19 Refleks pada Bayi Baru Lahir dan Manfaatnya, Catat Parents!

Refleks bayi memengaruhi caranya menyusu, juga gerakan tubuhnya dalam merespons. Yuk, cari tahu apa saja refleks bayi baru lahir, Bun!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada banyak refleks bayi baru lahir yang perlu diketahui Parents, nih.

Pastikan Anda tidak salah menafsirkan setiap isyarat dan gerakan bayi, ya. Sebab, salah dalam memaknai gerakan bayi bisa memengaruhi tindakan Anda dalam memberikan apa yang bayi butuhkan.

Sebenarnya, apa itu refleks pada bayi?

Refleks pada bayi baru lahir disebut juga sebagai refleks primitif, yakni gerakan spontan yang dilakukan bayi secara alami ketika mendapat rangsangan.

Biasanya, gerakan ini muncul sejak si Kecil baru lahir, dan akan hilang sendirinya ketia ia bertambah dewasa. 

Artikel Terkait: Pentingnya Memahami Refleks Moro, Saat Bayi Mudah Terkejut

Refleks Bayi Baru Lahir yang Perlu Parents Tahu

1. Rooting Reflex

Refleks bayi yang satu ini adalah ketika pipi bayi disentuh, dia akan menoleh ke arah sentuhan dengan mulut terbuka.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal ini kadang menandakan dia lapar dan ingin menyusu.

Akan tetapi, tidak selalu demikian. Bisa jadi dia baru saja menyusu dengan kenyang, dan saat Bunda menyentuh pipinya, dia akan tetap menoleh dengan mulut terbuka karena ini merupakan gerakan refleks dari tubuhnya.

2. Refleks Bayi Mengisap Puting Ibu

Rooting reflex bisa membantu si kecil menemukan puting ibu dan mulai melakukan pelekatan untuk menyusu.

Bunda bisa menyentuh pipinya dengan jari, puting atau dot agar dia bisa mulai menyusu. Secara refleks, dia akan langsung melakukan isapan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Akan tetapi, refleks ini baru bisa berkembang sempurna ketika si Kecil berusia 36 minggu. Dan bagi bayi lahir prematur, kemungkinan dia akan memiliki refleks mengisap yang lemah.

Namun, Bunda tidak perlu khawatir, karena refleks ini akan berkembang penuh ketika ia sudah mencapai 36 minggu.

Bayi juga memiliki refleks untuk mengisap tangan atau jarinya sendiri. Namun, hal ini dilakukan bukan karena dia lapar, tetapi bayi menikmati proses mengisap jari karena itu membuatnya merasa tenang.

Artikel terkait: 12 Hal yang Dapat Membuat Bayi Tidur Nyenyak

3. Refleks Bayi Kaget (Moro Reflex)

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ketik bayi merasa kaget dengan suara keras, atau gerakan tiba-tiba, dia akan mendongak, tangan dan kaki terbuka kemudian menangis.

Setelah itu, dia akan menangkupkan kedua tangan dan kakinya dalam posisi memeluk untuk melindungi diri sendiri.

Bunda bisa mengurangi hal ini dengan membedong bayi. Bedong mencegah bayi kaget dan terbangun, juga membantu bayi merasa lebih aman dan terlindungi.

4. Refleks Muntah 

Refleks muntah terjadi ketika bayi menelan terlalu banyak ASI. Hal ini terjadi ketika ibu mengalami suplai ASI berlebih atau ASI memancar terlalu kuat.

Kondisi ini menyebabkan tenggorokan bayi tertutup agar tidak tersedak, dan lidahnya mengeluarkan kelebihan ASI. Biasa juga dikenal dengan gumoh.

Bunda tidak perlu khawatir bila ini terjadi, gendong ia dalam posisi duduk dan buat ia sendawa. Bayi Anda akan baik-baik saja.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 3 Cara Membuat Bayi Sendawa yang Aman dan Efektif

5. Refleks Bayi Merangkak

Saat pertama kali diletakkan dalam posisi tengkurap, bayi akan menekuk kedua kakinya dan diletakkan di bawah perut.

Sehingga, ia dalam posisi seperti meringkuk tapi tengkurap. Dia kelihatan sedang berusaha merangkak, tetapi dengan cara yang sangat menggemaskan.

Bunda bisa memberi sedikit tekanan pada kakinya, dan membantu bayi mendorong tubuhnya ke depan.

Hindari meninggalkan bayi sendirian di kasur atau di meja ganti popok. Meskipun dia masih kecil, tetapi dia bisa berguling dan bergerak yang bisa membuatnya jatuh dari ketinggian.

