X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Mengenal Istilah Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus pada Ponsel daripada Orang Sekitar

Bacaan 7 menit
Mengenal Istilah Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus pada Ponsel daripada Orang Sekitar

Penelitian menunjukkan, phubbing dapat merusak hubungan Anda dengan orang lain dan indikasi dari masalah kesehatan mental. Begini penjelasannya!

Phone-Snubbing atau phubbing merupakan perilaku saat seseorang sedang berbicara dengan orang lain secara langsung tetapi ia lebih fokus pada ponselnya. Meskipun perilaku tersebut mungkin tidak tampak seperti masalah besar, penelitian menunjukkan, phubbing dapat merusak hubungan Anda dan kesehatan mental Anda sendiri. Bagaimana caranya? Begini penjelasannya!

Phubbing: Arti, Gejala, Dampak, dan Cara Mengatasinya

Apa Itu Phubbing?

Mengenal Istilah Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus pada Ponsel daripada Orang Sekitar

Image: Unsplash

Pernahkah Anda berbicara dengan seseorang secara langsung, tetapi ia justru lebih memperhatikan ponselnya? Meski ia mendengarkan dan memberi respons kepada perkataan Anda, tetap saja, apa yang dilakukan orang itu merupakan bentuk ketidaksopanan. Itu penghinaan bagi orang yang diabaikan –dalam hal ini Anda atau orang lain yang menjadi korbannya.

Tindakan seperti itu disebut sebagai phubbing, kepanjangan phone-snubbing (penghinaan melalui ponsel), yang menurut Healthline adalah tindakan menghina seseorang yang diajak bicara secara langsung dengan memfokuskan perhatian pada ponsel di saat bersamaan.

Istilah ini pertama kali dibuat pada Mei 2012. Adalah sebuah biro iklan di Australia yang menciptakan kata ini untuk menggambarkan fenomena yang berkembang dari orang-orang yang mengabaikan teman dan keluarga mereka yang berada tepat di hadapan mereka dan malah memperhatikan ponselnya. Segera setelah istilah itu dilontarkan, kampanye Stop Phubbing pun ramai di mana-mana.

Sebuah studi menemukan, lebih dari 17% orang melakukan phubbing setidaknya 4 kali dalam sehari. Dan hampir 32% orang melaporkan mengalami phubbing setidaknya 2-3 kali dalam sehari. Phubbing memang tidak sopan, tetapi menurut sebuah studi terbaru seperti melansir WebMD, mungkin ada alasan lain mengapa pelaku melakukannya.

Artikel terkait: Gejala-Gejala Anak Mulai Kecanduan Gadget dan Tindakan yang Harus Diambil Orang Tua

Penyebabnya Adalah Kecemasan dan Depresi

Mengenal Istilah Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus pada Ponsel daripada Orang Sekitar

Phubbing sering kali mengganggu kemampuan seseorang dalam hadir dan terlibat dengan orang-orang di sekitarnya. Dan belakangan, kasus ini kerap terjadi, khususnya di Amerika Serikat, di mana lebih dari tiga perempat orang melakukannya.

Perilaku phubbing yang dilakukan pelaku bisa berupa mengirim pesan, berselancar di dunia maya, atau sekadar memegang-megang ponselnya. Namun apa pun itu, tindakan tersebut sangat mengganggu dan tidak menyenangkan bagi orang yang sedang dihadapinya.

Kata penulis utama studi tersebut, Juhyung Sun dari University of Oklahoma di Norman, AS, orang-orang yang memiliki kecemasan sosial tinggi atau depresi lebih cenderung kecanduan smartphone. Inilah alasan mereka terbiasa membaca setiap notifikasi yang muncul di layar ponsel, hingga mendorong kecenderungan melakukan phub.

“Mereka sangat sensitif terhadap notifikasi mereka. Setiap buzz atau suara membuat mereka langsung melihat ponselnya,” kata Juhyung.

Profesor Jennifer Samp, Ph.D. dari University of Georgia, Athena, AS, mensurvei 472 peserta tentang kebiasaan menggunakan smartphone, interaksi sosial, dan kesehatan mental mereka. Peserta menjawab pertanyaan pada skala 1-5.

Poin dimulai dari 1 (sangat tidak setuju) hingga 5 (sangat setuju) untuk menanggapi pernyataan seperti, “Saya lebih suka memperhatikan ponsel saya,” atau “Teman saya memberi tahu saya bahwa saya berinteraksi dengan saya. telepon terlalu banyak.”

