X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Mengulik Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Prasasti, Raja, Keruntuhan, dan Candi Peninggalannya

Bacaan 4 menit
Mengulik Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Prasasti, Raja, Keruntuhan, dan Candi Peninggalannya

Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Salah satu kerajaan bahari terbesar di Indonesia ini berada di Pulau Sumatera.

Kerajaan Sriwijaya adalah salah satu kerajaan terbesar di Nusantara. Salah satu kerajaan bahari terbesar di Indonesia ini berada di Pulau Sumatera. Daerah kekuasaannya pun cukup luas, mulai Sumatra, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Singapura, Semenanjung Malaka (juga bernama lain: Semenanjung Kra), Thailand, Kamboja, Vietnam Selatan, Kalimantan, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Adapun ibu kotanya berada di Kota Palembang, tepat di pinggir Sungai Musi.

Artikel terkait: Fakta dan Sejarah Croffle, Cemilan Asal Perancis yang Sedang Hits di Indonesia

Pernah menjadi pusat agama Buddha

Mengulik Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Prasasti, Raja, Keruntuhan, dan Candi Peninggalannya

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (sumber: Seruni.id)

Nama Sriwijaya berasal dari kata sri yang berarti ‘cahaya’ dan wijaya yang berarti ‘kemenangan’. oleh karena itu, secara harfiah, Kerajaan Sriwijaya bisa disebut sebagai kemenangan yang bercahaya. Pada abad ke-7 hingga abad ke-11, kerajaan ini menjadi pusat dari studi agama Buddha dan bahasa Sansekerta. Melansir dari Majalah Bobo, di Sriwijaya saat itu terdapat seorang biksu yang bernama Dharmakitri. Ia adalah seorang biksu yang berpengetahuan luas. Saking terkenalnya, banyak orang yang datang kepadanya untuk berguru. Mereka tinggal di tempat tersebut dalam waktu yang relatif lama.

Beberapa peninggalan yang membahas kerajaan ini pun ada. Seorang pendeta Tiongkok dari dinasti Tang, I-Tsing, pernah membuat catatan ketika ia tinggal di Kerajaan Sriwijaya. Dalam catatan tersebut, ia mengatakan pernah mengunjungi Sriwijaya pada tahun 671. Ia tinggal selama 6 bulan. Dalam catatan tersebut, ia menuliskan bahwa kerajaan tersebut merupakan kota berbenteng yang dihuni ribuan biksu. Selain itu, terdapat banyak gajah yang digunakan sebagai kendaraan sehari-hari.

Artikel terkait: 10 Fakta Sejarah Singkat Perjuangan Bangsa Indonesia, Wawasan untuk Si Kecil!

Prasasti peninggalan

Mengulik Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Prasasti, Raja, Keruntuhan, dan Candi Peninggalannya

Peninggalan KErajaan Sriwijaya (Sumber: Kompas.com)

Selain itu, ada prasasti yang berasal dari abad ke-7 yang bernama Prasasti Kedukan Bukit yang bertarikh 682. Prasasti ini ditemukan oleh C.J. Batenburg pada 29 November 1920. Prasasti tersebut berbentuk batu kecil berukuran 45 × 80 cm, ditulis dalam aksara Pallawa, menggunakan bahasa Melayu Kuno. Mengutip dari Soekmono dalam bukunya Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2, didapatkan data bahwa Dapunta Hyang pergi dari Minanga dan menaklukkan kawasan tempat ditemukannya prasasti ini (Sungai Musi, Sumatra Selatan). Minanga Tamwan bermakna pertemuan dua sungai (karena tamwan berarti ‘temuan’), yakni Sungai Kampar Kanan dan Sungai Kampar Kiri di Riau.

Ada pula Prasasti Talang Tuo. Prasasti ini memiliki ukuran 50 cm x 80 cm. Pertama kali, prasati ini ditemukan oleh petani dan terdiri dari 14 baris tulisan dengan aksara Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Adapun penulisannya diperkirakan sekitar tahun 606 Saka atau 684 Masehi. Adapun isi dari prasasti ini adalah mengenai petuah dalam pembangunan taman pada masa kepemimpinan Dapunta Hyang Sri Jagayana atau Sri Jayanasa.

Selain itu, masih ada prasasti lain, yakni prasasti Telaga Batu, prasasti Kota Kapur, dan prasasti Karang Berahi.

Raja-raja Sriwijaya

Menurut beberapa sumber, inilah genealogi raja-raja yang pernah memerintah Kerajaan Sriwijaya.

