Salah satu kebiasaan baru yang dirasakan oleh ibu hamil adalah harus bolak balik ke belakang untuk buang air kecil. Salah satu penyebabnya karena hormon yang merangsang ginjal untuk berkembang dan menghasilkan lebih banyak urine. Namun, sudahkah Bunda tahu posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil?
Ukuran perut yang terus membesar sering kali menjadi penghalang bagi Bumil untuk bisa buang air kecil dengan posisi seperti biasanya. Apalagi Bunda juga harus lebih berhati-hati agar janin dalam kandungan tetap aman dan nyaman dengan posisi tersebut.
Artikel Terkait: Fakta tentang Frekuansi Buang Air Kecil saat Hamil, Parents Wajib Tahu!
Daftar isi
Frekuensi Buang Air Kecil Saat Hamil (Normal/Tidak Normal)
Jika Bunda merasakan frekuensi buang air kecil saat hamil menjadi lebih sering dari biasanya, ini adalah hal yang normal. Kondisi ini disebabkan oleh perubahan hormonal dan fisik yang terjadi di tubuh Anda.
Antara kandung kemih yang menyimpan urine, usus yang melewati kotoran dan rahim yang menjadi tempat bayi Anda tumbuh semuanya terletak di ruang kecil di perut Anda. Ini membuat perubahan yang terjadi pada satu organ cenderung memengaruhi yang lainnya.
Sering buang air kecil sering terjadi pada setiap trimester kehamilan. Pada trimester awal, perubahan hormonal meningkatkan frekuensi penggunaan toilet.
Kemudian saat kandungan Bunda sudah semakin besar, frekuensi buang air kecil meningkat kemungkinan besar disebabkan oleh bayi yang menekan kandung kemih Anda. Sementara dalam beberapa minggu terakhir kehamilan, Bunda mungkin berjuang untuk mengosongkan kandung kemih sepenuhnya.
Menjelang akhir kehamilan Bunda, adalah umum untuk sedikit mengompol saat batuk, bersin, atau mengangkat barang. Ini terjadi karena aktivitas tersebut memberi lebih banyak tekanan pada dasar panggul, dan bagi banyak perempuan, dasar panggul menjadi melemah selama kehamilan. Bunda juga harus lebih berhati-hati dalam menentukan posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil.
Beberapa ibu hamil mungkin tidak mengalami peningkatan frekuensi buang air kecil selama kehamilan. Kondisi ini bisa jadi hal yang normal, tetapi pastikan Anda tidak menahan buang air karena dapat menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK).
Selain itu, Bunda juga perlu khawatir karena salah satu penyebab berkurangnya frekuensi buang air kecil adalah dehidrasi. Kondisi ini dapat menyebabkan infeksi dan kontraksi dini. Jika Anda khawatir tentang frekuensi buang air kecil, terlalu sedikit atau terlalu banyak, tanyakan kepada dokter atau bidan Anda.
Artikel Terkait: Sulit menahan pipis saat hamil, normalkah? ini penjelasannya!
Warna Urine Saat Hamil
Selain posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil, penting juga untuk memperhatikan warna urine. Hal ini dapat menjadi tanda yang menunjukkan kondisi kesehatan Bunda, tidak terkecuali saat hamil.
Umumnya, urine berwarna kuning akibat pigmen urokrom, yang juga dikenal sebagai urobilin. Munculnya pigmen ini tergantung pada konsistensi urine.
Jika urine Bunda encer dan terhidrasi dengan baik, pigmen dalam urine akan berwarna lebih terang. Namun, jika urine dalam bentuk pekat, pigmennya akan memiliki warna yang lebih gelap.
Sangat penting untuk memantau warna dan melakukan tes rutin yang dapat membantu Bunda dan janin tetap sehat selama kehamilan. Berikut beberapa warna urine saat hamil dan artinya:
Kuning Pucat
Biasanya ibu hamil yang sehat akan memiliki urine berwarna kuning pucat. Ketika warnanya berubah menjadi kuning buram, itu bisa menjadi tanda bahwa Bunda mungkin tidak minum cukup air.
Perlu dicatat, ya, Bun, bahwa ibu hamil perlu minum lebih banyak air daripada biasanya yakni sekitar 8-10 gelas per hari. Dari warna urine tersebut, Bunda dapat mengetahui apakah Anda mendapatkan cukup cairan setiap harinya.
Kuning Keruh
Jika warna urine berubah menjadi kuning keruh seperti teh, dan berlangsung selama beberapa saat, disertai rasa sakit dan ketidaknyamanan lainnya, Bunda perlu segera menemui dokter. Ini bisa menunjukkan masalah kesehatan yang Anda alami.
Kuning Gelap
Warna urine kuning gelap biasanya menandakan ibu hamil tidak mengonsumsi cukup cairan. Namun, jika urine Anda berwarna kuning tua dan disertai dengan gejala seperti kelelahan, dan sakit perut bagian atas, maka bisa jadi Anda menderita penyakit liver. Segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cokelat Kemerahan
Apabila urine berwarna cokelat kemerahan dan Anda merasakan sakit saat buang air kecil, Bunda mungkin mengalami peradangan saluran kemih. Beberapa penyakit yang mungkin menyebabkan warna urine tersebut di antaranya batu ginjal, tumor ginjal, dan ginjal polikistik. Konsultasikan dengan dokter untuk penanganan segera.
Hijau Muda
Jika Bunda mengonsumsi banyak asparagus dan sayuran hijau lainnya, bisa jadi urine akan berwarna hijau muda. Warna tersebut kemungkinan akan kembali normal jika Anda tidak mengonsumsi makanan tersebut.
