi seorang ibu berarti prioritas Anda sudah berubah. Tidak ada salahnya untuk mundur selangkah dan mengevaluasi terlebih dahulu sebelum melanjutkan melangkah maju.
Artikel Terkait: 5 Tips Menjadi Ibu Rumah Tangga yang Sukses dan Bahagia
3. Mitos-Mitos
Banyaknya mitos-mitos parenting yang beredar di masyarakat seringkali membuat orangtua baru bingung dan merasa bersalah jika kemudian tidak bisa memenuhi ekspektasi sekitarnya. Ada banyak mitos seputar kehamilan, persalinan, menyusui, dan masih banyak lagi sepanjang perjalanan menjadi orangtua.
Salah satu mitos terbesar yang menyebabkan ibu baru mengalami depresi adalah anggapan bahwa sebagai ibu, mereka harus tahu segalanya tentang cara merawat bayi. Pada kenyataannya, insting keibuan adalah naluriah dan ikatan dengan anak akan terjalin seiring dengan waktu, begitu pula dengan pengetahuan kita mengenai serba-serbi menjadi orangtua.
4. Membanding-Bandingkan
Sumber: Freepik
Ada kalanya kita cenderung membandingkan diri dengan pencapaian orang lain. Melihat ibu lain yang tampak begitu sempurna di sosial media, dengan rumah yang selalu rapih, pintar memasak, anak-anak yang penurut, dicintai suami, dan lain-lainnya bisa menimbulkan perasaan inferior yang berujung kepada mom guilt.
Jika sosial media membuat Anda merasakan hal ini, mungkin ada baiknya untuk melakukan ‘puasa’ sosial media terlebih dahulu untuk fokus pada diri Anda sendiri. Hidup bukanlah sebuah kompetisi.
Selain itu, ketika Bunda memiliki lebih dari dari satu anak, mungkin sulit untuk tidak membandingkan pengalaman dan kepribadian masing-masing anak. Mom guilt bisa muncul ketika Bunda merasa kurang dekat dengan salah satu anak dibanding yang lainnya.
Sangat penting untuk berhati-hati dan memerhatikan bagaimana hubungan Bunda dengan masing-masing anggota keluarga. Pastikan setiap anak memiliki waktunya sendiri dengan Bunda.
Bahaya
Rasa bersalah yang tidak terkendali ini bahkan bisa berbahaya, menyebabkan perilaku yang tidak sehat.
Sejumlah masalah kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, bahkan disosiasi bisa menjadi respon terhadap rasa bersalah ini. Trauma masa lalu dan stres juga bisa menjadi faktor yang menimbulkan rasa bersalah yang berlebihan.
Penelitian juga menunjukkan bahwa ketika rasa bersalah ibu diabaikan atau tidak ditangani dengan benar, ibu bisa merasa lelah dan kewalahan dalam mengelola kebutuhan mental diri sendiri dan anak-anak.
Cara Mengatasi Mom Guilt
Berikut adalah beberapa tips yang bisa diterapkan untuk mengatasi mom guilt yang sedang Bunda alami.
1. Maafkan Diri Sendiri
Sumber: Shutterstock
Berilah ruang untuk memaafkan diri atas kesalahan yang sudah diperbuat, cintai diri Anda sendiri lebih dalam, dan bukalah peluang untuk berkembang. Ingatlah bahwa semua orang melakukan kesalahan, namun mereka yang sukses belajar dari kesalahan.
2. Berbagi Perasaan
Sumber: Shutterstock
Hindari menyimpan rasa sedih sendirian. Cobalah berbagi perasaan dengan pasangan atau orang terdekat yang menjadi support system Bunda. Ingat, tidak ada orang yang bisa membaca pikiran, sehingga apa yang Bunda butuhkan dan rasakan perlu untuk dikomunikasikan.
3. Hindari Ekspektasi yang Terlalu Tinggi untuk Mencegah Mom Guilt
Sumber: Shutterstock
Mengasuh anak tidak selalu selamanya menyenangkan seperti yang dibayangkan. Akan ada saat-saat dimana Bunda diuji dengan berbagai tantangan.
