Sebagai orang tua, kita harus waspada dengan perubahan sekecil apa pun yang terjadi pada fisik bayi. Salah satu yang harus diwaspadai pada bayi adalah sianosis atau yang juga kerap disebut dengan blue baby disease.
Sianosis adalah kondisi di mana kulit bayi, khususnya di area tertentu, berubah warna menjadi biru atau timbul semburat kebiruan. Warna kebiruan ini disebabkan oleh kurangnya oksigen pada tubuh. Tak jarang, sianosis juga menjadi gejala dari penyakit yang lebih serius, misalnya penyakit paru-paru.
Jika Parents berpikir bahwa bayi Anda juga mungkin mengalami penyakit sianosis, perlukah Anda khawatir? Apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya? Dapatkah blue baby disease dicegah?
Daftar isi
Apa Itu Penyakit Sianosis pada Bayi?
Fei Hong memiliki seorang bayi berusia 6 bulan yang kini sudah mulai masuk masa MPASI. Bayi laki-laki tersebut tampak menyukai bit, bayam, dan brokoli, sehingga Fei Hong memasukkan sayuran tersebut dalam menu MPASI hariannya.
Suatu hari, Fei Hong memperhatikan ada semburat warna biru di kulit bayinya. Lantaran khawatir, ia pun membawa bayinya ke dokter anak. Diagnosis dokter adalah penyakit sianosis pada bayi atau dikenal dengan istilah blue baby disease.
Beberapa bayi memang dilahirkan dengan blue baby disease, sementara yang lain mungkin baru mengalaminya kemudian. Gejala penyakit ini sangat jelas ditunjukkan oleh semburat biru atau keunguan pada kulit bayi yang dikenal dengan penyakit sianosis pada bayi.
Warna biru atau ungu terlihat lebih jelas pada bagian kulit yang tipis seperti di bibir dan telinga.
Artikel terkait: Arti Perubahan Warna Kulit pada Bayi, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai
Penyebab Sianosis pada Bayi
Penyakit ini memang tidak umum. Penyebabnya adalah:
- Faktor genetis
- Kondisi lingkungan
Warna biru biasanya disebabkan oleh kurangnya darah yang mengandung oksigen. Dalam sistem tubuh yang sehat, jantung memompa darah ke paru-paru, di mana oksigen ditambahkan ke dalamnya.
Darah yang beroksigen ini kemudian dikirim kembali ke jantung, dan melewati seluruh bagian tubuh.
Akan tetapi, jika ada masalah dengan darah, jantung, atau paru-paru, proses oksigenasi tidak terjadi dengan benar. Inilah yang menyebabkan kulit menjadi biru atau ungu.
Alasan Kurangnya Oksigen Dalam Darah
1. Tetralogi Fallot (TOF)
Ini adalah cacat jantung kongenital yang langka, tetapi menjadi penyebab utama baby blue disease. TOF tidak terbatas pada satu jenis cacat jantung saja.
Sebaliknya, ini adalah kombinasi dari beberapa masalah yang memperlambat atau mengurangi aliran darah ke paru-paru sehingga menyebabkan darah yang kurang kandungan oksigen beredar.
2. Methemoglobinemia
Hal ini terjadi karena keracunan nitrat dan merupakan kondisi yang umum terjadi pada bayi yang berusia sekitar 6 bulan ke bawah.
Beberapa contoh bagaimana methemoglobinemia terjadi yaitu bayi diberikan susu formula dengan air yang terkontaminasi nitrit. Atau bayi diberi terlalu banyak makanan yang tinggi nitrat seperti bit atau bayam.
Jadi, apa yang sebenarnya terjadi?
Sistem pencernaan bayi masih belum sempurna dan masih sensitif. Dengan demikian, kemungkinan akan mengubah overdosis nitrat menjadi nitrit.
Nitrit yang memasuki tubuh menghasilkan sesuatu yang dikenal sebagai methemoglobin.
Methemoglobin kaya akan oksigen. Namun, oksigen ini tidak dilepaskan ke darah bayi. Hal ini yang menyebabkan kondisi rona kebiruan yang khas yang menandakan penyakit sianosis pada bayi.
3. Penyakit Jantung Bawaan
Sekarang Parents telah mengetahui bahwa ketika jatung tidak berfungsi dengan baik, blue baby disease dapat terjadi. Maka, jika bayi dilahirkan dengan kondisi jantung apa pun, ia bisa saja menderita penyakit sianosis pada bayi.
Misalnya bayi dengan down syndrome sering juga mengalami masalah jantung. Atau jika seorang ibu hamil memiliki masalah kesehatan seperti diabetes tipe 2 yang sulit dikendalikan, maka jantung bayi juga bisa terpengaruh.
Artikel terkait: Mengenal Hand Foot Mouth Disease (HFMD) pada Anak, Parents Harus Waspada!
Jenis
Sianosis dapat dibagi menjadi Central Cyanosis, Sianosis Perifer, Sianosis Diferensial atau Sianosis, antara bayi baru lahir dan bayi.
Central Cyanosis
Central Cyanosis adalah perubahan warna biru yang terlihat pada lidah dan bibir. Disebabkan oleh tingkat oksigen yang lebih rendah dalam darah arteri Central dan disebabkan oleh gangguan jantung atau pernapasan
Central Cyanosis juga dapat terjadi ketika pigmen abnormal dalam darah karena asupan obat atau alasan lain, memberikan warna kebiruan yang tidak normal pada kulit.
Mereka yang menderita Central Cyanosis biasanya akan mengalami Sianosis Perifer, yaitu perubahan warna kebiruan atau ungu pada jari tangan dan kaki.
