Sesak napas merupakan salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami setiap orang. Ketika pandemi melanda, sesak napas juga menjadi salah satu gejala yang kerap dikaitkan dengan infeksi Virus Corona.
Meski begitu, tidak semua kondisi tersebut merupakan gejala dari penyakit COVID-19, kok, Parents. Karena pada dasarnya, ada banyak juga masalah kesehatan lain yang ditandai dengan gejala ini. Salah satunya adalah penyakit asma.
Lantas, apa saja perbedaan sesak napas sebagai tanda gejala COVID-19 dan yang disebabkan oleh kondisi lain? Melansir berbagai sumber, berikut ulasan selengkapnya.
Artikel terkait: Penelitian Tunjukkan Anak Rentan Alami Long COVID-19, Ini Gejalanya
Perbedaan Sesak Napas Tanda Virus Corona dengan Kondisi Kesehatan Lainnya
1. Sesak Napas Akibat Virus Corona Biasanya Terjadi Secara Tiba-tiba
Biasanya, sesak napas yang diakibatkan oleh penyakit tertentu seperti asma timbul akibat pemicu tertentu. Misalnya, ketika penderita asma mengalami alergi pada debu dan lain sebagainya. Pemicu sesak napas pertanda kondisi ini juga umumnya sudah sangat dikenali oleh penderita.
Berbeda dengan sesak napas sebagai tanda gejala COVID-19. Kondisi ini dipicu oleh infeksi virus dan umumnya terjadi secara tiba-tiba. Hal ini pun dijelaskan oleh Dr Arvind Mohan, Ketua Institute of Chest Onco-Surgery & Lung Transplantation di Medanta Lung Fibrosis.
Menurutnya, seperti yang dikutip dari laman The Indian Times, sesak napas atau dispnea serta nyeri dada yang terjadi secara tiba-tiba bisa menjadi salah satu tanda kerusakan paru-paru terkait COVID-19 yang parah.
Kondisi ini disebut juga sebagai ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) atau tanda gagal paru-paru. Baik gejala yang timbul ringan atau berat, tetapi kondisi ini bisa menimbulkan dampak jangka panjang. Maka itu, diperlukan tindakan segera apabila Anda mengalami dispnea secara tiba-tiba tanpa adanya pemicu sebelumnya.
2. Durasi Sesak Napas
Menurut Asthma and Allergy Foundation of America (AAFA), perbedaan sesak napas terkait COVID-19 dan penyakit lain seperti asma juga bisa dilihat dari durasinya.
Umumnya, pada pengidap asma, sesak napas yang dialami bisa berlangsung dalam rentang waktu tertentu. Ada yang sesaknya hingga berjam-jam, tetapi ada juga yang berlangsung singkat.
Sementara itu, sesak napas sebagai tanda gejala Virus Corona durasinya bisa berlangsung lama hingga berhari-hari. Sekitar 7-25 hari.
3. Penurunan Saturasi Oksigen
Sesak napas yang timbul akibat COVID-19 biasanya berlangsung lama. Hal ini cukup berbeda dengan sesak napas akibat kondisi tertentu seperti kelebihan berat badan, serangan panik, dan kondisi lain seperti asma.
Sesak napas akibat infeksi virus menular ini juga kondisinya cenderung bisa sampai parah. Salah satunya, terjadinya penurunan saturasi oksigen secara tiba-tiba.
Ketika sulit bernapas yang diakibatkan oleh infeksi Virus Corona, tingkat saturasi oksigen seseorang bisa saja turun hingga di bawah 90 persen. Menyebabkan otak kekurangan oksigen sehingga pasien bisa juga mengalami kondisi lesu dan kebingungan.
Maka itu, kondisi sesak napas pada pasien COVID-19 atau orang dengan gejala penyakit tersebut yang disertai kesulitan bernapas perlu mendapat penanganan medis. Pasalnya, kondisi ini bisa saja menjadi tanda adanya komplikasi pernapasan serius terkait COVID-19.
4. Adanya Gejala Penyerta Khusus
Sesak napas akibat penyakit asma biasanya disertai dengan kondisi batuk dan mengi, sedangkan tanda gejala COVID-19 sedikit berbeda.
Umumnya, pasien COVID-19 jarang sekali mengalami sesak napas di awal-awal. Gejala yang dirasakan pertama kali biasanya berupa demam, tidak enak badan, batuk, serta nyeri sendi. Setelah gejala tersebut, barulah timbul gejala lanjutan berupa sesak napas. Biasanya muncul setelah 5 hari mengalami gejala awal tersebut.
Namun, hal itu biasanya dirasakan oleh mereka yang berusia muda. Bagi pasien di rentang usia dewasa menuju lansia, gejala sesak napas umumnya akan muncul dalam 2-3 hari setelah gejala awal.
5. Gejala Umum yang Perlu Dipahami
Seperti yang telah dijelaskan, sesak napas terkait infeksi Virus Corona umumnya disertai dengan gejala awal COVID-19 lainnya. Maka itu, kita juga perlu paham gejala apa saja terkait penyakit ini yang kira-kira dialami atau muncul. Adapun beberapa gejala umum COVID-19, di antaranya adalah:
- Demam dan batuk kering
- Sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot atau sendi
- Hidung tersumbat dan flu
- Diare
- Mual
- Muncul juga gejala khusus atau unik seperti kehilangan indera perasa dan penciuman (anosmia).
Artikel terkait: Perlukah PCR Test Setelah Isoman? Ini Penjelasan Dokter dan Jubir Satgas COVID-19
Kapan Perlu Khawatir?
Umumnya, sesak napas yang sebelumnya ditandai dengan kondisi lain seperti batuk dan demam merupakan salah satu kunci bahwa hal tersebut merupakan gejala dari COVID-19.
Menurut Centers for Disease Control (CDC), gejala sesak napas ini cenderung rendah dialami dibandingkan dengan gejala COVID-19 lainnya seperti demam, batuk, atau kelelahan. Meski begitu, sesak napas pada pasien COVID-19 bisa menimbulkan risiko penyakit parah dan kritis pada penderitanya.
Maka itu, ketika Anda mengalami masalah pernapasan seperti sesak, napas menjadi cepat, demam tinggi, batuk kering, hingga kelelahan drastis, jangan ragu untuk segera meminta pertolongan medis.
Untuk sesak napas yang disebabkan kondisi lain seperti asma, biasanya akan mereda dengan sendirinya. Namun, ketika sesak napas tak kunjung membaik dan bahkan membuat Anda tidak nyaman, segera cari pertolongan medis juga agar pemeriksaan lanjutan bisa dilakukan. Pasalnya, gejala yang dibiarkan begitu saja juga akan menimbulkan risiko kesehatan.
Artikel terkait: Bisakah Hewan Peliharaan Menyebarkan COVID-19? Begini Penjelasan Pakar!
Itulah ulasan seputar perbedaan sesak napas akibat Virus Corona dan kondisi kesehatan lain seperti asma. Semoga bermanfaat, Parents!
***
Baca juga:
Si Kecil Mengalami Anosmia? Ini 5 Langkah Mengatasinya yang Perlu Parents Lakukan
Cegah Stres Hadapi Anak Sakit Saat Pandemi, Ini 4 Cara Bisa Parents Lakukan
Bahagia Bikin Manusia Lebih Sehat, Benarkah? Ini Hasil Risetnya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.