Baru-baru ini, warganet kembali dihebohkan kasus pembunuhan yang melibatkan anak di bawah umur. Remaja gantung seorang anak karena terilhami tayangan dari video YouTube.
Sudah sepatutnya anak dan remaja mendapat pendampingan khusus dari orangtua ketika mereka mengakses media sosial. Sebab, bukan sekali dua kali ada kasus anak dan remaja yang melakukan tindakan di luar nalar akibat pengaruh buruk media sosial.
Seperti yang terjadi pada remaja di Kairo, Mesir. Mengaku terinspirasi dari tayangan di kanal YouTube, seorang remaja tega melakukan pembunuhan terhadap anak tak berdosa berusia 4 tahun. Kasus semacam ini bukan pertama kali terjadi.
Remaja asal Mesir dilaporkan telah menggantung anak kecil tersebut yang membuat sang anak tewas seketika. Menurut pengakuannya, remaja ini terpangaruh dari sebuah tayangan video yang dilihatnya di YouTube.
Kronologi Kejadian Remaja Gantung Seorang Anak
Berdasarkan laporan media Mesir pada Minggu (19/07), polisi setempat mengungkapkan peristiwa ini berawal ketika remaja 13 tahun itu melihat ada seorang anak kecil tengah berjalan seorang diri. Lalu, anak ini meminta diantar kembali ke ibunya.
Akan tetapi, remaja itu tidak mengantarkan anak kecil ini kembali kepada sang ibu. Si remaja justru membawanya ke sebuah tempat pemukiman di sebuah bangunan yang terdapat alat poros udara dari besi, di kawaan Useem, Giza dekat Kairo.
Di tempat itu si remaja memasang sebuah kabel pada sangkar besi. Kabel ini yang kemudian ia gunakan untuk menggantung korban.
Di dalam poros udara, gadis itu diduga meletakkan tangannya di mulut sang anak yang tengah menangis. Sebelumnya, ia telah membentuk kabel menjadi seperti tali penggantung dan meletakkan kepala korban di dalamnya.
Akhirnya, tubuh anak kecil tak berdosa itu pun tegantung dan ia tewas dalam insiden mengenaskan ini.
Setelah melaksanakan aksinya, pelaku yang masih remaja itu segera melarikan diri ke rumah bibinya. Belakangan diketahui, remaja ini tinggal bersama bibinya karena kedua orangtuanya telah bercerai.
Hasil Investigasi Polisi
Polisi setempat akhirnya mendapat laporan pembunuhan setelah mayat anak itu ditemukan. Dari penyelidikan polisi, terungkap bahwa pelaku pembunuhan adalah remaja perempuan berusia13 tahun tersebut. Hasil investigasi ini didasarkan pada adanya sidik jari pelaku di tubuh korban.
“Saya berpikir untuk melakukan apa yang saya lihat di YouTube,” ujar pelaku, dilansir dari media swasta Al Masri Al Youm.
Berdasarkan laporan penyelidikan, terungkap bahwa remaja itu sudah berulang kali menonton tayangan video YouTube yang membuatnya terdorong melakukan perbuatan keji tersebut.
Kini, si remaja terancam hukuman penjara. Hal ini sesuai hukum yang berlaku di negara Mesir, pelaku pelanggaran hukum yang berusia di bawah 18 tahun diadili di pengadilan anak-anak dan mendapat hukuman penjara maksimal 15 tahun.
Ketika pelaku pidana dinyatakan bersalah atas suatu tindak pembunuhan, mereka yang berusia pidana di bawah 18 tahun juga akan dirawat di sebuah lembaga rehabilitasi yang khusus menangani kasus pidana anak.
Peran Parents dalam Mendampingi Anak
Peristiwa ini mengingatkan kita pada kejadian serupa yang menghebohkan masyarakat Indonesia beberapa saat lalu. Gadis remaja berinisial NF tega menghabisi nyawa bocah yang masih berusia di bawah 5 tahun. Bocah yang masih tergolong balita ini tidak lain adalah tetangganya sendiri.
Sama dengan kasus pembunuhan anak di Mesir, remaja NF juga mengaku terinspirasi adegan video yang tayang di YouTube. Pelaku terdorong untuk membunuh tanpa motif tertentu.
Dari beberapa contoh kejadian itu, diharapkan semakin bisa membuka mata Parents. Artinya, tayangan YouTube yang sejatinya adalah sebagai konten hiburan, justru dapat menjadi alasan perbuatan kriminal.
Anak-anak dan remaja belum memiliki kematangan emosi. Oleh karena itu, orangtua sangat berperan penting dalam mendampingi perkembangan emosionalnya. Penting juga bagi Parents untuk selalu mengawasi dan mendampingi anak dan remaja ketika mereka beraktivitas di media sosial.
Tujuannya yaitu agar kejadian mengenaskan seperti remaja gantung seorang anak, ataupun yang lainnya, tidak sampai terulang kembali.
Baca Juga :
Miris, terungkap fakta ABG Slenderman pembunuh bocah adalah korban perkosaan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.