X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • TAP Awards
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Ruam Popok Expert
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Peyronie, Penyakit yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Seperti Apa Gejalanya?

Bacaan 5 menit
Peyronie, Penyakit yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Seperti Apa Gejalanya?

Penyakit Peyronie adalah kondisi di mana jaringan parut terbentuk pada batang penis, dan menyebabkan penis bengkok serta ereksi terasa nyeri.

Penyakit Peyronie adalah sebuah kondisi di mana bentuk penis bengkok dan nyeri saat ereksi.

Meski jarang terjadi, kondisi ini merupakan salah satu penyebab disfungsi ereksi yang membuat pria sulit mencapai atau mempertahankan ereksi.

Kelainan ini disebabkan oleh terbentuknya jaringan parut di bawah kulit penis. Pada sebagian besar kasus, jaringan parut terbentuk di bagian atas atau bawah batang penis, sehingga penis tampak berlekuk atau memendek. Ada pula yang membengkok ke samping bila jaringan parut berada di salah satu sisi batang penis. 

Ada kalanya, jaringan parut berbentuk cincin sehingga penis tampak seperti jam pasir. Di samping itu, satu dari tiga pria dengan kelainan ini memiliki kandungan kalsium di dalam jaringan parut sehingga benjolan teraba keras seperti tulang.

Baca:

Berdasarkan perjalanan penyakitnya, penyakit Peyronie memiliki dua fase, yakni:

  • Fase akut, yang hanya terjadi di awal-awal perjalanan penyakit dan umumnya berlangsung antara 6-12 bulan. Pada periode ini, terbentuk jaringan parut di bawah kulit penis, sehingga penis tampak bengkok, memendek, atau mengalami perubahan bentuk lainnya. Individu dapat merasakan nyeri ketika penis sedang maupun tidak ereksi.
  • Fase kronis, yang terjadi kemudian dan umumnya dimulai sekitar 3-12 bulan setelah gejala pertama kali dirasakan. Jaringan parut sudah berhenti berkembang pada fase ini, jadi perubahan bentuk penis tidak semakin memburuk. Nyeri pun mulai mereda meski kadang dapat berlanjut. Nyeri utamanya dirasakan saat ereksi. Disfungsi seksual dalam hal mencapai atau mempertahankan ereksi mulai terjadi.

Gejala Penyakit Peyronie

Peyronie

Gejala penyakit Peyronie dapat timbul tiba-tiba maupun perlahan. Gejala yang paling sering ditemukan, yaitu:

  • Benjolan di bawah kulit penis akibat terbentuknya jaringan parut. Benjolan berciri datar dan keras.
  • Penis yang membengkok ke arah atas, bawah, atau samping. Masalah ini dapat menyulitkan hubungan intim.
  • Gangguan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi. Ereksi bersifat nyeri dan lembek. 
  • Penis yang memendek.
  • Nyeri pada penis, baik dengan atau tanpa ereksi.
  • Perubahan lain dari bentuk penis seperti penis yang berlekuk atau tampak seperti jam pasir. 

Pada penyakit Peyronie, perubahan bentuk dan ukuran penis seperti penis yang membengkok dan memendek perlahan-lahan dapat memburuk. Akan tetapi, perubahan ini cenderung stabil setelah 3-12 bulan dari awal mula terjadi. Sedangkan untuk gejala nyeri saat ereksi rata-rata akan membaik dalam waktu 1-2 tahun.

Penyebab Penyakit Peyronie

Peyronie

Penyebab penyakit Peyronie belum sepenuhnya diketahui, namun kondisi ini diduga merupakan akibat dari cedera berulang pada penis, yang dipicu oleh hubungan intim, aktivitas olahraga, atau kecelakaan. Namun demikian, pada individu yang mengalaminya, kerap kali tidak ada cedera yang spesifik. 