  • Dapunta Hyang atau Sri Jayanasa (671)
  • Rudra Wikrama (728 – 742)
  • Sri Indrawarman (702)
  • Sri Maharaja (775)
  • Dharanindra atau Rakai Panangkaran (778)
  • Samaragrawira atau Rakai Warak (782)
  • Samaratungga atau Rakai Garung (792)
  • Balaputradewa (856)
  • Sri Udayaditya Warmadewa (960)
  • Sri Cudamani Warmadewa (988)
  • Sri Mara-Vijayottunggawarman (1008)
  • Haji Sumatrabhumi (1017)
  • Sangrama-Vijayottunggawarman (1025)
  • Srimat Trailokyaraja Maulibhusana Warmadewa (1183)

Daftar raja yang memerintah tersebut tidaklah lengkap. Sebab, struktur genealogi raja Sriwijaya banyak yang terputus dan tidak diketahui.

Artikel terkait: Sejarah dan Isi Teks Proklamasi 17 Agustus 1945, Pelihara Semangat Kemerdekaan Anak

Keruntuhan

Mengulik Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Prasasti, Raja, Keruntuhan, dan Candi Peninggalannya

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya (Sumber: Tirto.id)

Pada abad ke-11, kerajaan ini memang mengalami kemunduran. Hal ini diawali dari serangan yang dilakukan Raja Rajendra Coladewa dari Kerajaan Cola. Dalam penyerangan ini, salah satu raja Sriwijaya saat itu berhasil ditawan. Kemudian, kerajaan taklukan pun mulai dikuasai kerajaan lain. Kerajaan Melayu yang saat itu dikuasai oleh Kerajaan Singasari. Melihat kemunduran ini, Kerajaan Sukhodaya dari Thailand pun memanfaatkan kesempatan. Di bawah pimpinan Raja Kamheng, wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya pun berhasil ditaklukkan dan dikontrol. Pada abad ke-14, kerajaan ini benar-benar runtuh setelah diserang Kerajaan Majapahit.

Candi-candi peninggalan

Bukti keberadaan Kerajaan Sriwijaya juga tecermin dari beberapa candi peninggalannya. Adapun daftar candi tersebut adalah sebagai berikut.

  • Candi Muara Takus
  • Candi Biaro Bahal III
  • Candi Muaro Jambi
  • Rimba Candi atau Gapura Sriwijaya
  • Candi Kota Kapur

Baca juga:

Sejarah Rempeyek dan Resep Pembuatannya, Dijamin Anti Gagal!

Mengulik Sejarah Pencak Silat, Seni Bela Diri Asli dari Nusantara

Wajib Tahu! Ini Peristiwa Penting dalam Sejarah Tahun Baru Islam

Cerita mitra kami
7 Cara Menyenangkan yang Membuat Si Kecil Semangat Sahur
7 Cara Menyenangkan yang Membuat Si Kecil Semangat Sahur
Dijamin Seru! Ini 5 Permainan Edukatif Anak yang Berkualitas dan Baik untuk Kecerdasannya
Dijamin Seru! Ini 5 Permainan Edukatif Anak yang Berkualitas dan Baik untuk Kecerdasannya
Agar Proses Belajar di Rumah Berjalan Efektif, Terapkan 5 Cara Ini!
Agar Proses Belajar di Rumah Berjalan Efektif, Terapkan 5 Cara Ini!

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Galih Pangestu Jati

Diedit oleh:

Ruben Setiawan

  • Halaman Depan
  • /
  • Edukasi Sekolah Dasar
  • /
  • Mengulik Sejarah Kerajaan Sriwijaya: Prasasti, Raja, Keruntuhan, dan Candi Peninggalannya
Bagikan:
  • 99 Asmaul Husna dan Artinya Beserta Dzikir Agar Rezeki Meningkat Pesat

    99 Asmaul Husna dan Artinya Beserta Dzikir Agar Rezeki Meningkat Pesat

  • Induk Organisasi Senam Indonesia Adalah PERSANI, Ketahui Sejarahnya

    Induk Organisasi Senam Indonesia Adalah PERSANI, Ketahui Sejarahnya

  • Perbedaan Metamorfosis Sempurna dengan Tidak Sempurna, Edukasi untuk Anak

    Perbedaan Metamorfosis Sempurna dengan Tidak Sempurna, Edukasi untuk Anak

  • 99 Asmaul Husna dan Artinya Beserta Dzikir Agar Rezeki Meningkat Pesat

    99 Asmaul Husna dan Artinya Beserta Dzikir Agar Rezeki Meningkat Pesat

  • Induk Organisasi Senam Indonesia Adalah PERSANI, Ketahui Sejarahnya

    Induk Organisasi Senam Indonesia Adalah PERSANI, Ketahui Sejarahnya

  • Perbedaan Metamorfosis Sempurna dengan Tidak Sempurna, Edukasi untuk Anak

    Perbedaan Metamorfosis Sempurna dengan Tidak Sempurna, Edukasi untuk Anak

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.