Naiknya angka kejadian Corona membuat kita harus berhati-hati, tak terkecuali ketika dalam kondisi hamil. Sebab, ibu hamil jadi salah satu golongan yang rentan di tengah masa pandemi ini. Lalu, bagaimana bila Bunda terinfeksi COVID-19 saat hamil? Apa saja yang sebaiknya dilakukan?
Terkait hal ini, theAsianparent Indonesia berdiskusi bersama dalam sesi Instagram Live (01/07) dengan salah satu dokter kandungan, juga ibu hamil yang menjadi penyintas COVID-19. Bersama dr. Gorga Udjung, SpOG selaku Dokter Kebidanan dan Kandungan serta Ardina Putri, ibu hamil yang berprofesi sebagai content creator.
Terinfeksi COVID-19 Saat Hamil, Apa yang Harus Dilakukan?
1. Mengapa Ibu Hamil Bisa Lebih Rentan Terinfeksi Virus Corona?
dr. Gorga: Sebetulnya kondisi hamil itu sendiri sudah termasuk salah satu komorbid selain penyakit lain seperti jantung, diabetes, juga penyakit penyerta lainnya. Maksudnya adalah seorang penderita komorbid bisa mengalami gejala yang lebih parah. Di sisi lain, sistem imunitas dan proses di tubuh bisa berubah ketika masa kehamilan. Ditambah lagi di kondisi sekarang ini sudah ada beberapa varian virus yang baru sehingga ibu hamil sebaiknya berhati-hati.
2. Saat Ibu Hamil Terinfeksi COVID-19, Sebaiknya Apa yang Harus Dilakukan, Dok?
dr. Gorga: Setelah positif Virus Corona sebaiknya memang harus ke dokter juga. Namun, bila melihat kondisi saat ini sebaiknya ke dokter bila mengalami gejala berat. Terkadang memang ada kasus tanpa gejala. Saat berkonsultasi ke dokter kita akan mengecek beberapa hal lain seperti kekentalan darahnya, sesak, dan rontgen bila perlu.
3. Bagaimana Perasaan Mba Ardina Ketika Mengetahui Positif COVID-19 Saat Hamil?
Ardina: Saat itu yang terpikirkan adalah agaimana kondisi anak, akan ikut terinfeksikah? Akhirnya sempat stres. Ternyata memang ibu hamil lebih rentan karena imunitasnya kurang. Berdasarkan pengalamanku pun hanya aku di antara anggota keluarga lain yang positif Corona.
4. Apakah Ibu Hamil Boleh Divaksin?
dr. Gorga: Bila di luar negeri, ada penelitian bahwa vaksin Pfizer dan Moderna boleh dilakukan pada ibu hamil, tetapi di Indonesia sendiri vaksin tersebut belum ada. Sedangkan di Indonesia yang beredar Sinopharm dan AZ yang sebetulnya relatif lebih aman. Hanya saja, kita belum memiliki data untuk ibu hamil sehingga di awal kita sepakat untuk menundanya dulu.
Nah, baru-baru ini keluar informasi dan anjuran baru bahwa ibu hamil bisa divaksin, khususnya bagi mereka yang memiliki komorbid. Sebab, ibu hamil khususnya akan lebih berisiko terkena COVID-19 tanpa ada proteksi.
Ardina: Dari pngalamanku pribadi, di keluarga ada yang sudah divaksin dan terinfeksi virus. Tapi, mereka merasakan gejala yang lebbih ringan. Jadi menurutku kehadiran vaksin ini memunculkan secerca harapan untuk kita agar lebih aman walaupun belum tentu tidak terpapar.
dr. Gorga: Msayarakat sebaiknya pun tidak takut. Sebab, bila sudah divaksin harapannya gejala yang dialami tidak lebih berat tidak sampai sesak napas, misalnya.
5. Bagaimana Sebetulnya Pengaruh COVID-19 pada Janin? Apakah Pasti Janin Akan Terinfeksi?
dr. Gorga: Belum ada penelitain bahwa Corona bisa berefek langsung pada janin, jadi jangan khawatir. Dalam sampel ketuban pun tidak ditemukan adanya Virus Corona. Tapi, efeknya menjadi tidak langsung, misalnya saat ibu sesak napas dan oksigen kurang akan bermasalah pada perkembangan janin.
6. Apakah Antivirus Diperbolehkan untuk Ibu Hamil yang Terinfeksi COVID-19?
dr. Gorga: Ada antivirus yang aman dan tidak aman untuk ibu hamil. Biasanya dokter juga akan melihat kondisi, ada kalanya diberikan antivirus bila gejalanya parah. Namun, dokter akan diberikan dulu obat suportif seperti multivitamin maupun obat yang aman lainnya.