Beberapa faktor risiko yang diduga berhubungan, mencakup:

  • Faktor genetik atau keturunan.
  • Adanya kelainan jaringan ikat. Sejumlah pria dengan penyakit Peyronie juga memiliki kontraktur Dupuytren, yakni penebalan jaringan ikat pada telapak tangan yang membuat jari-jari tertarik ke dalam.
  • Berusia 50-60 tahun, meski sebetulnya penyakit ini bisa terjadi pada pria dewasa berusia berapapun. 
  • Faktor lain, seperti kadar gula darah yang tinggi, riwayat cedera panggul, adanya gangguan penyembuhan luka, merokok, riwayat operasi prostat, dan adanya penyakit autoimun seperti lupus, sindrom Sjogren, atau penyakit Behçet.

Bila dibiarkan, penyakit Peyronie dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi berikut:

  • Ketidakmampuan untuk berhubungan intim.
  • Sulit mencapai atau mempertahankan ereksi
  • Kecemasan atau strers akibat kemampuan seksual atau tampilan penis
  • Masalah pada hubungan interpersonal dengan pasangan seksual
  • Sulit memiliki keturunan karena hubungan intim menjadi sulit atau tidak memungkinkan 

Artikel Terkait: 8 Kelainan Penis, Ini Gejala dan Dampaknya bagi Kesehatan Reproduksi

Cara Mengobati

Peyronie

Pada sebagian pria, lengkungan yang bersifat ringan tanpa disertai nyeri maupun kesulitan dalam berhubungan intim umumnya dapat menghilang sendiri dan tak perlu diobati. Namun, pada pria yang mengalami perburukan gejala dan tampilan penis, ada beberapa cara untuk memperbaiki kelainan yang terjadi.

Beberapa jenis pengobatan yang kerap dilakukan, yakni:

1. Terapi traksi

Terapi traksi menggunakan alat untuk meregangkan penis, yang digunakan setiap hari selama beberapa bulan agar memberikan efek. Banyak pria menggunakannya saat tidur. Alat ini bekerja dengan membengkokkan penis ke arah berlawanan dari lengkungan yang terbentuk.

Cara ini akan mendorong jaringan parut menjadi ‘lebih normal’ sehingga memperbaiki kelengkungan, mengembalikan panjang penis, dan meningkatkan kekerasan ereksi.

2. Obat-obatan

Peyronie, Penyakit yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Seperti Apa Gejalanya?

Obat-obatan digunakan pada fase akur penyakit atau pada pria yang tidak menginginkan pembedahan. Akan tetapi, jenis pengobatan ini jarang menghasilkan penis yang lurus.

Jenis obat ada yang diminum maupun yang disuntikkan langsung pada penis. Secara umum, obat minum kurang efektif dibandingkan obat suntik. Ini karena suntikan tepat pada benjolan mampu menguraikan jaringan parut dan memperbaiki lengkungan penis. 

Jenis obat minum dapat berupa obat antinyeri dan antibengkak, obat-obatan untuk memperbaiki aliran darah pada penis, dan obat-obatan untuk mengurangi ukuran dan perburukan jaringan parut, Untuk obat suntik, ada tiga jenis yang sering digunakan, yakni:

  • Kolagenase, untuk pria dengan lengkungan penis lebih dari 30 derajat tapi kurang dari 90 derajat. Obat ini menguraikan jaringan parut sehingga dapat memperbaiki lengkungan. Ini adalah obat yang paling efektif dan diberikan secara serial dalam dua suntikan per minggu, selama delapan minggu.
  • Interferon. Obat ini tergolong protein yang memperlambat laju pembentukan jaringan parut sehingga
  • Verapamil. Obat ini dikenal sebagai antihipertensi oral, namun studi menunjukkan bahwa suntikan verapamil pada jaringan parut Peyronie membantu mengurangi nyeri dan lengkungan penis. 

3. Pembedahan

Peyronie, Penyakit yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Seperti Apa Gejalanya?