6. Refleks Babinski (Jari-Jari Kaki)

Bila Bunda mengelus telapak kaki bayi dari tumit hingga jari, maka Bunda akan melihat respons dari kakinya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jempol kakinya akan menekuk, sedangkan jari-jari lainnya terbuka. Refleks ini akan tetap ada hingga si kecil berusia dua tahun.

Refleks ini juga membantu mencegah bayi jatuh ketika dia siap mengambil langkah pertamanya.

7. Refleks Bayi Berjalan

Disebut juga refleks menari, karena si kecil terlihat sedang menari dan berjalan mundur. Ketika Bunda memegangnya dalam posisi tegak berdiri, dan kakinya berada pada permukaan datar, dia akan berusaha berjalan.

Artikel terkait: Baikkah Kebiasaan Bayi Ngempeng atau Hisap Jempol?

8. Refleks Bayi Mencengkeram 

Refleks ini ada sejak bayi baru lahir. Jika Anda meletakkan satu jari di tangan bayi, dia akan langsung mencengkream jari tersebut.

Setiap kali ada sentuhan di telapak tangannya, dia akan refleks menggenggam benda apa pun yang ada di dekat tangannya.

9. Respons Traksi

Dokter biasanya memegang kedua pergelangan tangan bayi dan mengangkatnya hingga ke posisi duduk.

Hal ini dilakukan untuk memeriksa respons traksinya, yakni pergerakan kepala dan lehernya saat dia ditegakkan.

10. Refleks Galant

Dokter akan melakukan pemeriksaan secara rutin untuk memantau tumbuh kembang saraf tulang belakang si kecil. Salah satunya adalah dengan melihat refleks galant si kecil.

Caranya dengan memosisikan bayi tengkurap, dan mengelus bagian samping punggung bayi. Bila sarafnya tumbuh dengan baik, tubuh bayi akan melengkung dan pelvisnya tertarik ke arah sentuhan berasal.

11. Refleks Leher Tonic (Tonic Neck Reflex)

Refleks ini terjadi ketika bayi sedang berbaring telentang dan menoleh ke salah satu sisinya.

Bayi kemudian akan meluruskan satu tangan ke arah yang menghadap kepalanya dan menekuk lengan yang ada di belakangnya. Posisi ini mirip dengan posisi pemain anggar.

Para ahli berpendapat bahwa ada spekulasi di mana refleks tonic neck ini memiliki tujuan untuk memberi perlindungan kepada kepala dan wajah bayi.

Refleks ini umumnya akan ada hingga bayi berusia 4 hingga 6 bulan, kemudian menghilang dengan sendirinya.

12. Refleks Parasut

Ketika bayi digendong tegak dan tubuh bayi diputar dengan cepat menghadap ke depan seperti hendak jatuh, bayi akan menjulurkan tangannya ke depan seolah-olah mencegah dirinya jatuh.

Refleks ini merupakan respons alami tubuh untuk mencegah bayi jatuh tepat di wajahnya.

Ketika anak belajar berjalan, refleks ini juga akan membantu keamanannya karena merentangkan tangan ke depan dapat membantu bayi untuk tetap stabil.

Biasanya refleks ini muncul pada usia 6 sampai 8 bulan ketika bayi mulai mengembangkan lebih banyak kontrol motorik.

Refleks parasut juga akan tetap ada sepanjang hidup kita karena merupakan mekanisme keamanan otomatis tubuh.

13. Refleks Snout

Jika bibir atas bayi diberi tekanan, maka ia akan mengerutkan bibirnya ke depan seperti membentuk moncong atau snout.

Refleks ini umumnya terjadi pada bayi baru lahir hingga sekitar usia satu tahun sebelum hilang dengan sendirinya. Mengerucutkan bibir karena tekanan ini disebabkan oleh kontraksi otot yang terjadi pada bibir bayi.

14. Refleks Palmomental

Refleks Palmomental terjadi ketika mengelus telapak tangan bayi dan terjadi kontraksi pada otot ipsilateral mentalis (otot bibir bawah pada sisi yang sama dengan tangan yang dielus) sehingga bibir bawah terangkat sedikit.

Reaksi ini terjadi karena adanya hubungan antara saraf ulnaris dan medianus di lengan dan dianggap sebagai tanda pelepasan frontal.

Pada orang dewasa, refleks ini tidak akan terjadi karena dihambat oleh aktivitas lobus frontal di otak. Refleks Palmomental dimiliki oleh bayi hingga usia 1 tahun.

15. Refleks Glabellar Tap

Terjadi sebagai respons terhadap ketukan berulang di antara alis sehingga terjadi kedipan yang biasanya akan hilang setelah 4 hingga 5 ketukan.

Refleks ini dianggap sebagai respon adaptif untuk melindungi mata bayi dari cedera.