Siapkan diri untuk kemungkinan-kemungkinan yang tidak menyenangkan dan jangan lupa untuk mengontrol dan mengelola emosi dengan baik.
Ingatlah bahwa tidak ada buku panduan atau aturan baku dalam mengasuh anak. Carilah apa yang cocok untuk keluarga karena Bunda dan anak-anak memiliki kepribadiannya tersendiri. Jangan lupa bahwa apa yang berhasil untuk orang lain belum tentu berhasil untuk kita.
4. Selesaikan Masalah Satu per Satu
Sumber: Shutterstock
Kehidupan akan selalu penuh dengan masalah, termasuk dalam mengasuh dan merawat anak-anak. Kadang-kadang masalah hadir tanpa menunggu masalah lainnya selesai. Ibu seringkali merasa kewalahan dalam menghadapi masalah yang bertubi-tubi tersebut.
Akan jauh lebih baik jika Bunda fokus untuk mengatasi satu masalah dalam satu waktu hingga tuntas. Cobalah untuk tenang dan pusatkan perhatian kepada apa yang harus ditangani secepatnya terlebih dahulu.
Artikel Terkait: Haruskah Menjadi Ibu yang Galak Untuk Mendisiplinkan Anak?
5. Ingat Siapa Diri Anda
Sangat mudah untuk kehilangan diri sendiri ketika disibukkan dengan peran sebagai orangtua. Cobalah untuk meluangkan waktu melakukan hal-hal yang Parents sukai, misalnya melakukan hobi lama atau mencoba sesuatu yang membuat penasaran.
Ikutilah komunitas untuk bertemu dengan banyak orang dan mengeksporasi minat Bunda sekaligus bersosialisasi. Ingatlah siapa diri Anda selain sebagai seorang ibu dari anak Anda.
6. Mengatasi Mom Guilt dengan Jadwalkan Me-Time
Sumber: Freepik
Istirahat dan relaksasi adalah keharusan yang harus dilakukan dalam menghadapi mom guilt. Baik ibu bekerja atau ibu rumah tangga, perlu sesekali melepaskan diri dari kewajiban, meluangkan waktu untuk diri sendiri.
Ibu yang memiliki cukup me-time dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas secara keseluruhan di berbagai bidang kehidupan.
7. Berbagi Tanggung Jawab dan Bantuan
Jangan memaksakan diri untuk mengerjakan segala sesuatunya sendirian. Cobalah untuk berbagi tugas dan tanggung jawab bersama pasangan. Mintalah bantuan kepada keluarga atau kerabat jika merasa tidak mampu mengerjakan sesuatu. Selain meringankan beban Anda, hal ini juga bermanfaat untuk relasi Anda dengan orang lain.
8. Jangan Bertahan dalam Lingkungan yang Negatif
Tidak ada salahnya untuk menghindari orang, bahkan keluarga, yang membuat Bunda merasa bersalah atau dihakimi. Kelilingilah diri Bunda dengan orang-orang yang positif dan mendukung.
Hal ini bukan berarti memutus komunikasi atau silaturahmi, melainkan hindari obrolan atau suasana dimana Bunda merasa di-judge atau disalahkan.
Jika disimpan sendiri atau dibiarkan berlarut-larut, mom guilt bisa menyebabkan ibu merasa terisolasi dan menimbulkan dampak negatif untuk kesehatan mental. Penting untuk mencari bantuan profesional apabila dirasa hal tersebut sudah terlalu berlebihan dan menganggu berbagai aspek kehidupan sehari-hari.
Temukanlah support sistem yang baik, bisa dari keluarga, teman, maupun komunitas hingga bantuan profesional medis. Berkonsultasi dengan terapis juga bisa membantu mengelola perasaan dengan lebih baik lagi. Apakah Bunda pernah merasakan mom guilt?
***
Baca Juga:
“Menjadi ibu, proses belajar yang tak pernah usai,” ujar Bunda ini
Bukan Proses yang Mudah, Lakukan 5 Cara Ini Agar Selalu Menjadi Ibu Bahagia Sepanjang Masa
21 hal yang akan dialami oleh semua ibu, Bunda wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.