Hasilnya mencengangkan: “Saya lebih suka memperhatikan ponsel saya.”

Hasil studi menunjukkan, semakin serius seseorang mengalami depresi atau kecemasan sosial, maka semakin besar kemungkinan mereka menghindari interaksi atau koneksi tatap muka.

Para peneliti juga menemukan bahwa phubbing lebih mungkin dilakukan di hadapan tiga orang atau lebih. Sebab, pelakunya berpikir tidak masalah fokus pada ponselnya karena masih ada orang lain yang terlibat dalam percakapan grup tersebut.

Bagaimana Phubbing Memengaruhi Hubungan?

Mengenal Istilah Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus pada Ponsel daripada Orang Sekitar

Image: Pexels

WebMD juga menjelaskan, phubbing dapat berdampak pada interaksi seseorang dengan orang lain hingga menciptakan masalah serius dalam sebuah hubungan. Seperti hubungan dengan pasangan, hingga relasi dengan rekan kerja.

Satu studi yang dilansir dari Healthline menemukan bahwa phubbing menurunkan kepuasan pernikahan dan dapat menimbulkan konflik. Studi lainnya juga mengatakan, pasangan yang saling phubbing mengalami tingkat depresi yang lebih tinggi. Bagaimana tidak menimbulkan konflik, pada dasarnya tidak ada orang yang merasa senang dicueki, kan? Tentu kondisi ini sangat memungkinkan menimbulkan kecemasan.

Para peneliti juga menemukan, penggunaan telepon berlebihan memperburuk tingkat kepuasan pertemanan. Dan orang-orang yang dilaporkan neurotisisme (sulit beradaptasi dengan lingkungan) juga menyatakan keprihatinannya tentang hubungan yang cenderung menjadi lebih lemah dengan temannya.

Artikel terkait: Membuka Handphone Pasangan, Etis atau Tidak? Ini Jawaban Psikolog

Korban Sangat Mungkin Menjadi Pelaku

phubbing

Image: Unsplash

Efek dari phubbing paling buruk dirasakan oleh si korban sebagai penerima phone-snubbing. Menurut studi yang diterbitkan Journal of Applied Social Psychology, orang yang merasakan snubbing akan menganggap dirinya sangat buruk ketika diperlakukan demikian. Perasaan ini didorong empat “kebutuhan mendasar”, yaitu:

  • Rasa memiliki
  • Harga diri
  • Keberadaan dirinya yang dianggapnya berarti
  • Kontrol diri

Ketika seseorang mem-phub dirinya, ia akan merasa ditolak, dikucilkan, dan merasa tidak penting. Perasaan-perasaan ini bisa berdampak secara signifikan pada kesehatan mentalnya.

Penelitian menunjukkan, orang yang mengalami phone-snubbing akan cenderung melakukan phone-snubbing di kemudian hari. Jadi, untuk mengisi kekosongan yang dirasakannya saat itu, ia juga ikut mengambil ponselnya dan fokus di sana. Ini jadi seperti lingkaran setan, sebenarnya.

Cerita mitra kami
Ini Perbedaan Stretch Mark Putih & Merah, Cek di Sini Yuk!
Ini Perbedaan Stretch Mark Putih & Merah, Cek di Sini Yuk!
10 Alasan Mengapa Parents Gagal Move On Dari Acara Baby Bash
10 Alasan Mengapa Parents Gagal Move On Dari Acara Baby Bash
Minum Susu Bantu Lengkapi Kebutuhan Nutrisi Anak Saat Puasa
Minum Susu Bantu Lengkapi Kebutuhan Nutrisi Anak Saat Puasa
Cara Tepat Menyiapkan MPASI Agar Gizinya Tidak Hilang
Cara Tepat Menyiapkan MPASI Agar Gizinya Tidak Hilang

Tanda Anda Seorang Phubber

phubbing

Image: Unsplash

Tanda utama Anda pelaku phubbing adalah adanya ponsel di tangan Anda! Jika ponsel selalu ada di tangan Anda saat sedang berinteraksi langsung dengan orang lain, dan Anda menerima panggilan telepon, membalas pesan singkat, atau mengecek notifikasi yang masuk, Anda sudah melakukan phubbing.

