Setiap pasangan sebisa mungkin ingin segera dikarunia momongan ketika sudah menikah. Sayangnya, hal ini belum tentu mudah bagi sebagian besar orang. Ada banyak orang yang mengalami susah hamil padahal haid teratur.
Salah satu faktor penyebab perempuan sulit untuk hamil adalah infertilitas sekunder. Secara garis besar, infertilitas merupakan suatu kondisi suami dan istri tak kunjung hamil padahal sudah berhubungan intim secara teratur.
“Infertilitas sekunder itu bisa diibaratkan gunung es dan masih jarang sekali diteliti. Kondisi ini terjadi ketika pasangan sulit sekali hamil kendati sudah beraktivitas rutin tanpa alat kontrasepsi selama lebih dari satu tahun. Dalam hal ini, ibu sudah pernah melahirkan,” demikian penuturan dr. Shanty Olivia Jasirwan, Sp.OG-KFER dari RS. Pondok Indah IVF Center dalam Bincang Instagram bertajuk ‘Sulit Tambah Anak, Waspada Terjadinya Infertilitas Sekunder’ beberapa waktu lalu.
7 Penyebab Susah Hamil Padahal Haid Teratur
Mengutip berbagai sumber, infertilitas tidaklah menjadi kunci mati seorang perempuan sulit memperoleh buah hati. Ada beberapa kesalahan umum yang kendati terdengar sederhana, tetapi berpengaruh pada kesuksesan kehamilan.
1. Salah Menentukan Masa Subur
Umumnya, siklus menstruasi perempuan adalah selama 28 hari. Sayangnya, perempuan kerap memukul rata pada penanggalan tersebut. Padahal, siklus haid setiap orang berbeda.
Ada yang lebih pendek, bisa jadi ada yang panjang melebihi 28 hari. Untuk menentukan masa subur yang lebih personal, lakukan penghitungan mundur sebanyak 14 hari terhitung dari hari pertama haid.
Jika siklus haid teratur, teknik ini memungkinkan Anda untuk memperhitungkan kapan masa subur akan terjadi setiap bulan. Anda juga bisa menentukan masa subur dengan mengecek kondisi lendir serviks atau mengukur suhu basal tubuh.
“Berhubungan intim rutin itu penting, tidak hanya di masa subur saja. Taruh sebulan kalau hubungan intim hanya sekali kan belum tentu pas di masa subur. Ada baiknya minimal 2-3x dalam seminggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi,” ujar dr. Shanty.
Artikel terkait: Susah Hamil Anak Kedua, Mungkinkah Anda Mengalami Infertilitas Sekunder?
2. Terlalu Cepat Berkonsultasi ke Dokter
Ada banyak kasus perempuan merasa panik, sudah menikah kok belum juga dikaruniai anak. Jika sudah begini, mereka akan tergopoh-gopoh pergi ke dokter kandungan. Padahal, usia kurang dari 35 tahun masih sangat memungkinkan keberhasilan hamil.
“Usia memang sangat berpengaruh terhadap fertilitas, potensi kesuburan paling tinggi itu di kisaran usia 20-30 tahun. Jika sudah lebih dari 30 apalagi 35 tahun, semakin menurun karena cadangan telur berkurang,” lanjut dr. Shanty.
Untuk itu, bagi Anda yang sudah berusia di atas 35 tahun disarankan untuk segera berkonsultasi ke spesialis kandungan, terlebih jika ada riwayat gangguan sistemik tertentu.
3. Gaya Hidup Tidak Sehat
Tak hanya faktor dari dalam, faktor gaya hidup juga turut berperan mengapa seseorang bisa sulit hamil padahal haid teratur. Merokok, konsumsi alkohol, dan kafein menjadi sederet contoh kesalahan umum kesulitan hamil.
Semuanya berisiko menyebabkan keguguran, kehamilan ektopik, bayi lahir cacat, bayi lahir dengan berat kurang, dan bayi dengan kondisi keterbelakangan mental. Karenanya, cobalah ubah gaya hidup jika sedang berjuang menjalani program hamil.
“Gaya hidup ini berlaku untuk laki-laki dan perempuan. Untuk laki-laki, ketidaksuburan bisa dilihat dari sperma ya. Perubahan gaya hidup ini bisa mengubah segalanya. Infertilitas itu bukan hanya punya perempuan, konsultasikan ke spesialis andrologi dan urologi bilamana ada masalah,” ujar dr. Shanty.
Artikel terkait: Peringati World Fertility Day, Pusat Fertilitas Bocah Indonesia Gelar Bocah Fertility Week 2021
4. Terlalu Terpaku Pada Pose Bercinta
Banyaknya informasi membuat Anda cenderung terpaku pada posisi bercinta yang konon bisa membuat cepat hamil. Padahal, hal ini sejatinya bukan patokan mutlak. Ketika sel telur dan sperma bertemu dengan gaya bercinta apapun itu, maka pembuahan akan terjadi.
Kalaupun ada sperma yang keluar dari vagina, bisa jadi mulut rahim memang sudah penuh dengan sperma. Bisa juga itu kumpulan sel yang gagal melewati lingkungan vagina sehingga akhirnya mati.
Untuk meningkatkan peluang pembuahan, Anda dianjurkan untuk berhubungan seks pada 4 sampai 6 hari sebelum waktu perkiraan masa subur, atau 4 sampai 6 hari setelahnya. Sperma yang sehat dapat bertahan hidup dalam rahim selama 3 hari bahkan 1 minggu.
5. Berpikir Anda yang Tidak Subur
Adat ketimuran yang kental membuat stigma kesuburan hanyalah milik perempuan bertiup kencang di masyarakat. Padahal, pria juga bisa menjadi penyumbang infertilitas dalam pernikahan.
“Perempuan memang lebih banyak pemeriksaan, tetapi kesuburan bukan hanya punyanya perempuan. Kualitas sperma juga tolok ukur objektif keberhasilan kehamilan.
Faktanya, laki-laki turut berpotensi 30-40% menjadi penyebab gangguan kesuburan juga. Buat perempuan yang suaminya hobi merokok, itu bisa mengakibatkan kerusakan DNA. Jadi, kesuburan bukan cuma punyanya perempuan saja, lho, ya”, tukas dr. Shanty.
Artikel terkait: Ketahui 3 Terapi Infertilitas untuk Parents yang Mendambakan Buah Hati
6. Menganggap Asam Folat Bisa Membantu
Asam folat memang menjadi asupan krusial dalam menunjang kehamilan. Namun, patut digaris bawahi bahwa vitamin ini bukanlah patokan untuk meningkatkan peluang kehamilan.
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), ibu hamil dianjurkan mengonsumsi sekitar 600 mikrogram (mcg) per hari di trimester pertama. Sedangkan untuk perempuan yang tidak hamil, asam folat perlu dikonsumsi sebanyak 400 mcg per hari. Jumlah ini sudah termasuk asupan asam folat yang berasal dari makanan maupun suplemen.
7. Menunda Kehamilan Terlalu Lama
Kemajuan zaman membuat ada pasangan yang memilih menunda untuk kembali memiliki anak. Ada yang ingin memantapkan kondisi finansial, melanjutkan pendidikan, dan alasan spesifik lainnya.
Akan tetapi bila Anda berada dalam kondisi tubuh sehat dan bugar, memang sebaiknya tidak menunda terlalu lama. Terlebih, usia yang terus berjalan akan menurunkan kualitas sel telur itu sendiri.
“Seiring bertambahnya usia, kualitas sel telur kian menurun dan akan habis ketika nanti menopause. Jadi setelah 1 tahun sudah mencoba belum hamil juga gak harus menunggu, segera periksakan diri lebih cepat,” pungkas dr. Shanty.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Baca juga:
Serba Serbi Tes Hormon AMH, Benarkah Pengaruhi Keberhasilan Kehamilan?
Infertilitas Adalah Gangguan Kesuburan pada Pria Maupun Wanita, Ketahui Cara Mengatasinya
4 Ciri Wanita Susah Hamil yang Sering Tak Disadari, Kenali Gejalanya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.