16. Refleks Plantar

Jika Bunda menggosok telapak kaki bayi, maka jari-jari kakinya yang mungil pun akan mulai menekuk.

Para ahli berpendapat bahwa refleks plantar adalah reaksi primitif yang berasal dari nenek moyang manusia yang menggenggam cabang pohon dengan menggunakan kaki.

Namun, pendapat itu masih belum terbukti kebenarannya secara ilmiah.

Biasanya respons ini terjadi pada bayi baru lahir dan hilang pada usia 9 bulan hingga 1 tahun.

17. Refleks Bayi Mendorong Lidah

Lidah bayi akan mendorong ke depan secara otomatis untuk menghalangi makanan atau benda masuk pada usia 4 hingga 6 bulan.

Gerakan ini secara alamiah mencegah bayi tersedak dan merupakan indikator jika anak belum siap untuk mulai belajar makan makanan padat.

Refleks ini harus sudah hilang sebelum masuk masa MPASI anak.

18. Refleks Landau

Jika digendong dalam posisi tengkurap, bayi akan mengangkat kepala dan dada, serta merentangkan tangan dan kaki dalam posisi seperti hendak terbang.

Refleks ini mengembangkan kerja sama otot dan koordinasi motorik kasar antara bagian tubuh depan dan belakang bayi.

19. Refleks Menyelam

Bayi baru lahir hingga berusia kurang lebih enam bulan memiliki refleks menyelam. Di bawah air, bayi akan berhenti bernapas selama beberapa detik dan membuka mata seperti sedang menyelam.

Dalam kondisi ini, bagian atas paru-paru bayi akan tertutup secara alami untuk mencegah masuknya air sehingga bayi bisa menyelam selama beberapa detik.

Refleks menyelam ini merupakan respons alami tubuh untuk bertahan hidup.

Artikel Terkait: Mengenal Refleks Babinski pada Bayi, Tanda Sudah Siap Berjalan?

Mengenal Tes Refleks Bayi

Perlu diketahui, serangkaian gerakan refleks tersebut juga dapat digunakan oleh dokter mengenai kondisi kesehatan dan perkembangan si Kecil.

Biasanya setelah bayi lahir, dokter atau perawat akan melakukan tes atau menilai refleks pada bayi. 

Tes juga dilakukan untuk menentukan apakah bayi mengalami masalah syaraf atau tidak. Beberapa faktor juga memengaruhi tes refleks pada si Kecil yang baru lahir, seperti:

  • Usia: Refleks mulai berkembang saat buah hati baru lahir dan berkembang sepanjang masa ini. Gerakan ini akan lebih terasa pada bayi baru lahir dibandingkan dengan anak berusia enam bulan. 
  • Kondisi bayi: Jika bayi sangat lelah atau lapar, ia mungkin tidak menunjukkan banyak gerakan refleks. Hal yang sama berlaku untuk bayi sakit atau kurus. 
  • Lingkungan: Lingkungan nyaman dapat membantu menenangkan bayi, sehingga mereka bisa lebih cenderung memberikan respon secara refleks selama diberikan rangsangan. 

Beberapa kelainan juga bisa diidentifikasi dari tes refleks ini, seperti:

  • Gangguan pendengaran, ketika bayi tidak merespon suara keras
  • Kelainan penglihatan, ketika bayi tidak berkedip saat ia disentuh di dekat mata
  • Kelainan pada sensasi sentuhan, jika bayi tidak menutup tangan di sekitar jari Bunda saat menyentuhnya
  • Indikasi adanya kerusakan otak atau kekurangan oksigen, apabila si Kecil tidak merespon sama sekali pada rangsangan yang diberikan.
  • Indikasi bayi cedera atau adanya masalah saraf, apabila bayi hanya menunjukkan respon di salah satu sisi tubuh ketika diberikan rangsangan

Tes refleks bayi bisa Bunda lakukan sendiri untuk menilai tumbuh kembangnya.

Artikel Terkait: Penjelasan Gerakan Refleks Tonic Neck, Apa Saja Manfaatnya?

Jika Bunda menemukan adanya respon bayi yang tidak normal terhadap rangsangan yang diberikan, maka segeralah berkonsultasi dengan dokter, karena hal ini bisa menjadi indikasi adanya kelainan pada sistem saraf si Kecil. 

***

Refleks bayi yang mana saja yang sudah Bunda lihat dari buah hati di rumah?

Artikel diupdate oleh: Annisa Pertiwi

Baca juga:

10 Cara Merawat Bayi Baru Lahir, Ini yang Perlu Parents Perhatikan

7 Tips Merawat Bayi Baru Lahir saat Musim Hujan

10 Hal penting tentang bayi baru lahir yang orangtua wajib tahu