Berikut ini tiga tanda yang memungkinkan Anda seorang phubber (pelaku phone-snubbing):

  • Melakukan dua percakapan sekaligus, yakni dengan orang di hadapan Anda juga dengan ponsel.
  • Memegang atau meletakkan ponsel di dekat Anda. Saat sedang makan malam bersama keluarga atau kerabat, Anda mengeluarkan ponsel dan bahkan menempatkannya di sisi piring Anda. Seperti memberi kesan ‘berjaga-jaga’ bahwa Anda sedang menunggu panggilan penting. Padahal tidak. Ada studi yang mengatakan, kehadiran ponsel di tengah interaksi langsung saja sudah bisa membuat orang merasa kurang terhubung.
  • Memeriksa ponsel tiap detik. Perhatian Anda hanya tertuju pada ponsel, entah itu ada/yidak orang di depan Anda.

Artikel terkait: 7 Alasan Mengapa Ada Pasangan yang Senang Merekam Aktivitas Hubungan Intim

3 Cara Menghentikan Kebiasaan Phubbing

phubbing

Image: Unsplash

Banyak orang di zaman ini yang sulit sekali lepas dari ponselnya. Bahkan, sebuah penelitian menemukan bahwa dorongan untuk mengecek media sosial lebih kuat daripada dorongan untuk berhubungan seks. Namun, kebiasaan ini bisa diubah, kok. Begini caranya!

  1. Zona larangan ponsel saat makan. Jauhkan ponsel dari Anda selagi Anda makan. Makan juga perlu fokus, lo. Selain itu, waktu makan juga waktu yang tepat untuk Anda bercengkerama bersama keluarga atau kerabat, sekadar membicarakan hal-hal yang ringan. Ubah suara ponsel menjadi ‘silent’ agar tidak mengganggu perhatian Anda. Untuk mengalihkan perhatian Anda pada ponsel, mengobrolah dengan orang yang ada di hadapan Anda. Lakukan obrolan dengan tulus tanpa merisaukan apa yang kemungkinan muncul pada layar ponsel Anda.
  2. Belajar meninggalkan ponsel. Saat pergi ke minimarket terdekat atau menyapu halaman, coba tinggalkan ponsel Anda di kamar atau simpan dalam laci. Nikmati aktivitas Anda saat itu dan beri perhatian penuh pada kegiatan Anda.
  3. Tantang diri sendiri. Misalnya tidak mengecek ponsel selama beberapa jam, terutama di hari libur kerja.

3 Cara Membantu Orang Lain Menghentikan Phubbing

phubbing

Image: Unsplash

Jika yang bermasalah dengan phubbing adalah orang terdekat Anda, bantu dia untuk berhenti melakukan phubbing. Ini tiga langkah untuk memulainya:

  1. Jadi role model. Sebelum Anda menasihatinya, Anda harus jadi contoh yang baik dulu. Caranya, singkirkan ponsel saat Anda sedang bersantai di sofa bersamanya, tidak melihat-lihat ponsel saat Anda berbicara dengannya. Perlahan tapi pasti, ia akan tertantang untuk melakukan hal yang sama dan lebih menikmati waktunya bersama Anda –dan orang lain dalam jangka panjang.
  2. Tegur dia. Salah satu bukti Anda mengasihinya adalah dengan menegurnya jika ia melakukan hal-hal yang tak sepatutnya.
  3. Bersikap simpatik. Phubbing bukan kecanduan, tetapi ini adalah masalah impuls. Impuls dan perilaku yang dipelajari membutuhkan waktu untuk diperbaiki, jadi bersabarlah dan pahami apa yang dirasakannya, tetapi di sisi lain Anda juga perlu bersikap tegas.

Ingat, mengabaikan ponsel Anda saat sedang berinteraksi langsung dengan seseorang, tanda Anda memiliki rasa hormat pada orang tersebut. Jadi, stop phubbing mulai sekarang, ya!

Baca juga:

Anak Kecanduan Gadget karena Aku dan Suami Sibuk WFH, Ini Cara Kami Mengatasinya

Usia Terbaik Memberikan Gadget pada Anak Menurut Bill Gates sang Bos Teknologi

Membuka Handphone Pasangan, Etis atau Tidak? Ini Kata Psikolog

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Ester Sondang

Diedit oleh:

Finna Prima Handayani

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Mengenal Istilah Phubbing, Saat Seseorang Lebih Fokus pada Ponsel daripada Orang Sekitar
Bagikan:
  • Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

    Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

  • Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

    Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

  • People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

    People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

  • Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

    Bukan Hanya Menopause, Ini Penyebab Hot Flashes dan Cara Mengatasinya

  • Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

    Mengenal Inferiority Complex Beserta Kiat-kiat Mengatasinya

  • People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

    People Pleaser: Penyebab, Tanda, & Cara Berani Bilang "Tidak"

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.