Ketika seorang anak terlambat berjalan, perasaan gembira Parents berubah menjadi perasaan cemas dan takut. Parents perlu memahami bahwa perkembangan anak-anak berbeda-beda. Terapi anak belum bisa jalan adalah salah satu cara untuk merangsang kemampuan anak berjalan.
Faktanya, anak–anak melalui masa pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda. Pada usia 1 tahun biasanya anak-anak sudah bisa berjalan. Sebagian lagi belum bisa jalan tetapi giginya lebih dulu tumbuh, atau sudah bisa mengoceh sendiri.
Lalu, bagaimana jika si kecil belum bisa berjalan, sedangkan anak seusianya sudah bisa? Ada berbagai faktor yang dapat menyebabkan si kecil belum bisa berjalan. Mari kita kupas tuntas penyebab dan terapi anak yang belum bisa berjalan.
Artikel terkait: Wajarkah Bayi Jalan Jinjit? Ini yang Perlu Parents Ketahui!
Penyebab Anak Belum Bisa Jalan
Bayi pada usia 10 bulan mulai mengangkat tubuhnya untuk berdiri, bahkan beberapa ada yang sudah bisa berdiri dengan stabil selama beberapa detik. Pada usia 11 bulan bayi mulai melangkah selangkah demi langkah kemudian terduduk lagi.
Kemudian pada usia 12 bulan si kecil sudah bisa berjalan, sebagian ada yang berjalan belum begitu stabil. Ada juga anak yang sudah lincah melangkah ke sana ke mari.
Perlu Parents ketahui bahwa anak biasanya bisa berjalan pada rentang usia 9-18 bulan. Namun, jika si kecil belum bisa berjalan pada rentang usia tersebut, bisa disebabkan oleh beberapa faktor.
1. Pengaruh Perkembangan Motorik
Keterampilan motorik bayi mulai terlihat sejak usia 3 bulan. Seiring bertambahnya usia, semakin berkembang keterampilan motorik yang bisa dilakukan si kecil.
Keterampilan motorik ini saling saut sautan atau berkesinambungan. Perkembangan motorik anak dimulai dari otot tubuh bagian atas atau tungkai lengan kemudian otot tubuh bagian bawah atau tungkai kaki.
Perkembangan motorik memengaruhi kemampuan berjalannya. Beberapa anak secara alami akan terlambat perkembangannya tanpa penyebab yang mendasarinya.
2. Kelainan pada Tonus dan Masalah Otot
Distrofi otot biasanya menyebabkan kelemahan pada otot. Kondisi ini disebabkan oleh kelainan gen yang menyebabkan otot tidak dapat dibentuk dengan baik. Si kecil mungkin tidak berjalan secepat orang lain karena kelainan otot seperti distrofi otot.
Selain itu, atrofi otot tulang belakang juga dapat menyebabkan keterlambatan berjalan pada anak-anak. Ini adalah kondisi genetik di mana saraf diserang dan mengganggu kontrol terhadap tubuhnya.
Keterlambatan berjalan bisa menjadi gejala awal pada kasus seperti hipotonia pada cerebral palsy dan autisme. Misalnya disebabkan oleh distrofi otot pada distrofi otot Duchenne (DMD).
Hipotonia adalah kondisi di mana anak memiliki kendali yang kurang atas tubuhnya. Kondisi ini disebabkan oleh kerusakan otak. Hipotonia biasanya terjadi pada bayi dengan down syndrome, sindrom Prader-Willi, dan sindrom Williams. Anak dengan down syndrome akan mengalami keterlambatan perkembangan termasuk berjalan.
3. Riwayat Infeksi
Penyebab lain yang dapat memengaruhi kemampuan anak berjalan adalah riwayat infeksi. Misalnya, apabila si kecil memiliki riwayat infeksi misalnya meningitis, ensefalitis, dan cytomegalovirus.
Penyakit infeksi ini dapat menyebabkan terganggunya saraf yang menyebabkan tidak maksimalnya impuls saraf pada otot, sehingga memengaruhi kemampuan anak berjalan.
Jika anak pernah mengalami cedera pada kepala atau kakinya, ini juga dapat menyebabkan keterlambatan anak berjalan
4. Status Gizi
Malnutrisi atau gizi buruk dapat menyebabkan anak mengalami keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan. Oleh karena itu, pastikan si kecil memperoleh asupan gizi yang seimbang dan adekuat untuk pertumbuhan dan perkembangannya.
Kalsium dan vitamin D memainkan peranan penting dalam perkembangan tulang bayi. Defisiensi kalsium dan vitamin D bisa menjadi alasan anak terlambat berjalan.
Kelainan tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D, kalsium dan fosfat dapat menyebabkan rakitis, salah satu tanda dan gejalanya adalah ketidakmampuan berjalan.
5. Pola Asuh yang Keliru
Parents tentu ingin si kecil bertumbuh dan berkembang sesuai usianya. Hal ini perlu didukung oleh pola Parents juga, lo. Kebiasaan menggendong bayi ke mana-mana membuatnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar berjalan.
Beri kesempatan dan stimulus pada bayi untuk mengembangkan kemampuannya. Penggunaan baby walker menunjukkan memiliki efek terhadap kemampuan berjalan anak.
Baby walker dapat membantu anak untuk berjalan dengan mendorongnya, tetapi di sisi lain ini dapat membuat anak ketergantungan. Anak menjadi tidak terbiasa berdiri atau berjalan dengan mandiri. Sehingga, sebagian ahli tidak merekomendasikan penggunaan baby walker.
