Serat adalah kandungan makanan yang bisa didapatkan dari tumbuhan dan diperlukan oleh tubuh, khususnya pada sistem pencernaan. Tak hanya orang dewasa, serat juga diperlukan untuk bayi agar tetap sehat dan lancar buang air.
Melansir dari SehatQ, Serat pangan sebenarnya merupakan salah satu jenis karbohidrat. Serat yang khas adalah serat pangan berasal dari tumbuhan dan tidak dapat dicerna oleh usus halus. Serat pangan mencakup polisakarida, oligosakarida, lignin, serta substansi lainnya yang berhubungan dengan tumbuhan.
Jadi serat pangan berbeda dengan jenis karbohidrat lain seperti nasi atau kentang yang dapat dipecah-pecah menjadi gula dan diserap oleh usus.
Jenis-jenis Serat
Ada dua jenis serat, yaitu:
-
Serat yang larut dalam air
Serat jenis ini akan menciptakan gel yang dapat melancarkan sistem pencernaan dan dapat membantu menyerap kelebihan cairan di dalam usus. Mengonsumsi serat larut dapat membuat feses lebih padat dan berbentuk. Oleh karena itu, serat larut sangat disarankan dikonsumsi untuk menurunkan berat badan, mengendalikan kadar gula darah, dan baik untuk penderita diare serta kolesterol tinggi.
-
Serat yang tidak larut dalam air
Serat yang tidak larut ini akan dibiarkan utuh ketika makanan dicerna. Mengonsumsi serat tidak larut akan membuat feses lebih lembut dan buang air menjadi lebih lancar, sehingga cocok untuk penderita sembelit atau konstipasi.
Makanan yang kaya serat biasanya sudah mengandung kedua jenis serat tersebut. Oleh karena itu, mengonsumsi sayur dan buah sudah cukup menjadi sumber serat yang baik.
Serat untuk Bayi, Berapa Banyak yang Dibutuhkan Tubuh Kecilnya?
Sama seperti orang dewasa, bayi pun membutuhkan serat untuk kebutuhan pencernaannya. Bayi bisa mendapatkan serat dari MPASI yang dikonsumsi sehari-hari. Serat penting untuk menjaga kesehatan bayi dan membuat bayi kenyang lebih lama.
Bayi tak membutuhkan suplemen serat tambahan. Sebaiknya, Parents membuat MPASI yang mengandung serat dengan menggunakan bahan alami, seperti sayur dan buah karena saluran pencernaan bayi masih berkembang. Serat tambahan bisa membuat perut bayi menjadi tidak nyaman.
Pada usia 6 bulan, bayi sudah biasa diperkenalkan pada berbagai jenis bubur buah dan sayur. Mulailah dengan jumlah sedikit seperti 1 sendok teh atau 5 gr per harinya, karena faktanya bayi tak terlalu membutuhkan banyak serat seperti orang dewasa.
Parents bisa meningkatkan jumlah asupan serat harian secara perlahan hingga ia dapat mengonsumsi sekitar 1 atau 2 sendok makan bubur sereal atau buah per harinya.
Setelah berusia 9 bulan, gantilah bubur sereal dengan beberapa sendok nasi, atau oat. Dilansir dari Healthy Eating, bagilah makanan bayi menjadi 3 hingga 9 sendok sereal atau beras dan ¼ hingga ½ cangkir buah dan sayur yang dibagi antara 2 hingga 3 kali makan.
Pada usia 10 hingga 12 bulan, bayi sudah bisa diperkenalkan dengan buah dan sayuran yang direbus dengan tekstur lembut. Kulit buah atau sayur memang mengandung banyak serat, tapi sebaiknya tidak usah diberikan pada bayi karena dapat menimbulkan risiko tersedak dan sulit dikunyah.
Dari usia 1 hingga 3 tahun, bayi membutuhkan sekitar 19 gram serat per hari untuk kebutuhan tubuhnya.
Perkenalkanlah satu makanan baru pada satu waktu dan beri waktu sekitar 3 hingga 5 hari di antara setiap pemberian makanan baru. Amati juga jika anak menunjukkan reaksi alergi atau sensitivitas terhadap satu jenis makanan.
Makanan yang Memiliki Kandungan Tinggi Serat untuk Dikonsumsi si Kecil
Serat hanya bisa ditemukan pada tanaman atau produk nabati. Berikut adalah daftar makanan tinggi serat yang baik untuk dikonsumsi bayi. Olahlah buah dan sayuran menjadi puree, dikukus, atau disajikan langsung sesuai dengan tahapan usia si kecil.
- Bayam
- Brokoli
- Polong-polongan
- Ubi
- Lobak
- Wortel
- Kacang merah
- Apel
- Pisang
- Plum
- Pir
- Persik
- Oatmeal
- Beras merah
Selain mengandung banyak serat, buah dan sayuran juga mengandung vitamin dan mineral yang baik untuk tumbuh kembang bayi.
Perlu diperhatikan dalam memberikan kacang-kacangan atau polong-polongan sebagai sumber serat untuk bayi, pastikan bayi tidak alergi pada kacang dan olah sedemikian rupa agar mudah untuk ditelan.
Untuk meningkatkan asupan serat si kecil, ada beberapa hal yang dapat Parents lakukan, seperti:
- Sebisa mungkin, hindari mengupas buah. Misalnya untuk apel dan pir, ajak si Kecil untuk memakannya bersama dengan kulitnya.
- Jika si kecil suka makan roti, pilihlah roti gandum daripada roti putih biasa.
- Jika si kecil terbiasa makan nasi, lebih baik sediakan nasi merah atau nasi coklat.
- Dibandingkan dengan minum jus buah, si kecil lebih baik mengonsumsi buah-buahan segar.
- Jika si kecil suka makan kentang, pangganglah kentang beserta dengan kulitnya.
- Selalu sediakan berbagai sayuran di setiap jam makan.
- Memilih susu yang memiliki kandungan serat pangan untuk si kecil.
Itu dia manfaat serta pentingnya serat dan makanan kaya serat yang baik untuk dikonsumsi bayi. Semoga dapat membantu Parents dalam menyusun menu makan untuk si kecil, ya.
****
Artikel telah ditinjau oleh:
dr.Gita PermataSari, MD
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Ini aturan penting sebelum memberikan jus sebagai MPASI untuk bayi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.