Gangguan elektrolit terjadi apabila kadarnya tidak seimbang, yakni terlalu tinggi (hiper) atau terlalu rendah (hipo).
Gangguan elektrolit terjadi apabila kadarnya tidak seimbang, yakni terlalu tinggi (hiper) atau terlalu rendah (hipo).
Jika kondisi dibiarkan, tentu saja bisa mengganggu fungsi tubuh yang normal atau bahkan menyebabkan komplikasi yang mengancam jiwa.
Elektrolit sendiri merupakan mineral bermuatan listrik yang secara alami ada di dalam tubuh. Zat ini terkandung di dalam darah, cairan tubuh, dan urin, serta berperan penting dalam mengontrol fungsi fisiologis (normal) tubuh. Zat-zat ini juga bisa didapat dari makanan, minuman, dan suplemen.
Di antara banyaknya elektrolit yang ada di dalam tubuh, ada 7 yang paling esensial bagi kesehatan, yakni natrium, kalium, klorida, magnesium, kalsium, fosfat, dan bikarbonat.
Kadar normal di dalam serum darah untuk masing-masing elektrolit tersebut adalah sebagai berikut:
- Natrium
- Rentang normal: 135-145 mmol/L
- Hiponatremia
- Ringan-sedang: 125-135 mmol/L
- Berat: <125 mmol/L
- Hipernatremia
- Ringan-sedang: 145-160 mmol/L
- Berat: >160 mmol/L
- Kalium
- Rentang normal: 3,6-5,5 mmol/L
- Hipokalemia
- Ringan-sedang: 2,5-3,5 mmol/L
- Berat: <2,5 mmol/L
- Hiperkalemia
- Ringan: 5-5,5 mmol/L
- Sedang: 5,5-6,5 mmol/L
- Berat: 6,5-7 mmol/L
- Klorida
- Rentang normal: 98-107 mmol/L
- Magnesium
- Rentang normal: 1,46-2,68 mg/dl
- Kalsium
- Rentang normal: 8,8-10,7 mg/dL
- Hipokalemia: <8,8 mg/dL
- Hiperkalemia
- Ringan-sedang: >10,7 mg/dL
- Berat: >11,5 mg/dL
- Fosfat
- Rentang normal: 3,4-4,5 mg/dL
- Hipofosfatemia: <2,5 mg/dL
- Hiperfosfatemia: >4,5 mg/dL
- Bikarbonat
- Rentang normal: 23-30 mmol/L
Gejala Gangguan Elektrolit
Bentuk ringan gangguan elektrolit bisa tidak bergejala. Kelainan ini bisa tidak terdeteksi hingga ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan darah rutin. Gejala biasanya baru muncul ketika ketidakseimbangan yang terjadi sudah cukup berat atau terdapat kondisi medis lain yang dialami.
Tidak semua gangguan elektrolit menyebabkan gejala yang sama, tapi banyak yang mirip. Gejala yang paling umum ditemukan, yakni:
- Demam
- Detak jantung yang tidak teratur
- Detak jantung cepat
- Kebingungan atau disorientasi
- Sesak napa
- Rasa lelah, lemas
- Mengantuk berat
- Kejang
- Mual dan muntah
- Diare atau konstipasi
- Kram perut
- Kram dan kelemahan otot
- Mudah tersinggung
- Sakit kepala
- Mati rasa dan kesemutan
- Perubahan tekanan darah yang drastis
Penyebab Gangguan Elektrolit
Gangguan elektrolit paling sering dipicu oleh:
- Kehilangan cairan akibat muntah atau diare hebat.
- Aktivitas fisik yang berat sehingga banyak mengeluarkan keringat.
- Luka bakar yang luas dan dalam.
- Obat-obatan, seperti obat kemoterapi cisplatin, diuretik furosemide, antibiotik amphotericin B, dan obat golongan steroid hydrocortisone.
- Kondisi medis lain seperti penyakit ginjal akut atau kronis.