Bila ibu hamil positif dan bergejala ringan, cukup untuk mengonsumsi multivitamin dan penuhi zat gizi yang baik, serta istirahat yang cukup. Sebaiknya tidak asal meminum obat, khususnya dalam keadaan hamil.
7. Apakah yang Sebaiknya Dilakukan Saat Ibu Hamil Kontak dengan Pasien Positif COVID-19 Menjelang Persalinan?
dr. Gorga: Ada baiknya ibu hamil skrinning 3-5 hari setelah kejadian. Setelahnya bila gejala ringan sebaiknya isolasi mandiri dahulu di rumah. Kebanyakan kehamilan trimester ketiga berisiko karena imunitasnya berubah.
Ardina: Waktu terkonfirmasi positif, aku pun bergejala ringan tidak sampai kehilangan indra atau demam terus menerus, jadi melakukan isolasi mandiri sambil istirahat dan minum multivitamin yang dianjurkan.
8. Saat Sudah Terkonfirmasi, Bagaimana Protokol untuk Pemeriksaan Diri dan Kehamilan Saat Positif?
dr. Gorga: Bila mengalami gejala ringan, sebetulnya masih bisa isolasi di rumah. Bila ada gejala seperti sesak dan saturasi oksigen di bawah 95 harus dirawat. Misalnya juga ada gejala tak kunjung reda seperti demam dan sesak, sebaiknya langsung ke rumah sakit. Untuk pemeriksaan rutin bisa melakukan konsultasi dokter via telepon, kecuali kondisi darurat seperti pecah ketuban, kontraksi, perdarahan, tekanan darah tinggi.
9. Bagaimana Panduan dan Protokol Saat Akan Melahirkan?
dr. Gorga: Jelang kelahiran dari rumah sakit harus ada aturan untuk diswab dan cek lab ulang. Adapun soal kelahiran sesar dan normal akan melihat situasi. Ibu hamil tidak harus selalu melahirkan secara sesar di tengah kondisi ini. Namun, fasilitas kesehatan harus bisa menyediakan ruangan tekanan negatif, bila ingin dilakukan persalinan normal untuk menghindari penyebaran aerosol saat mengejan
10. Apakah Ibu Hamil yang Positif Corona, Saat Ia Melahirkan Bisa Menyusui Bayinya?
dr. Gorga: Bisa, namun harus tetap melihat kondisi ibu. Bila kondisi dan gejalanya berat tidak dianjurkan. Bila masih memungkinkan seperti gejalanya ringan, bisa saja dilakukan asalkan ibu membersihkan dirinya dulu, menggunakan masker dua lapis, dan mematuhi protokol kesehatan lain.
11. Ada Kasus Ibu Hamil Positif Harus Melahirkan Lebih Awal, Mengapa Demikian?
dr. Gorga: Kemungkinan faktornya karena gejala berat seperti sesak, saturasi turun, sehingga berdampak pada janin bila didiamkan. Jadi, dokter biasanya akan melakukan lahir lebih awal supaya lebih aman.
12. Seperti Apa Tindakan Preventif untuk Ibu Hamil?
dr. Gorga: Sebaiknya melakukan vaksinasi dan tetap melakukan protokol kesehatan lainnya. Lalu, secepatnya skrinning bila melakukan kontak dengan orang yang positif. Di samping itu, selalu biasakan untuk mengonsumsi gizi seimbang dan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan.
Ardina: Kalau caraku juga selalu membiasakan pergi ke luar rumah di kondisi penting saja, selalu minum vitamin sebelum dan setelah ke luar, double masker, dan tidak sembarang membuka masker di tempat umum.
13. Apakah Reinfeksi COVID-19 pada Ibu Hamil Bisa Terjadi?
dr. Gorga: Risiko reinfeksi bisa dialami ibu hamil, begitu pun dengan ibu hamil yang sudah melakukan vaksin. Oleh karena itu, saat setelah vaksin kita tak boleh lengah.
Itulah berbagai penjelasan dan diskusi mengenai terinfeksi COVID-19 saat hamil. Semoga bermanfaat.
Baca Juga:
Perbandingan Jenis Vaksin COVID-19, Manakah yang Terbaik?
Memahami Angka Efikasi Vaksin COVID-19
Tok! Presiden Jokowi Gratiskan Vaksinasi COVID-19 untuk Masyarakat Indonesia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.