Central Cyanosis yang terjadi pada bayi baru lahir, bayi, dan anak kecil, memerlukan perawatan darurat dan penilaian medis segera.
Sianosis Perifer
Adalah perubahan warna kulit menjadi biru atau ungu pada jari tangan dan kaki, dan paling kuat tampak di dasar kuku, terutama jika suhu sedang sangat dingin.
Sianosis Diferensial
Sianosis Diferensial atau campuran didiagnosis ketika perubahan warna kebiruan hadir di bagian tubuh tertentu dan tidak ada di bagian lain. Misalnya, hanya di tungkai bawah, hanya di tungkai atas, atau hanya di kiri atas dan kedua tungkai bawah.
Sianosis pada Bayi Baru Lahir (Acrocyanosis)
Sianosis pada bayi baru lahir atau bayi umumnya terjadi di daerah sekitar mulut bayi.
Kadang-kadang telapak tangan, telapak kaki, kepala, atau dada juga ikut membiru. Ini pertanda bahwa bayi sianosis tidak mendapatkan oksigen yang cukup. Sianosis ini disebut juga dengan Sianosis Transien dan akan hilang beberapa menit setelah lahir.
Gejala Penyakit Sianosis pada Bayi
Gejala yang paling jelas sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya adalah kulit bayi berwarna biru atau ungu. Selain itu, ada beberapa gejala lain yang harus diperhatikan:
- Rewel atau mudah marah
- Lesu
- Permasalahan saat makan
- Ketidakmampuan menambah berat badan
- Masalah tumbuh kembang
- Detak jantung cepat atau napas ngos-ngosan
- Jari tangan dan kaki bundar dan menempel
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Orang tua biasanya dapat dengan mudah mengenali sianosis, tetapi terkadang luput juga dari perhatian, terutama jika terjadi pada anak-anak dengan kulit yang lebih gelap.
Cara terbaik untuk mencari gejala sianosis adalah dengan melihat dasar kuku, bibir, dan lidah, serta membandingkannya dengan seseorang dengan kulit yang serupa. Biasanya orang tua atau saudara menjadi pembanding yang baik.
Apabila sianosis hanya ditemukan di tangan, kaki, dan daerah sekitar bibir pada bayi baru lahir, maka itu merupakan hal yang normal yang dikenal sebagai akrosianosis.
Akan tetapi, sianosis pada bibir, lidah, kepala, atau dada adalah sianosis sentral, dan harus segera dievaluasi oleh dokter. Segera hubungi dokter jika mengalami kondisi serupa.
Artikel terkait: Waspada Anak Cacingan! Kenali Penyebab, Gejala, Diagnosis, serta Cara Mengobatinya
Diagnosis Sianosis pada Bayi
Jika dokter mencurigai bayi Anda menderita sianosis, bayi akan dites fisiknya secara menyeluruh. Sejumlah tes yang akan dilakukan adalah:
- Tes darah
- Sinar X dada untuk memeriksa jantung dan paru-paru
- Elektrokardiogram (EKG) untuk memantau fungsi dan aktivitas jantung
- Echocardiogram untuk melihat anatomi jantung
- Kateterisasi jantung untuk memeriksa arteri jantung
- Tes saturasi oksigen untuk mengetahui kadar oksigen dalam darah
Pengobatan Sianosis
Perawatan yang dilakukan tergantung pada apa yang menyebabkan blue baby disease pada bayi Anda. Pembedahan biasanya diperlukan jika penyebabnya adalah masalah jantung bawaan.
Obat akan diresepkan oleh dokter jika penyebabnya adalah methemoglobinemia. Melansir laman Healthline, obat bernama methylene blue disuntikkan melalui jarum yang dimasukkan ke pembuluh darah. Hal ini akan membantu mengoksigenasi darah.
Mencegah Penyakit Sianosis pada Bayi
Jika bayi Anda memiliki kecenderungan genetik terhadap masalah jantung atau paru-paru, maka sulit untuk mencegah blue baby disease ini. Namun, penyakit yang disebabkan oleh faktor lingkungan dapat dihindari.
- Jangan gunakan air keran atau air sumur untuk menyiapkan makanan dan susu formula bayi. Meski telah direbus, nitrat dalam air keran atau air sumur tidak akan hilang.
- Jangan berlebihan dalam memberi makanan yang kaya nitrat (termasuk brokoli, bit, wortel, dan bayam). Batasi pemberian sayuran yang berlebihan, terutama jika bayi belum menginjak usia tujuh bulan.
- Praktikkan gaya hidup sehat selama kehamilan. Menghindari alkohol, rokok, dan narkoba akan membantu mencegah masalah jantung dan paru-paru bawaan pada bayi. Jika Bunda menderita diabetes, pastikan Anda dapat mengendalikannya.
Dengan intervensi dini, sianosis pada bayi dapat diatasi dengan tepat. Jangan lupa untuk selalu memperhatikan si kecil ya, Parents.
Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi
Cyanosis in Infants and Children
www.cincinnatichildrens.org/health/c/cyanosis
Blue discoloration of the skin
medlineplus.gov/ency/article/003215.htm
Cyanosis
www.msdmanuals.com/home/lung-and-airway-disorders/symptoms-of-lung-disorders/cyanosis
Cyanosis Symptoms, Risk Factors, Diagnosis and Treatment
www.narayanahealth.org/cyanosis
Baca juga:
Muntaber pada Anak: Kenali Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Waspada Keracunan Makanan pada Anak, Kenali Gejala hingga Penanganannya
Radang Tenggorokan pada Anak: Kenali Gejala, Penyebab, serta Pertolongan Pertama