Pembedahan hanya boleh dilakukan pada individu yang sudah berada di fase kronis penyakit. Pengobatan ini pun hanya boleh dilakukan pada penderita yang sulit melakukan hubungan intim namun tanpa gangguan ereksi. Waktu yang tepat untuk melakukan pembedahan adalah saat jaringan parut dan lengkungan berhenti memburuk atau sudah bebas nyeri selama 6-12 bulan. 

Bila Anda mengalami penyakit Peyronie, tak perlu takut berlebihan. Penyakit ini bukanlah kanker, tidak menganggu fungsi berkemih, dan tidak memengaruhi kesuburan seorang pria secara langsung.

Cerita mitra kami
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Selain Menjaga Kebersihan, Ini Upaya Lain yang Dapat Dilakukan untuk Mencegah Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Mengenal Lebih Jauh Gejala Hepatitis A
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Diare dan Dehidrasi pada Anak
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini
Faktor Risiko Hepatitis A: Seseorang Lebih Mudah Terkena Hepatitis A Jika Memiliki Kondisi Ini

Meski belum ada satu cara pun yang bisa menyembuhkan penyakit Peyronie sepenuhnya, kondisi ini dapat diobati. Segeralah berkonsultasi dengan dokter bila Anda curiga mengalami gejala dari penyakit Peyronie. Semakin cepat diobati, semakin efektif pengobatannya. Kelainan yang terjadi pun dapat diperbaiki dan dicegah perburukannya.

Namun, jangan juga panik bila penis tampak bengkok. Sebagian besar pria tidak memiliki ereksi yang lurus sempurna. Adanya sedikit lengkungan pada penis tidak serta merta membuat seorang pria dicap bepenyakit Peyronie.

 

Baca Juga:

Sering Meriang? Ini 9 Pilihan Obatnya yang Alami dan Bisa Dibeli di Apotek

Jangan Abai! Pengentalan Darah Berisiko Sebabkan Serangan Jantung, Ini Gejalanya

Bisa Sebabkan Komplikasi, Ini 16 Gejala Seseorang Alami Gangguan Elektrolit

 

 

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

dr. Fiona Amelia, MPH

  • Halaman Depan
  • /
  • TAPpedia
  • /
  • Peyronie, Penyakit yang Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi, Seperti Apa Gejalanya?
Bagikan:
  • PMDD atau Depresi Saat Menstruasi: Penyebab, Gejala, Pengobatan

    PMDD atau Depresi Saat Menstruasi: Penyebab, Gejala, Pengobatan

  • Dismenore atau Kram Saat Menstruasi, Simak Penjelasan Lengkap Kondisi Ini!

    Dismenore atau Kram Saat Menstruasi, Simak Penjelasan Lengkap Kondisi Ini!

  • Mengenal Amenorrhea, Ketika Perempuan Tidak Kunjung Menstruasi

    Mengenal Amenorrhea, Ketika Perempuan Tidak Kunjung Menstruasi

Author Image

dr. Fiona Amelia, MPH

Medical Writer dengan pengalaman di dunia kesehatan digital selama 5 tahun terakhir. Dokter sekaligus ibu dari 2 putra ini memiliki passion yang kuat di dalam dunia parenting serta edukasi seputar kesehatan ibu dan anak. Menyukai travelling dan olahraga, khususnya bulutangkis dan bersepeda. Untuk kontak, email di [email protected] atau DM Instagram @amelifio.
  • PMDD atau Depresi Saat Menstruasi: Penyebab, Gejala, Pengobatan

    PMDD atau Depresi Saat Menstruasi: Penyebab, Gejala, Pengobatan

  • Dismenore atau Kram Saat Menstruasi, Simak Penjelasan Lengkap Kondisi Ini!

    Dismenore atau Kram Saat Menstruasi, Simak Penjelasan Lengkap Kondisi Ini!

  • Mengenal Amenorrhea, Ketika Perempuan Tidak Kunjung Menstruasi

    Mengenal Amenorrhea, Ketika Perempuan Tidak Kunjung Menstruasi

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti