Kekayaan budaya Nusantara seolah tak pernah habis untuk diceritakan. Dari ujung barat hingga ke timur, masing-masing daerah menyimpan pesona keindahaan adat dan tradisi. Salah satu warisan budaya yang tak boleh Parents lewatkan adalah talawang yang berasal Kalimantan Tengah.
Pernahkah Parents mendengar kata talawang? Mungkin nama ini masih terdengar asing bagi sebagian orang. Meski begitu, wujud senjata khas Kalimantan Tengah ini pasti sudah tak asing lagi. Pasalnya, benda ini sangat identik dengan masyarakat Suku Dayak.
Talawang, dari Senjata hingga Jadi Hiasan Interior Rumah
Foto: Instagram/@tane_takam
Talawang adalah tameng atau perisai pelindung diri khas masyarakat Suku Dayak. Dalam bahasa Dayak Ngaju alat ini disebut talawang, sedangkan dalam bahasa Dayak Ma’anyan disebut dengan nama kajubet.
Oleh masyarakat setempat, perisai tersebut digunakan sebagai pelengkap mandau, yaitu senjata tajam sejenis parang. Sama halnya dengan mandau, talawang merupakan benda budaya yang lahir dari kepercayaan masyarakat Dayak akan adanya kekuatan supranatural.
Foto: Instagram/@minasala
Konon, senjata tersebut dapat membangkitkan semangat sekaligus memberikan kekuatan bagi siapa saja yang menggunakannya. Makanya pada masa lampau, benda ini menjadi alat pertahanan diri yang sangat diandalkan saat sedang berperang.
Seiring dengan perkembangan zaman, talawang pun mengalami perubahan fungsi. Benda ini juga digunakan sebagai properti pelengkap dalam tari-tarian masyarakat Dayak. Bahkan kini, karena adanya ukiran yang menghiasinya, menjadikan talawang sebagai bagian dari interior rumah modern yang indah nan artistik.
Bentuk dan Motif Ukiran
Talawang terbuat dari bahan kayu yang ringan tetapi kuat. Biasanya para pengrajin senjata ini memanfaatkan kayu ulin, kayu besi, atau kayu liat. Ketiga jenis kayu tersebut dipilih karena kekuatannya dibanding kayu lain, sehingga mampu menangkis mandau atau tombak dari musuh.
Foto: Instagram/@yd.wlm
Perisai ini berbentuk segi enam memanjang dan besarnya diperkirakan menutupi dada, sehingga dapat melindungi tubuh dari serangan saat perang. Ukuran panjangnya kurang lebih 1 meter dan lebarnya kurang lebih 0,5 meter. Sedangkan bagian sisi terluarnya dihias dengan ukiran khas Dayak.
Ukiran perisai ini pun beragam, mulai dari flora fauna khas Kalimantan Tengah, hingga perwujudan dari arwah leluhur. Misalnya, motif ukiran tanaman bajakah, salah satu unsur alam yang tergambar pada ukiran talawang.
Makna Filosofis di Balik Ukiran Talawang
Foto: Instagram/@sanggartwh
Melansir Gudang Art, ukiran talawang umumnya bermotifkan burung enggang. Dan motif lainnya adalah ukiran kamang. Kamang sendiri merupakan perwujudan roh leluhur Suku Dayak.
Banyak ornamen talawang juga menjadi motif kain batik. Hal ini karena kepercayaan masyarakat setempat yang meyakini motif tersebut mampu membangkitkan semangat dan kekuatan.
Makna pada motif perisai ini merupakan simbol pertahanan yang kuat. Mahatala atau Pohotara merupakan penguasa alam atas yang disimbolkan sebagai burung enggang gading.
Menurut kepercayaan budaya Suku Dayak, Mahatala atau Pohotara ini merupakan penjelmaan dari panglima burung yang datang hanya dalam keadaan penting (perang). Oleh karena itu, simbol inilah yang paling dominan dalam seni ornamen ukiran motif Dayak.
Jenis Ukiran
Foto: Instagram/@saluangbatang
Melansir Talawang.co.id, terdapat dua jenis ukiran talawang. Yakni, motif ukiran talawang untuk laki-laki dan motif ukiran untuk perempuan, keduanya dibuat dengan ciri berbeda.
Motif perisai untuk laki-laki digambarkan dengan motif gergasi atau raksasa yang bersifat tenang, kuat, dengan raut wajah menakutkan. Matanya merah menyala dan dilengkapi taring yang runcing.
Motif semacam itu dipercaya dapat memengaruhi musuh agar semangatnya memudar dan merasakan ketakutan yang teramat sangat sebelum perang dimulai. Hebatnya lagi, sensasi ini diyakini akan muncul hanya dengan memandang motifnya saja.
Foto: Instagram/@aku_kamu_dayak
Sementara itu, pada talawang perempuan sama-sama digambar sosok gergasi, tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga mencitrakan unsur kelembutan, keramahan, serta persahabatan. Untuk motif ini, dominasi warna yang digunakan adalah warna-warna cerah seperti putih dan kuning yang pada zaman dahulu diramu dari kunyit serta kapur sirih.
Dengan warna dan penggambaran gergasi yang penuh kelembutan tadi, perisai ini akan membuat siapa saja yang melihatnya muncul rasa iba. Dengan begitu, para musuh yang tadinya berniat menyerang menjadi tidak tega untuk menyakitinya.
****
Nah, itulah tadi ulasan mengenai talawang khas Kalimantan Tengah. Pesona ukirannya sangat memikat, ya, Parents.
Baca juga:
11 Makanan Khas Kalimantan Bercita Rasa Gurih dan Manis yang Wajib Dicoba
Resep Ayam Cicane, Makanan Khas Samarinda yang Kaya Rempah
5 Fakta dan Resep Soto Banjar, Kuliner Khas Kalimantan Selatan yang Menggoyang Lidah
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.