Pernikahan merupakan awal perjalanan suami istri sebagai proses saling mengerti dan memahami pasangan. Kehidupan berkeluarga pun tak sesederhana ketika masa penjajakan atau berpacaran. Ada banyak hal yang mungkin sebelumnya tidak terjadi, dan malah terungkap setelah pernikahan. Sikap suami berubah bisa menjadi salah satunya.
Kondisi inilah yang dialami oleh seorang Bunda yang berbagi pengalaman di forum Aplikasi TheAsianparent Indonesia. Dirinya menceritakan betapa ia merasa sedih karena perubahan sikap sang suami yang bertolak belakang saat keduanya berpacaran, dahulu.
Bertahun-tahun lamanya pernikahan, ia pun hanya memendam harap dan rasa sakit karena perlakukan sang suami. Begini curahan hati selengkapnya dari sang Bunda.
“Suami berubah sejak dia menikah denganku”
Sang suami memiliki sikap yang berubah dibandingkan saat kasih pacaran, KDRT pun kerap dialami sang istri.
“Bun mau sharing. Saya sudah menikah 7 tahun. Sejak awal menikah, saya sudah menyadari bahwa sikap suami berubah drastis dibandingkan saat masih pacaran.
Setelah menikah, saya selalu bersabar menghadapi sikapnya yang cuek, dan perlakuannya lewat KDRT fisik dan verbal hampir setiap hari.
Sedihnya, sikap suami terhadap saya berbeda dari perlakuannya pada ibu dan adik perempuannya. Kadang saya iri melihat suami memperlakukan mereka dengan baik dan manis.
Suami bisa memperlakukan saya seenaknya, bahkan dia pernah meninggalkan saya dan anak-anak di rumah orangtua saya dalam waktu lama, tanpa meninggalkan uang sepeser pun. Alasannya, suami pergi untuk mengurus ibunya yang sedang sakit. Bukan saya melarang dia berbakti pada orangtua, tapi saya cuma ingin dia bisa bertanggung jawab pada anak-anak dan istrinya.
Artikel Terkait : Benarkah suami penyebab stres ibu dua kali lipat dibandingkan anak? Suami wajib tahu!
Dia lalai akan tanggung jawabnya
Sang Bunda menceritakan bahwa sang suami terkadang hanya bersikap baik untuk urusan ranjang saja, sementara ia lalai akan tanggung jawabnya.
Dirinya merasa sedih lantaran ia mengaku bahwa dirinya tak pernah menuntut suami dari hal materi. Sang Bunda ingin sang suami bertanggung jawab dan memerhatikan keluarga kecilnya.
Saya dan anak-anak adalah tanggung jawabnya. Tapi hampir nggak pernah saya diperhatikan dan disayangi. Terkadang saya merasa dia baik hanya kalau ada maunya, misalnya ‘urusan ranjang’. Sampai rasanya saya mati rasa.
Urusan materi pun saya nggak pernah menuntut lebih. Saya berusaha sendri untuk penuhi kebutuhan saya dan anak-anak. Meski sedang mengandung anak ketiga, sekarang saya masih bisa bekerja.
“Saya tersiksa, namun suami tak mau bercerai…”
Seperti istri lainnya, ia berharap agar dirinya diperlakukan dengan baik oleh sang suami.
Merasa lelah akan sikap sang suami tersebut, ia berulang kali meminta cerai namun tak pernah digubris. Layaknya seorang istri, ia ingin dirinya diperlakukan dengan baik.
Berkali-kali saya minta cerai tapi dia bilang, “Saya nggak akan pernah menceraikan kamu!”
Sedangkan dalam pernikahan ini saya tersiksa. Saya juga ingin dikasihi, disayangi, dan diperhatikan, layaknya istri-istri lain. Bagi saya, cerminan sosok laki-laki dalam hidup saya adalah ayah saya yang selalu memperlakukan saya dengan sangat baik.
Tapi saya tidak pernah mendapatkan perlakuan yang baik selama menikah dengan suami.”
Artikel Terkait : Tips suami siaga, ini persiapan menjelang persalinan yang perlu Ayah ketahui!
Suami berubah setelah menikah, wajarkah?
Perubahan sikap suami ketika menikah kerap dialami beberapa pasangan karena satu dan lain hal. Pada dasarnya, seseorang selalu memiliki potensi untuk berubah, menurut psikolog klinis dewasa, Christina Tedja, M.Psi.
Menurutnya ada banyak faktor yang bisa memengaruhi perubahan sikap pasangan pasca menikah. Di antaranya:
- Tuntutan lingkungan
- Peran dalam pernikahan
- Pengalaman masa lalu
Di sisi lain, perubahan sikap pasangan juga bisa jadi karena memang sifat bawaan yang belum muncul ketika berpacaran. Pengaruh stres dan mood juga bisa menjadi penyebab lain. Misalnya saja bila tak ada stresor atau mood sedang baik, perubahan sikap tersebut tidak akan terjadi.
Umumnya perubahan sikap pada pasangan menikah ini bisa muncul dalam hal kebiasaan keseharian cara pasangan menyelesaikan masalah. Namun, kondisi ini bisa berbeda pada setiap pasangan.
Perubahan akan menjadi wajar adanya bila tidak sampai menimbulkan konflik yang berlarut. Untuk menghindari hal ini, diperlukan komunikasi yang efektif dan rasa saling mengerti. Bila kasus sudah cukup berat, disarankan untuk menemui pihak ketiga untuk bermediasi.
Kita doakan saja ya Parents agar sang Bunda bisa mendapatkan solusi terbaik dari permasalahan yang tengah dihadapinya itu. Ingin berbagi cerita bersama orangtua lainnya? Yuk, bergabung di komunitas TheAsianparent Indonesia.
Baca juga:
KDRT Sering Disebabkan 4 Hal Ini, Begini Cara Mencegahnya!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.