Parents, janin juga bisa alami obesitas. Lalu, bagaimana cara mengetahui janin mengalami obesitas?
Mengetahui tanda-tanda janin obesitas sejak dini sangatlah penting untuk memastikan kehamilan yang sehat dan mencegah komplikasi di kemudian hari.
Yuk, cari tahu lebih lanjut tentang ciri-ciri bayi besar dalam kandungan dan apa penyebabnya berikut ini.
Artikel Terkait: Kekurangan Vitamin D Saat Hamil, Berbahayakah bagi Perkembangan Janin?
Obesitas pada Janin
Apakah janin bisa mengalami obesitas? Jawabannya iya. Obesitas pada janin sering disebut juga dengan istilah makrosomia.
Ini adalah kondisi di mana bayi memiliki berat badan yang jauh di atas rata-rata saat lahir, biasanya lebih dari 8 pon 13 ons (4.000 gram).
Namun sayangnya, saat ini masih sulit untuk mendeteksi apakah janin dalam kandungan mengalami obesitas atau tidak.
Metode yang digunakan sering tidak akurat, bahkan USG sekali pun bisa meleset hingga hampir 20% dalam menentukan ukuran bayi.
Artikel Terkait: 12 Foto Proses Perkembangan Janin yang Menakjubkan, dari Awal Kehamilan hingga Lahir
Tanda Janin Mengalami Obesitas
Bagaimana sih ciri-ciri janin mengalami obesitas? Meskipun belum ada alat ukur yang akurat, tapi beberapa tanda berikut bisa dijadikan sinyal untuk mengetahui apakah janin mengalami obesitas atau tidak.
1. Tingginya Fundus
Apa itu fundus? Fundus adalah bagian puncak dari rahim saat sedang dalam masa kehamilan.
Biasanya dokter akan mengukur jarak antara bagian atas rahim dan tulang kemaluan untuk menentukan tinggi fundus (bisa diukur dari bagian luar perut dengan memakai ruas jari atau satuan sentimeter).
Tinggi fundus bisa menjadi indikator makrosomia janin. Semakin tinggi fundus, semakin besar pula kemungkinan bayi Bunda mengalami obesitas janin.
2. Kehamilan yang Lebih Lama
Ciri janin yang mengalami obesitas juga bisa ditandai dengan lamanya kehamilan. Seiring berjalannya waktu, bayi terus bertumbuh. Jika kehamilan melebihi 40 minggu, kemungkinan makrosomia janin akan meningkat.
Kehamilan yang lebih lama biasanya berarti bahwa Bunda akan memiliki bayi yang lebih besar.
3. Terlalu Banyak Cairan Ketuban
Cairan ketuban yang berlebih atau terlalu banyak juga dapat menjadi salah satu tanda janin mengalami obesitas.
Hal tersebut dikarenakan jumlah cairan ketuban yang mengelilingi bayi di dalam rahim mencerminkan jumlah urine yang dihasilkan bayi.
Nah, bayi yang lebih besar biasanya menghasilkan urine yang lebih banyak.
Artikel Terkait: PEB Kehamilan, Kondisi Preeklamsia Berat yang Harus Diwaspadai Ibu Hamil
Apa Penyebab Janin Mengalami Obesitas?
ada beberapa faktor penyebab janin mengalami obesitas, beberapa di antaranya adalah:
1. Diabetes pada Ibu Hamil
Ibu hamil dengan diagnosa diabetes yang tidak terkontrol menjadi penyebab utama makrosomia janin.
Jumlah gula yang lebih tinggi dalam tubuh sang ibu melewati plasenta dan diubah menjadi lemak yang menyebabkan janin menjadi lebih besar.
2. Memiliki Riwayat Keluarga dengan Makrosomia Janin
Makrosomia janin juga dapat terjadi karena faktor genetik. Orang yang memiliki riwayat keluarga dengan makrosomia janin bisa menjadi penyebab janin mengalami obesitas selama di dalam kandungan.
3. Kehamilan Kembar
Obesitas pada janin juga bisa disebabkan oleh kehamilan kembar atau ketika Bunda hamil anak laki-laki.
Kehamilan kembar membutuhkan nutrisi yang lebih banyak, membuat nafsu makan pada ibu hamil meningkat secara drastis.
Hal ini akan berpengaruh pada berat badan ibu dan janin yang mungkin bisa jadi tidak terkontrol.
Artikel Terkait: 4 Manfaat Kehamilan Aterm bagi Janin dan Ibu Hamil, Bumil Wajib Tahu
Hal yang Terjadi Jika Janin Mengalami Obesitas
Bayi yang lahir dalam ukuran besar mungkin terlihat sangat lucu dan menggemaskan. Namun, hal ini memiliki dampak buruk dan komplikasi kehamilan.
Bayi atau janin dengan berat lebih dari 13 ons berisiko melukai diri mereka sendiri dan ibu pada saat proses persalinan normal.
Sehingga, tak jarang dokter yang akan menyarankan operasi caesar (C-section) untuk menghindari komplikasi yang tidak terduga.
Tidak hanya itu, bayi dengan makrosomia janin juga rentan terhadap masalah kesehatan di masa depan, seperti:
- Obesitas pada masa anak-anak
- Sindrom metabolik yang menyebabkan peningkatan risiko penyakit jantung, stroke, dan diabetes.
Lakukan Hal Berikut untuk Mencegah Obesitas pada Janin
Makrosomia janin sulit diperkirakan dan didiagnosis ketika masih dalam kandungan. Maka itu, hal terbaik yang bisa dilakukan Bunda selama masa kehamilan adalah:
- Menjaga berat badan ideal
- Menjaga kesehatan tubuh
- Mengelola pola makan untuk membantu meminimalkan risiko makrosomia pada janin
- Rajin berolahraga
- Mengelola diabetes dan melakukan pengobatan.
Artikel Terkait: Ketahui Kenaikan Berat Badan Ibu Hamil Ideal dan Tips Atur BB Sehat selama Kehamilan
Meskipun penambahan berat badan selama masa kehamilan adalah hal yang normal, tapi Bunda harus waspada dengan jumlah berat badan yang naik berlebih selama masa kehamilan.
Pantau terus berat badan selama masa kehamilan dan beri tahu dokter jika Bunda mengalami perubahan berat badan yang signifikan. Semoga membantu, Bun!
Macrosomia
www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK557577/
Fetal macrosomia
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/fetal-macrosomia/symptoms-causes/syc-20372579
What Is Fetal Macrosomia?
www.webmd.com/baby/what-is-fetal-macrosomia
***
Baca Juga:
Ambeien Saat Hamil Tua, Bisakah Melahirkan secara Vaginal? Ini Kata Dokter