6. Riwayat Kesehatan Ibu dan Bayi
Masalah kehamilan, infeksi atau toksin ibu hamil saat bayi dalam kandungan juga dapat memengaruhi kemampuan bayi berjalan. Bayi lahir prematur beresiko mengalami intrapartum atau cerebral palsy.
Selain itu, riwayat keluarga juga ternyata memengaruhi, jika terdapat anggota keluarga yang berjalan terlambat di masa lampau, ini bisa terjadi juga pada si kecil nanti.
7. Hipotiroidisme
Kekurangan hormon tiroid dapat menyebabkan terlambatnya anak berjalan. Fungsi tiroid yang menurun dapat menyebabkan tonus otot yang menurun, otot yang lemah, dan keterlambatan berjalan.
Pada umumnya, kemampuan berjalan yang sedikit terlambat ini merupakan perkembangan alami sebagian anak dan bukan hal serius yang perlu Parents khawatirkan. Sebagian anak dapat mengejar perkembangannya dan menyesuaikan kemampuan berjalannya dengan secara alami.
Artikel terkait: 5 Alat Bantu Jalan Bayi di 2022 yang Aman, Orangtua Masa Kini Wajib Punya
Cara Melatih atau Terapi Anak Belum Bisa Jalan
Parents dapat mengejar perkembangannya dengan beberapa latihan dan terapi untuk melatih keterampilan motoriknya. Berikut cara melatih atau terapi yang bisa Parents coba.
1. Terapi Anak Belum Bisa Jalan Dimulai dengan Berikan Motivasi si Kecil untuk Berjalan
Pancing anak untuk bergerak. Gunakan mainan yang atraktif seperti bola, mobil mainan, atau boneka yang bergerak yang memancing anak untuk ikut bergerak.
Letakkan mainannya jauh darinya agar anak tertarik untuk mendekatinya. Parents bisa juga menjauhi si kecil 1-2 meter dengan menyodorkan makanan kesukaannya, biarkan si kecil datang menghampiri Parents.
2. Latih si Kecil Berjalan di Pagi Hari
Luangkan waktu setiap pagi sebelum Parents ke kantor untuk berjalan-jalan 10-15 menit bersama si kecil di lapangan hijau berumput dengan paparan sinar matahari pagi. Pegang kedua tangan si kecil dan berjalanlah beriringan sambil bercerita. Semakin sering si kecil dilatih, maka semakin besar peluang si kecil untuk segera bisa berjalan.
3. Bersihkan Lantai dari Semua Mainan dan Barang
Untuk memastikan si kecil memiliki ruang gerak, bersihkan lantai dari semua mainan dan barang. Hal ini dilakukan untuk mencegah beberapa langkah si kecil terhalang dan membuatnya terduduk kembali untuk bermain atau lebih memilih merangkak. Pastikan juga lantai tidak licin dan basah agar si kecil belajar berjalan dengan aman.
4. Dorong Eksplorasi Bertelanjang Kaki Sebanyak Mungkin
Terkadang sepatu dan kaus kaki justru bisa mengganggu si kecil melangkah. Alas kaki terkadang membuat kaki tidak menapak langsung pada lantai, sehingga sulit bagi si kecil untuk melangkah.
Bertelanjang kaki dapat membantu si kecil mengembangkan kesadaran taktil dan membantu si kecil merasa lebih stabil saat memulai langkah kecilnya.
5. Gunakan Bola Fisio sebagai Terapi Anak Belum Bisa Jalan
Terapi anak belum bisa jalan selanjutnya adalah dengan menggunakan bola fisio. Bola yang bergerak ke kiri dan ke kanan ini akan menantang keseimbangan si kecil dan membuat kakinya berlatih dan berusaha untuk seimbang.
Latihan menggunakan bola fisio ini dilakukan tidak hanya sekali, jika perlu lakukan berulang hingga Parents melihat perubahan signifikan pada kemampuannya berjalan.
6. Latih dengan Bangku atau Kaki Parents
Latih si kecil berjalan dengan bangku atau kaki Parents sehingga kakinya menopang berat badannya meskipun lututnya masih sedikit tertekuk. Jika si kecil mulai beberapa langkah, cobalah melepaskan bangku atau pegangannya. Biarkan si kecil mencoba berjalan sendiri di ruang yang luas sehingga anak merasa leluasa.
7. Perawatan Fisioterapis sebagai Terapi Anak Belum Bisa Jalan
Perawatan fisioterapis juga bisa menjadi terapi untuk anak yang belum bisa jalan. Jika Parents telah mencoba melatih dan memotivasi si kecil untuk berjalan, tetapi si kecil tidak menunjukkan perubahan dengan kemampuan berjalannya, bawalah si kecil untuk mendapatkan perawatan fisioterapis khusus anak.
Artikel terkait: Baby walker dilarang oleh dokter anak, ini penjelasannya
Kapan Bunda Harus Khawatir dan Membawanya ke Dokter?
Dalam beberapa kasus, keterlambatan berjalan disebabkan oleh masalah kaki atau tungkai seperti yang telah dijelaskan di atas. Periksakan ke dokter jika kaki bayi lemas, lemah, dan tampak tidak rata.
Jika si kecil tak kunjung bisa berjalan di usia lebih dari 18 bulan, konsultasikan kondisi ini pada dokter. Hal yang perlu digarisbawahi adalah perkembangan terlambat bukan berarti si kecil tidak akan berkembang.
Nah Parents, itulah ulasan mengenai penyebab dan terapi untuk bayi yang belum bisa berjalan. Semoga ulasan ini bermanfaat!
Baca juga:
[Video] Ayah ini punya cara jenius bantu bayi belajar jalan
Anak Terlambat Jalan Bisa Karena Kesalahan Orangtua
7 Penyebab Anak Terlambat Jalan, Ini Tips Menstimulasinya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.