Kehamilan pertama adalah saat-saat paling membahagiakan bagi sepasang suami istri. Namun, tak semua pasangan beruntung bisa mengantar sang buah hati hingga terlahir ke dunia. Ini pula yang dialami oleh Ardina Putri, seorang selebgram yang juga anggota komunitas Indovidgram.
Ia sempat mengalami blighted ovum atau kehamilan kosong ketika mengandung anak pertama. Bagaimana perjuangan Dina untuk pulih? Inilah kisah Dina, selebgram jenaka yang merupakan salah satu penyintas blighted ovum.
Kisah Ardina Putri Mengalami Blighted Ovum, “Tidak Ada Tanda-Tanda Sama Sekali”
Sumber: Instagram/@ardinhai
Blighted ovum atau hamil kosong adalah kondisi ketika kantung kehamilan ternyata tidak berisi embrio. Dalam dunia medis, kondisi ini disebut juga anembryonic gestation yang acap kali menyebabkan ibu hamil mengalami keguguran pada trimester awal kehamilan.
Kondisi ini bisa menimpa siapa saja. Ardina Putri, salah seorang selebgram anggota komunitas Indovidgram adalah satu dari sekian banyak perempuan yang mengalaminya. Ia mengalami blighted ovum ketika mengandung anak pertama.
Dina, begitu ia akrab disapa, menikah dengan kekasihnya, Dhino Haryo, pada tanggal 8 Agustus 2020 setelah 8 tahun berpacaran. Usai berbulan madu, ia pun mulai merasakan tanda-tanda kehamilan. Ia terlambat datang bulan 4 hari dan langsung memeriksakan kehamilan. Hasilnya positif.
“Aku tahu pas hamil pas telat 4 hari. Testpack-nya positif, terus ke dokter pas usia 4 weeks sudah ada kantung janinnya,” kata Dina kepada theAsianparent Indonesia.
Saat itu, dokter pun mengatakan bahwa kondisi kehamilannya baik-baik saja. Ia juga sama sekali tak merasakan tanda-tanda bahwa dirinya mengalami hamil kosong.
“Enggak ada sama sekali, benar-benar normal. Tapi sebelum tes, pernah mimpi pas USG enggak kelihatan gitu baby-nya kayak enggak mau kelihatan,” ungkapnya.
“Aku Sempat Merasa Bersalah,” Cerita Ardina Putri
Sumber: Instagram/@ardinhai
Dina mengalami emosi yang naik turun dalam tempo yang cukup berdekatan. Perasaan gembira yang ia rasakan di awal kehamilan segera berubah menjadi duka tatkala mengetahui kantung janinnya kosong. Ia juga sempat merasa bersalah ketika mengetahui kenyataan pahit yang menderanya.
“Sedih pastinya. Aku sampai nangis berhari-hari karena merasa bersalah,” kata Dina.
Dalam kasus blighted ovum, tak sedikit memang perempuan yang dihantui rasa bersalah. Octavia Cannon, seorang obgyn di Arboretum Obstetrics & Gynaecology di Charlotte, Carolina Utara, Amerika Serikat (AS) mencatat, perempuan yang mengalami hamil kosong termasuk rentan terkena postpartum depression.
Gejala yang dialami biasanya mulai dari sulit tidur, kelelahan, tidak nafsu makan, sering menangis, hingga keinginan menyakiti diri sendiri, serta menjauh dari orang-orang terdekat. Dina beruntung karena ia mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarganya.
“Semuanya menguatkan aku karena semuanya bukan salahku. Karena memang ternyata Allah punya rencana yang lebih baik pasti nanti. Waktunya saja memang belum tepat mungkin,” ungkapnya.
Harus Jalani Kuret untuk Membersihkan Kantung Janin
Sumber: Instagram/@ardinhai
Usai didiagnosis mengalami blighted ovum, dokter pun meminta Dina untuk menjalani kuret. Tindakan ini diperlukan untuk mengangkat kantung janin yang masih bertahan di perutnya. Ia juga sempat mengalami perdarahan selama 3-5 hari pasca tindakan kuret.
“Setelah divonis BO [blighted ovum] aku menjalankan kuret. Setelah itu aku perdarahan sekitar 3-5 hari, terus berhenti, dan tepat 1 bulan after kuret aku keluar darah lagi seperti menstruasi biasanya,” katanya.
Menstruasi pertamanya setelah tindakan kuret juga lebih banyak dari biasanya. Total 9 hari ia harus menjalani datang bulan.
“Mensnya lebih banyak dari biasanya sekitar 9 hari dan mengeluarkan polyp (kayak gumpalan daging yang isinya darah gitu). Kata dokterku itu bagus bisa keluar sendiri, karena kalau terus di dalam katanya akan susah hamil,” tuturnya.
Dina Berhasil Hamil Lagi, tetapi Sempat Positif COVID-19
Sumber: Instagram/@ardinhai
Di awal tahun 2021, Dina dan suaminya kembali mendapatkan kabar gembira. Ia berhasil hamil lagi persis sebelum memasuki bulan Ramadan tahun ini. Namun, ia sempat menjalani kehamilan kedua dalam kondisi positif COVID-19.
“Di keluarga hanya aku yang positif, mungkin karena aku lagi hamil jadi imunnya turun dan enggak kuat buat lawan virusnya. Aku enggak ada gejala apa pun, cuma tenggorokan enggak enak aja gatel rasanya kayak mau batuk gitu, indra penciumanku juga masih berfungsi dengan baik,” ungkapnya via Instagram @ardinhai.
Lantaran gejala yang ia rasakan cukup ringan, Dina memutuskan untuk isolasi mandiri di rumah. Ia juga tidak mengonsumsi obat-obatan dan hanya rutin meminum vitamin C, D dan E. Kini, ia pun sudah dinyatakan negatif dan bisa kembali menjalankan aktivitas seperti biasa.
Saat ini usia kandungan Dina telah menginjak 15 minggu. Dari hasil pemeriksaan, dokter menyatakan kondisi janinnya sehat dan normal. Ia bahkan sudah bisa mendengar detak jantung buah hatinya.
“Kemarin sudah tes darah lengkap dan torch untuk trisemester pertama dan hasilnya normal dan baik,” ungkapnya.
Sebagai penyintas blighted ovum, ia sempat merasakan kekhawatiran bakal mengalami peristiwa yang sama. Namun, rasa khawatir itu berhasil ia tepis demi menjaga kesehatan diri dan bayinya.
“Karena yang namanya pernah kejadian jadi rada worry, cuma enggak berlebihan khawatirnya. Takut itu perlu buat kita lebih aware sama anak dan diri sendiri juga. Cuma jangan berlebihan pokoknya,” pungkasnya.
Keguguran tentunya bukan pengalaman yang mudah bagi seorang perempuan. Dukungan dari suami dan orang-orang terdekat sangat penting untuk mencegah para penyintas mengalami depresi.
Semoga kisah Ardina Putri bisa menginspirasi para Bunda yang mengalami kisah serupa, ya. Kuat dan segera pulih! Untuk Dina, semoga kehamilannya lancar hingga persalinan!
Baca juga:
Berhasil Punya Bayi Setelah 2 Kali Alami Blighted Ovum
6 Hal yang Perlu Bunda Ketahui Tentang Penyebab Blighted Ovum Atau Hamil Kosong
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.