Setiap daerah di Indonesia selalu punya ciri khas yang menjadi simbol budaya daerah tersebut. Ciri khas bisa saja berbentuk makanan khas, kesenian, sampai dengan rumah adat. Salah satu contohnya adalah rumah adat Betawi yang beragam.
Di balik pembangunannya, rumah adat ini tentunya punya makna-makna filosofis yang berhubungan erat dengan sejarah dan kehidupan. Rumah adat Betawi sendiri dikenal dengan nama rumah kebaya.
Selain rumah kebaya, ada juga tiga jenis rumah adat dari Betawi yang harus diketahui. Sama seperti rumah adat yang lainnya, ada juga filosofi budaya yang terkandung di dalamnya.
Jenis-Jenis Rumah Adat Betawi dan Filosofinya
Rumah “Si Doel Anak Sekolahan”
Barangkali rumah adat dari Betawi yang tercatat secara resmi adalah rumah kebaya. Namun, selain rumah kebaya, ada beberapa jenis lainnya yang masih merupakan satu kesatuan budaya Betawi.
Melansir dari Rumah.com, jenis-jenis rumah adat Betawi yang lainnya meliputi rumah gudang, rumah joglo, dan rumah panggung. Meskipun tidak tercatat sebagai rumah adat betawi secara resmi, tetapi keberadaannya tetap diakui dan tetap dilestarikan sebagai salah satu warisan budaya dari Betawi.
Perbedaan jenis rumah ini sangat dipengaruhi oleh faktor lokasi dan budaya yang berkembang di sekitarnya. Berikut ini jenis-jenis rumah adat dari Betawi dan filosofinya.
1. Rumah Kebaya
Tampak depan rumah kebaya. (Foto: Pinterest.com)
Rumah kebaya menjadi rumah adat dari Betawi yang diakui secara resmi. Kebaya identik dengan jenis pakaian nasional. Namun, tahukah Bunda mengapa rumah ini disebut dengan rumah kebaya?
Disebut dengan rumah kebaya karena bentuk atapnya yang menyerupai pelana yang dilipat. Jika dilihat dari samping maka lipatan-lipatan tersebut tampak seperti lipatan kebaya. Rumah ini memang tidak terlalu populer jika dibandingkan dengan rumah adat Betawi lainnya seperti rumah Joglo.
Masyarakat Betawi biasanya membagi rumah menjadi dua bagian, yaitu rumah untuk umum dan pribadi. Area semi umum biasanya terletak pada bagian depan seperti ruang tamu dan teras. Ruangan-ruangan ini bisa leluasa digunakan untuk datang dan duduk ria.
Sedangkan area pribadi terletak di bagian belakang seperti ruang makan, dapur, kamar tidur dan pekarangan belakang. Area ini hanya boleh dilihat oleh orang-orang dekat dari pihak pemilik rumah. Rumah ini juga memiliki kamar tamu yang disebut dengan paseban. Didesain dengan indah untuk menghormati para tamu yang menginap.
2. Rumah Panggung
Rumah Si Pitung salah satu rumah betawi bentuk panggung. (Foto: Pinterest.com)
Kalau anda pernah mengunjungi atau melihat rumah si Pitung, maka inilah jenis rumah panggung. Rumah panggung kerap ditemukan pada pesisir pantai.
Rumah ini dibuat dengan mengikuti kondisi lingkungan sekitar. Dibuat model panggung atau tinggi karena jika laut pasang dan memasuki daerah pemukiman, rumah tidak akan terendam.
Bahan bangunan yang digunakan pada jenis rumah adat ini menggunakan kayu. Selain mudah dibentuk, kayu menjadi bahan bangunan yang paling mudah ditemukan pada masyarakat zaman dahulu.
Pada rumah panggung, sering ditemukan berbagai ornamen khas Betawi yang unik dan sederhana. Ornamennya memiliki bentuk ukiran geometris seperti segiempat, belah ketupat, sampai dengan lingkaran. Ornamen ini bisa ditemukan pada jendela, daun pintu, dan bagian rumah yang lainnya.
3. Rumah Gudang
Rumah gudang yang sering ditemukan di pedalaman. (Foto: Pinterest.com)
Lantaran rumah adat disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya, maka rumah yang sering ditemukan di area pedalaman adalah rumah Gudang. Rumah Gudang ini biasanya memanjang dan berbentuk persegi panjang.
Struktur rumah jenis ini memiliki bentuk atap seperti pelana dengan ornamen perisai dan jurai. Selain itu, struktur kuda-kuda digunakan sebagai struktur atap pada jenis rumah adat yang satu ini.
Ada dua bagian rumah dengan fungsi setiap ruangan. Bagian depan digunakan untuk menerima tamu dan bagian tengah digunakan sebagai dapur dan ruangan tidur. Rumah jenis ini tidak memiliki bagian belakang di mana ruangan pada bagian belakang digabung dengan ruangan bagian tengah.
4. Rumah Joglo
Tampak depan rumah betawi bertipe Joglo. (Foto: Pinterest.com)
Bagi sebagian orang mungkin menganggap bahwa rumah adat jenis Joglo dan Kebaya tampak sama. Meskipun keduanya sekilas serupa, tetapi jika dilihat secara seksama, maka keduanya sangat berbeda. Salah satu perbedaannya tampak dari atap rumah. Atap rumah Joglo tidak menyerupai pelana seperti lipatan, tetapi menyerupai perahu terbalik.
Meskipun namanya mirip seperti rumah adat Jawa Tengah, tetapi ada perbedaan yang cukup mencolok di rumah Joglo khas Betawi ini yaitu tidak memiliki tiang penyangga atau bagi masyarakat Jawa dikenal dengan nama Soko.
Filosofi Rumah Adat Betawi
Foto: Bintang.com
Beberapa pembagian ruangan pada rumah adat mengandung nilai filosofi yang dipercayai oleh masyarakat. Berikut ini beberapa karakteristik ruangan pada rumah adat Betawi:
- Teras depan. Fungsi dari teras depan adalah sebagai tempat menerima dan menghargai tamu. Biasanya ada kursi dan dipan yang terbuat dari kayu yang berkualitas seperti jati atau jenis kayu yang lain seperti bambu.
- Paseban/Kamar Khusus. Bagian berikutnya adalah paseban atau kamar khusus untuk tamu yang akan menginap. Kalau tidak difungsikan sebagai kamar tamu, maka paseban menjadi ruang untuk beribadah.
- Pangkeng atau ruang keluarga. Ini berfungsi sebagai ruang keluarga untuk tempat berkumpul satu keluarga.
- Ruang tidur. Pada rumah adat, jumlah ruang tidur bisa cukup banyak. Dengan ruangan yang cukup luas pada kamar utama yang dikhususkan bagi pemilik dan kepala rumah.
Itulah jenis-jenis rumah adat Betawi beserta dengan nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.
Baca Juga:
7 Rumah Adat Khas Sumatera Barat, Megah dan Tahan Gempa!
6 Jenis Rumah Adat Jawa Tengah dan Jawa Timur, Beserta Filosofinya
Kenali Fungsi dan Filosofinya, Ini 9 Jenis Rumah Adat Bali
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.