Biru Pucat
Urine berwarna biru pucat dengan beberapa gejala lain, dapat mengindikasikan ibu hamil mengalami infeksi saluran kemih. Ini bisa sangat berbahaya jika Bunda berada di trimester ketiga. Oleh karena itu, jika Bunda mengalami hal ini segera hubungi dokter karena kondisi tersebut membutuhkan perhatian medis segera.
Artikel Terkait: Sering Buang Air Kecil Saat Hamil Muda, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil
Bunda mungkin khawatir dengan posisi buang air kecil karena takut mengganggu janin dalam kandungan. Terutama bagi Bunda yang memiliki toilet jongkok di rumah. Namun, tahukah Bunda bahwa ternyata jongkok saat hamil tidak berbahaya dan justru memiliki beberapa keuntungan?
Mengutip dari Parenting Firstcry, terdapat beberapa manfaat yang dapat diperoleh dengan jongkok saat buang air kecil:
- Berjongkok dapat mengurangi kemungkinan prolaps panggul.
- Ketika ibu hamil berjongkok, itu membantunya membangun tekanan yang diperlukan pada usus besar untuk mengeluarkan kotoran sepenuhnya.
- Menghindari kontak yang tidak sehat antara tubuh calon ibu dan permukaan toilet, layaknya toilet duduk.
- Memperkuat paha dan daerah panggul perempuan dan mempersiapkannya untuk melahirkan bayi.
- Ini juga dianggap sebagai posisi ideal pada saat persalinan karena membuka jalan lahir dan membantu anak turun secara alami.
Manfaat di atas menunjukkan bahwa jongkok bisa jadi posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil. Bunda tidak perlu lagi khawatir karena harus sering kembali jongkok di toilet karena keinginan buang air kecil yang meningkat.
Tips Menggunakan Toilet Jongkok sebagai Posisi Buang Air Kecil yang Baik untuk Ibu Hamil
Meskipun menggunakan toilet jongkok tidak berbahaya bagi ibu hamil, Bunda harus tetap berhati-hati dalam memanfaatkannya. Berikut beberapa hal yang perlu Bunda perhatikan saat menggunakan toilet jongkok:
- Pastikan area toilet kering dan bersih untuk menghindari kecelakaan terpeleset dan jatuh.
- Sediakan pegangan di sisi kamar mandi yang berguna bagi ibu hamil untuk menyeimbangkan diri saat jongkok dan kembali berdiri.
- Pastikan ember atau bak air mudah terjangkau dalam jarak lengan untuk menghindari peregangan yang tidak perlu oleh ibu hamil.
- Konsultasikan dengan dokter kandungan tentang jenis toilet yang harus Bunda gunakan, sesuai dengan kebutuhan tubuh Anda. Ini berguna untuk menghindari komplikasi lebih lanjut yang tidak diinginkan dalam kehamilan.
- Pastikan kamar mandi cukup terang dan berventilasi. Ini akan mencegah kemungkinan claustrophobia dan mati lemas bagi wanita dan sesuai dengan kenyamanannya.
- Jaga punggung Bunda tetap lurus saat mencoba jongkok. Ini mungkin sedikit sulit pada awalnya, tetapi akan lebih mudah seiring berjalannya waktu. Ini dapat membantu menjaga keseimbangan dan menghindari jatuh atau sakit.
- Kenakan sepasang alas kaki kamar mandi dengan pegangan yang kuat untuk menghindari tergelincir di lantai kamar mandi.
- Pastikan Bunda tidak mencoba jongkok di toilet duduk. Mencoba berjongkok di ketinggian dapat meningkatkan peluang untuk jatuh.
- Pastikan ada seseorang yang berada dalam jangkauan Anda. Agar jika Bunda memerlukan bantuan, seseorang bisa langsung datang membantu.
Kapan Harus ke Dokter?
Saat hamil, tubuh mengalami beberapa perubahan, tidak hanya secara fisik, tetapi juga emosional. Terkadang mengonsumsi tablet vitamin atau tidak minum cukup air dapat menyebabkan perubahan warna urine.
Akan tetapi, warna urine selama kehamilan perlu dipantau secara ketat karena terkadang bisa menjadi penyebab kondisi yang parah. Selain itu, jika Bunda merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil, ini bisa mengindikasikan ISK. Pengujian lebih lanjut diperlukan untuk memantau komplikasi lain seperti infeksi kandung kemih atau ginjal, dehidrasi, dan diabetes.
Meski demikian, jangan terlalu khawatir, ya, Bunda, tetapi tetap pantau kesehatan dan waspadai tanda bahayanya. Selain itu, tetap lakukan pemeriksaan rutin kehamilan dan konsultasikan keluhan Anda dengan dokter kandungan.
***
Itulah beberapa hal yang perlu Bunda ketahui seputar posisi buang air kecil yang baik untuk ibu hamil. Semoga Bunda dan buah hati sehat selalu.
Using Indian Toilet/Squatting During Pregnancy
https://parenting.firstcry.com/articles/using-indian-squat-toilet-during-pregnancy-benefits-and-safety-measures/
Pregnancy urine colour: Here’s what it can indicate about your health
https://www.asiaone.com/lifestyle/pregnancy-urine-colour-heres-what-it-can-indicate-about-your-health
Frequent Urination in Pregnancy
https://www.verywellfamily.com/frequent-urination-in-pregnancy-4177475#:~:text=A%20regular%20urination%20pattern%20can,often%20than%20they%20did%20before.
Frequent urination during pregnancy
www.pregnancybirthbaby.org.au/frequent-urination-during-pregnancy
Baca Juga:
Susah BAB saat hamil? Tenang, ini dia cara alami mengatasi konstipasi tanpa obat
Anyang anyangan tanda hamil, benarkah? Ini fakta yang perlu Bunda tahu
Infeksi ginjal pada ibu hamil atau Pielonefritis wajib diwaspadai, ini gejalanya!