Akan tetapi, penyebab yang pasti tentu bervariasi tergantung pada elektrolit mana yang terganggu. Beberapa yang umum, yakni:
- Hiponatremia
- Kurangnya asupan garam
- Gagal jantung kongestif
- Kegagalan fungsi kelenjar adrenal (anak ginjal)
- Dislipidemia (kadar kolesterol dan/atau trigliserida tinggi)
- Hipernatremia
- Muntah-muntah atau diare
- Efek samping pemberian larutan garam hipertonis
- Hipokalemia
- Kelebihan hormon aldosteron (hiperaldosteronisme)
- Efek samping penggunaan diuretik kuat seperti furosemide
- Hiperkalemia
- Kekurangan hormon insulin
- Efek samping obat jantung golongan beta-blocker (bisoprolol, atenolol, sotalol)
- Penyakit ginjal akut atau kronis
- Hiperkalsemia
- Keganasan atau kanker
- Kelebihan hormon paratiroid (hiperparatiroidisme)
- Hipokalsemia
- Pankreatitis akut
- Kekurangan hormon paratiroid (hipoparatiroidisme) pasca pengangkatan tiroid
- Sepsis (infeksi darah)
- Hipermagnesemia
- Kelebihan asupan magnesium oral
- Hipomagnesemia
- Efek samping penggunaan obat diuretik
- Penyalahgunaan alkohol
- Diare
- Hiperkloremia
- Efek samping pemberian larutan garam isotonis (NaCl 0,9%)
- Hipokloremia
- Diare
- Efek samping penggunaan obat diuretik
- Hiperfosfatemia
- Hipoparatiroidisme
- Penyakit ginjal kronis
- Hipofosfatemia
- Kekurangan vitamin D
- Hiperparatiroidisme
Siapapun dapat mengalami gangguan elektrolit. Namun, sebagian individu lebih berisiko oleh karena memiliki riwayat penyakit atau kondisi medis berikut:
- Menyalahgunakan alkohol
- Sirosis hati
- Gagal jantung kongestif
- Penyakit ginjal
- Gangguan makan, seperti anoreksia dan bulimia
- Cedera, seperti luka bakar berat atau patah tulang
- Gangguan tiroid
- Gangguan kelenjar adrenal (anak ginjal)
Diagnosis Gangguan Elektrolit
Untuk menentukan adanya gangguan elektrolit dokter akan melakukan wawancara mendalam dan pemeriksaan fisik. Di samping itu, diperlukan pula beberapa pemeriksaan penunjang, seperti:
- Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar serum elektrolit di dalam darah dan fungsi ginjal.
- Rekam jantung atau elektrokardiogram (EKG) untuk melihat irama jantung dan gangguan lain akibat ketidakseimbangan elektrolit.
Cara Mengobati yang Bisa Dilakukan
Cara mengobatinya tentu saja perlu lebih dulu memerhatikan jenisnya dan kondisi yang mendasarinya. Secara umum, pengobatan bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan elektrolit-elektrolit terkait di dalam tubuh. Jenis pengobatan dapat berupa:
- Pemberian cairan infus intravena. Yang paling umum, yakni pemberian larutan garam NaCl untuk mengembalikan cairan tubuh yang hilang akibat muntah atau diare yang hebat dan menimbulkan dehidrasi. Suplementasi elektrolit oral dapat ditambahkan untuk mengoreksi kekurangan elektrolit.
- Obat-obat suntik. Obat-obat ini dapat mengembalikan keseimbangan elektrolit secara cepat. Jenis obat yang diberikan mencakup kalsium glukonas, magnesium klorida, dan kalium klorida.
- Obat dan suplementasi oral. Obat-obat ini digunakan untuk mengoreksi gangguan elektrolit yang bersifat kronis. Biasanya, diberikan pada individu dengan penyakit ginjal. Jenis obat mencakup kalsium (glukonas, karbonat, sitrat, atau laktat), magnesium oksida, kalium klorida, dan pengikat fosfat (phosphate binders). Setelah gangguan elektrolit terkoreksi, dokter baru akan mengatasi penyebab yang mendasarinya.
- Hemodialisis. Pengobatan ini digunakan bila gangguan elektrolit disebabkan oleh gangguan ginjal akut yang bersifat tiba-tiba atau kala pengobatan lain tidak berefek. Hemodialisis juga diperlukan bila gangguan elektrolit telah bersifat mengancam nyawa.
Untuk mencegah gangguan elektrolit, ingat selalu untuk cukup minum saat muntah, diare, atau berkeringat hebat. Kunjungi pula dokter bila mengalami gejala atau curiga memiliki gangguan ini. Meski jarang, jika gangguan ini dibiarkan dapat menimbulkan komplikasi yang berbahaya dan mengancam nyawa.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.