Parents, pernahkah Anda mendengar istilah cold chain alias rantai dingin vaksin? Masyarakat awam mungkin masih banyak yang merasa asing dengan istilah yang satu ini.
Yuk, kita kulik lebih jauh apa yang dimaksud dengan sebutan rantai dingin dan sepenting apa perannya dalam proses vaksinasi. Namun sebelum membahas rantai dingin, hal pertama yang harus dipahami adalah kandungan vaksin itu sendiri.
Vaksin Terbuat dari Apa?
Vaksin merupakan produk biologis yang berisi zat atau senyawa yang berfungsi untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu. Kandungan vaksin yang utama umumnya adalah virus atau bakteri yang sudah dilemahkan.
Ketika bakteri maupun virus yang sudah dilemahkan ini masuk ke dalam tubuh, ia akan merangsang sistem imun untuk bekerja. Sehingga jika suatu hari nanti bakteri dan virus yang asli menyerang, tubuh sudah bisa mengenali dan melawannya.
Menurut WHO, ada empat tipe vaksin yang digunakan dalam bidang kesehatan secara global. Yaitu vaksin hidup (life attenuated), vaksin yang sudah dimatikan (inactivated/killed antigen), vaksin yang berisi subunit dari antigen (antigen yang sudah dimurnikan), vaksin yang berisi toksoid (toksin yang sudah tidak aktif).
Berbagai jenis vaksin digolongkan sesuai dengan jenis antigen yang ada di dalamnya. Formulasi vaksin tersebut memengaruhi bagaimana cara pemakaian, penyimpanan, hingga pemberian vaksin.
Selain antigen, komponen di dalam vaksin juga termasuk adjuvant yang ditambahkan untuk meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh, antibiotik untuk mencegah kontaminasi selama proses pembuatan vaksin, serta pengawet dan stabilisator.
Artikel terkait: Benarkah vaksin tidak halal? Ini jawaban MUI untuk kaum anti vaksin
Suhu yang Tempat untuk Menyimpan Vaksin
Lantaran vaksin merupakan produk biologis, maka ia sangat rentan terhadap perubahan suhu. Itu artinya, vaksin tidak boleh disimpan sembarangan tanpa memperhatikan suhu tempat penyimpanan.
Vaksin yang sensitif terhadap pembekuan adalah vaksin yang akan rusak pada suhu dingin di bawah 0°C. Sehingga harus disimpan pada suhu antara 2°C dan 8°C. Contoh vaksin yang termasuk kategori sensitif beku antara lain Hepatitis B, DPT, DPT-HB, dan TT.
Adapun vaksin yang diproduksi dengan strain virus dan/atau lyophilized dapat disimpan pada suhu antara -15°C dan -25°C. Ini adalah jenis vaksin yang sensitif terhadap panas, akan rusak terhadap paparan panas yang berlebihan. Contohnya vaksin BCG, polio, dan campak.
Vaksin harus terus disimpan dalam kisaran suhu yang terbatas, mulai dari saat diproduksi hingga saat vaksinasi. Hal ini karena suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan vaksin kehilangan kemampuannya untuk melindungi dari penyakit.
Mengirimkan vaksin ke seluruh penjuru dunia adalah pekerjaan yang kompleks. Dibutuhkan rantai distribusi yang terkoordinasi dengan tepat di lingkungan terkontrol. Suhu untuk menyimpan, mengelola, dan mengangkut produk yang menyelamatkan jiwa ini harus benar-benar diperhatikan.
Artikel terkait: Kenapa harus vaksin? Dokter Apin jelaskan pentingnya imunisasi untuk bayi
Mengenal Istilah Rantai Dingin Vaksin
Seperti yang sudah disebutkan di atas, distribusi vaksin harus melalui tahapan dan aturan ketat. Nah, cold chain atau rantai dingin vaksin adalah proses menjaga suhu vaksin di kondisi idealnya sehingga kualitas vaksin tetap terjaga dari awal sampai pelaksanaan vaksinasi.
Ketika lembaga sekelas UNICEF mengirimkan vaksin, misalnya, vaksin selalu diangkut langsung dari produsen dengan pesawat berpendingin ke negara tempat vaksin tersebut akan digunakan. Begitu mendarat, vaksin disimpan di ruang khusus dengan suhu yang telah diatur sebelum didistribusikan ke fasilitas penyimpanan regional dan sub-regional dengan kendaraan berpendingin.
Dari fasilitas penyimpanan sampai ke tingkat desa, petugas kesehatan membawa vaksin dalam kotak dingin semacam termos. Prosedur ketat ini dilakukan sampai vaksin siap digunakan.
Artikel terkait: 4 Negara Ini Sudah Lakukan Vaksinasi COVID-19 untuk Anak di Bawah 12 Tahun
Peralatan penyimpanan dan pengangkutan seperti ruang pendingin, lemari es, freezer, kotak pendingin, dan wadah vaksin harus memenuhi standar kinerja yang ditetapkan oleh WHO. Prosedur pengelolaan stok juga harus mengikuti pedoman WHO khusus untuk setiap jenis vaksin.
Melansir Antara News, pemerintah Indonesia sendiri melalui kerja sama dengan UNICEF telah menggagas pembangunan infrastruktur logistik vaksin dengan rantai dingin sampai minus 80 derajat Celcius. Hal itu dilakukan untuk mempercepat capaian vaksinasi nasional.
Sebagai organisasi dunia yang memberikan bantuan kemanusiaan yang fokus pada kesejahteraan anak-anak, UNICEF telah melakukan distribusi vaksin dalam jumlah miliaran setiap tahun untuk program vaksinasi anak-anak hingga ke daerah pelosok.
****
Itulah penjelasan rantai dingin vaksin. Siapa sangka, distribusi vaksin ternyata melalui tahapan dan aturan yang super ketat, ya, Parents.
Baca juga:
Vaksin Influenza saat hamil penting dilakukan, ini alasannya!
Ketahui Manfaat Vaksin Influenza Anak dan Kapan Waktu yang Tepat Vaksinasi
id.theasianparent.com/vaksin-mmr-sebabkan-autisme