Terapi masalah kesuburan menjadi hal yang perlu dilakukan bagi pasangan dengan infertilitas. Ada tiga terapi yang bisa Parents lakukan jika mengalami masalah kesuburan.
Melalui webinar dr. Gita Pratama, Sp.OG-KFER, MRepSc dari IVF Centre Rumah Sakit Pondok Indah dengan theAsianparent Indonesia, berikut ini rangkuman penjelasan mengenai terapi masalah kesuburan yang sangat penting untuk Parents ketahui.
Penyebab Masalah Kesuburan
Gangguan kesuburan (infertilitas) adalah masalah yang terjadi pada pasangan karena gagal mendapatkan kehamilan setelah melakukan hubungan seksual yang teratur selama satu tahun tanpa memakai alat kontrasepsi.
Biasanya, pada tahun pertama pernikahan, 85 persen pasangan akan mendapatkan kehamilan. Sisanya, 50 persen akan hamil pada tahun kedua.
Namun, bagaimana dengan pasangan yang tak kunjung mendapatkan kehamilan setelah bertahun-tahun menikah? Jika seperti ini, maka patut diwaspadai adanya masalah kesuburan, entah itu pada sang istri atau suami.
Dokter Gita Pratama mengungkapkan umumnya ada enam hal yang dapat menjadi penyebab infertilitas, yaitu:
- gangguan ovulasi (27%)
- kelainan sperma (25%)
- sumbatan tuba (22%)
- endometriosis (5%)
- idiopatik atau tidak diketahui (17%)
- faktor lain-lain (4%)
Selain itu, dr. Gita Pratama juga mengingatkan ada dua pemeriksaan yang harus dilakukan pada pasangan dengan infertilitas. Pemeriksaan pertama adalah USG untuk memastikan adanya telur yang membesar dan ovulasi. Sementara pemerikasaan kedua adalah HSG untuk mengetahui adanya sumbatan pada tuba dan analisis sperma.
Terapi pada Penderita Masalah Kesuburan
Bagi pasangan yang sedang menjalani program kehamilan, tentu saja keberhasilannya sangat diharapkan. Namun, jika mengalami infertilitas, maka dapat menjalani terapi-terapi tertentu agar keinginan untuk mendapatkan momongan dapat terwujud.
Dokter Gita Pratama menyebutkan setidaknya ada tiga terapi masalah kesuburan yang bisa dilakukan pasangan yang ingin memiliki keturunan. Masing-masing terapi ini didasarkan pada penyebab terjadinya infertilitas yang dialami. Tiga terapi masalah kesuburan tersebut, antara lain:
1. Hamil Alami
Kehamilan alami adalah kehamilan yang didapatkan secara alami dari hubungan seksual yang teratur. Seperti yang disebutkan sebelumnya, umumnya pada pernikahan di tahun pertama 85 persen pasangan bisa memperoleh kehamilan.
Jika tak kunjung mengalami tanda-tanda kehamilan, perlu diwaspadai adanya gangguan kesuburan. Menurut dr. Gita Pratama, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter (walaupun belum satu tahun menikah) apabila calon ibu mengalami haid yang tidak teratur, ada nyeri haid, serta berusia di atas 35 tahun.
2. Inseminasi
Inseminasi adalah suatu teknologi untuk mendapatkan kehamilan dengan cara menyemprotkan sperma yang sudah diseleksi ke dalam rahim calon ibu. Sehingga pada inseminasi proses pertemuan antara sperma dan sel telur tetap terjadi di dalam tubuh manusia.
Gambar Ilustrasi Proses Inseminasi
Ada beberapa indikasi dapat dilakukannya inseminasi, yaitu:
- gangguan ovulasi pada calon ibu, misalnya PCOS
- faktor sperma yang ringan hingga sedang
- terjadinya endometriosis tingkat ringan
- infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya
Gambar Tingkat Keberhasilan Inseminasi Berdasarkan Usia Calon Ibu: Webinar RSPI
Keberhasilan proses inseminasi juga bergantung pada tingkat usia calon ibu seperti yang tertera pada grafik di atas.
- 21-25 tahun: 25%
- 26-30 tahun: 18%
- 31-35 tahun: 15%
- 36-40 tahun: 9%
- Lebih dari 40 tahun: 5%
3. Program Bayi Tabung
Bayi tabung tentu sudah cukup familiar di telinga kita ya, Parents. Semakin berkembanganya teknologi di bidang kesehatan, maka berkembang pula metode medis yang dapat dilakukan untuk memperoleh keturunan, seperti program bayi tabung.
Berbeda dengan inseminasi, pada program bayi tabung pertemuan sperma dan sel telur terjadi di luar tubuh manusia. Setelah terjadi pembuahan, maka sebanyak dua hingga tiga embrio akan ditanam kembali ke rahim si calon ibu.
Gambar Ilustrasi
Dokter Gita Pratama menyebutkan bahwa secara umum, proses bayi tabung terdiri delapan tahap, antara lain:
- pemeriksaan USG, hormon, saluran telur dan sperma
- penyuntikan obat untuk membesarkan sel telur
- penyuntikan obat penekan hormon
- pengambilan sel telur
- pembuahan
- pengembangan embrio
- penanaman embrio
- menunggu hasil
Melakukan program bayi tabung ini tentunya tak bisa sembarangan. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah kapan program tersebut dapat dikerjakan. Perlu Parents ketahui bahwa bayi tabung dilaksanakan apabila:
- faktor sperma berat (lebih dari 5 juta sperma)
- terjadinya sumbatan di kedua saluran telur calon ibu
- calon ibu mengalami endometriosis (kista cokelat derajat berat)
- gangguan pematangan telur
- adanya infertilitas yang tidak diketahui penyebab pastinya
Segala sesuatunya tentu memiliki dua sisi. Seperti program bayi tabung, jika Parents berniat melakukannya, maka harus bersiap-siap dengan adanya kemungkinan komplikasi yang akan dialami, misalnya:
- kehamilan ganda
- hamil di luar kandungan
- infeksi atau perdarahan saat pengambilan sel telur
- hiperstimulasi ovarium
Parents, jangan lelah berjuang untuk mendapatkan buah hati, ya! Lakukan usaha terbaik dan iringi dengan doa juga tentunya. Semangat pejuang garis dua, semoga informasi ini bermanfaat!
Baca Juga:
Berjuang lawan infertilitas, Anne Hathaway akhirnya hamil anak kedua
Sukses Bayi Tabung, Mommy Louisse Scarlett Masih Punya 15 Calon Anak Berbentuk Telur
5 Hal yang membuat program bayi tabung gagal seperti dialami Denny Cagur
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.