Sebagai seorang ibu, tentunya rasa sedih dan khawatir karena anak sakit pasti ada. Terutama di tengah wabah Virus Corona sekarang yang belum ditemukan vaksinnya. Pastinya tidak ada seorang ibu pun yang ingin anaknya, apalagi bayi terinfeksi COVID-19. Berbagai upaya akan dilakukan agar si bayi sembuh dari Virus Corona.
Menurut penelitian, dari semua kelompok umur, anak-anak memiliki risiko kematian terendah akibat COVID-19. Dikutip dari Detik, mereka memiliki tingkat yang lebih rendah pada spektrum yang lebih parah.
Sebuah penelitian yang mengamati 1.391 anak-anak yang melakukan kontak langsung dengan pasien kasus COVID-19 di China menemukan hanya 12 persen yang terinfeksi.
“Bukan karena anak-anak tidak terinfeksi, tetapi mereka terinfeksi pada tingkat yang jauh lebih rendah daripada kelompok usia yang lebih tua,” Profesor Collignon, professor penyakit menular di sekolah kedokteran Universitas Nasional Australia menyimpulkan.
Akan tetapi, menurut makalah Pediatrics, mereka yang berusia di bawah 1 tahun cenderung memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami kondisi yang parah atau kritis.
Bayi lahir prematur, terinfeksi Virus Corona
Bayi Tracy Maguire lahir lebih cepat delapan minggu. Sumber: BBC
Peyton, bayi dari Ibu Tracy Maguire, lahir lebih cepat delapan minggu sebelum perkiraan kelahiran. Berat badannya hanya 1,5 kg dan didiagnosis terinfeksi Virus Corona pada usia tiga minggu.
Tracy bercerita bahwa ia akan selamanya mengingat momen ketika dokter memasukkan alat tes swab ke dalam hidung bayi kecilnya yang berusia tiga minggu untuk mendeteksi adanya COVID-19.
“Itu adalah pertama kali saya melihat bayi saya menangis hingga berurai air mata,” ujarnya. “Saya memeluknya, saya menangis dan kami berusaha untuk saling menguatkan satu sama lain.
Beberapa minggu setelah kelahirannya, bayi perempuan itu menunjukkan gejala awal Virus Corona seperti hidung yang tersumbat dan batuk-batuk. Gejala tersebut nyaris luput dari perhatian ibunya.
Dikutip dari BBC, Tracy mengungkapkan bahwa putrinya adalah kasus pasien COVID-19 termuda di negaranya. Menurutnya hal ini sangat traumatis.
“Para dokter mencoba untuk membuat saya tenang, tetapi saya menangis tersedu-sedu. Saya berpikir sudah dalam tahap apa infeksi virusnya? Bagaimana cara ia bisa bertahan dari virus tersebut, sementara ia sangat mungil. Saya tidak tahu semuanya.” Tracy bercerita kepada BBC.
Ingin terus berada di sisi bayinya
Bayi Peyton dimandikan di rumah sakit. Sumber: BBC
Peyton diberikan steroid untuk membantu menguatkan paru-parunya dan dirawat dengan oleh perawat yang ada di NICU setelah ia dinyatakan positif mengidap COVID-19.
Meskipun begitu, setelah istirahat dan memulihkan diri dari operasi Caesar yang dijalaninya, Tracy diminta untuk pulang dan mengisolasi diri selama 14 hari, terpisah dari bayinya. Tentu saja sang ibu menolak keras hal tersebut.
“Saya memohon kepada dokter di telepon bahwa saya tidak ingin berpisah dengan anak saya,” ungkap Tracy. “Meskipun banyak perawat yang merawat bayi saya, saya adalah ibunya. Saya tidak mau berjauhan dengannya.” Tracy menambahkan.
Akhirnya dokter mengalah dan membolehkan Tracy untuk tetap di rumah sakit dan merawat bayinya. Namun suaminya, Adrian, tetap diminta untuk pulang dan melakukan 14 hari karantina untuk bisa bertemu kembali dengan bayinya.
Bayi Peyton akhirnya sembuh dari Virus Corona
Peyton baru berusia 3 minggu. Sumber: BBC
Meskipun angka kematian karena COVID-19 di Skotlandia terus bertambah setiap harinya, bayi Peyton berhasil sembuh. Ia dan Tracy diperbolehkan pulang pada Senin lalu. Ayahnya, Adrian, sekarang menggendongnya untuk pertama kali sejak meninggalkan rumah sakit.
“Dari sudut pandang Adrian, saya pikir ia merasa tidak berguna, pertama bayinya lahir terlalu cepat lalu ketika istrinya tidak berdaya di rumah sakit ia tidak bisa mendampingi kami.” Tracy berkata.
Setelah terbiasa dengan kehidupan di rumah yang tentu berbeda dengan sebelumnya, Tracy dan keluarganya memuji dokter dan perawat di rumah sakit yang membantu mendampingi mereka melalui kelahiran yang sulit dan setelah kelahiran yang juga menguras tenaga dan emosi.
“Mereka (para dokter dan perawat) melakukan pekerjaan yang luar biasa melelahkan. Mereka mempertaruhkan nyawa untuk memastikan bayi saya mendapat cukup minum dan membantu saya untuk mendekapnya agar ia tetap hangat,” ungkap Tracy menyatakan kekagumannya.
“Ini sangat menakjubkan, Anda tidak akan mengerti bagaimana Anda bisa begitu berhutang budi seperti ini kepada orang. Peyton adalah yang paling penting untukku di dunia ini dan aku mempercayakannya untuk dirawat oleh para dokter dan perawat,” lanjutnya.
“Ibu-ibu, tidak perlu khawatir. Anda bisa mempercayai para tenaga medis seutuhnya karena mereka melakukan pekerjaan yang bagus.” Tracy menutup ceritanya.
Sumber: Detik.com, BBC
Baca juga:
Bayi Prematur: Penyebab, Komplikasi, dan Penanganannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.