Si kecil terlihat sering 'memainkan' penisnya? Ini yang perlu Parents lakukan

Jangan marah dulu jika melihat si kecil mulai senang 'memainkan' alat kelaminnya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Si kecil mulai sering memegang penisnya? Atau justru kerap mengesekanya di atas guling? Jangan panik dulu, pasalnya kondisi ini sangat wajar terjadi dan tanda bahwa dirinya telah memasuki masa perkembangan psikoseksual.

Setidaknya hal ini sedang dirasakan oleh Rani. Tiga bulan belakangan ini ia kerap melihat puteranya, Yuri (4 tahun 7 bulan), sering kali memegang penisnya. 

"Kenapa, ya, anak saya sekang sering sekali pegang penisnya. Hampir setiap malam kalau sedang main di kamar ia juga terlihat menggesek-gesekan penisnya di bantal bahkan sekali di atas tubuh saya. Apakah memang wajar terjadi pada anak lelaki?"

Pentingnya mengenali tahapan perkembangan psikoseksual

Perkembangan psikoseksual merupakan teori psikologi yang dipelopori oleh Sigmund Freud. Menurut Freud, perkembangan psikoseksual memiliki beberapa fase sesuai dengan usianya, di antaranya: 

  • Fase Oral (0 - 2 tahun)

Pada fase ini kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas mulut. Contohnya, seorang bayi yang menyusu kepada ibunya, maka bayi tersebut merasa dipuaskan di bagian mulutnya.

  • Fase Anal (2 - 3 tahun)

Termasuk kepuasan seksual manusia berada pada aktivitas anus. Contoh, seorang bayi akan merasa puas bila aktivitas pengeluaran dari anusnya berjalan dengan baik.

  • Fase Falik (Phalic) (3 - 5 tahun)

Fase di mana manusia akan mencoba mengenali identitas kelaminnya.  

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  • Fase Latent (6 - 12 tahun)

Aktivitas seksual manusia pada fase ini cenderung tidak nampak. Hal ini terjadi karena individu sedang disibukkan dengan pencarian prestasi.

  • Fase Genital (12 tahun ke atas)

Fase ini merupakan fase akhir dari keseluruhan fase yang ada. 

Artikel terkait: 10 Teknik untuk Membentuk Perilaku Anak yang Baik

Perlukah orangtua menegur si kecil saat memainkan alat kelaminnya?

Merujuk teori psikologi yang dipelopori oleh Sigmund Freud di atas, bisa dipahami bahwa anak lelaki yang telah memasuki usia balita sedang berada dalam tahapan masa falik. Di mana anak-anak sedang belajar untuk mengenali identitas kelaminnya. Maka tidak mengherankan jika anak laki-laki akan terlihat sedang bereksplorasi dengan alat kelaminnnya. 

Dalam hal ini dr. Oka Negara, pengajar di bagian Andrologi Seksologi Universitas Udayana, yang juga menjabat sebagai sekretaris di Asosiasi Seksologi Indonesia, mengatakan jika kondisi ini memang terjadi, sebaiknya dibiarkan saja asal tidak mengganggu lingkungan sekitar.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terkadang anak tidak hanya menggesek-gesek atau memegang alat kelaminnya saja. Namun, pada beberapa kasus, si kecil bisa saja telanjang dan memegang alat kelaminnya di depan orang lain.

Jika hal ini yang terjadi, tentu saja perlu Parents perhatikan. Segera alihkan perhatian si kecil atau membawanya ke kamar. Namun ingat, tak perlu memarahinya karena ini merupakan bagian dari perkembangan psikoseksual anak. 

Menurut dr. Oka, pada saat Parents memarahinya, bisa saja akan menimbulkan persepsi yang salah karena si kecil akan mengingat kalau memegang kelamin atau beraktivitas seksual merupakan hal yang terlarangl. Kondisi ini tentu saja menimbulkan persepsi buruk seksual di masa depannya.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: 9 Pelajaran media sosial yang perlu Anda berikan ke anak

Bagaimana memberikan pengertian saat anak memainkan kelaminnya?

Kepada theAsianparent Indonesia dr. Oka juga menjelaskan bagaimana cara yang tepat untuk menegur si kecil yang tengah asik memainkan kelaminnya. Sebaiknya, alihkan perhatian si kecil pada hal lain. 

Parents bisa mengajaknya bermain permainan yang seru yang membuatnya tertarik dan lupa akan aktivitas seksualnya tadi. Sebaiknya Parents juga tidak perlu khawatir, karena fase ini akan beralih pada fase laten, umumnya akan berhenti sekitar usia 5 sampai 6 tahun.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Agar si kecil memahami kondisi yang sedang dialaminya, jangan lupa untuk menjelaskan dengan cara yang mudah dipahami sesuai usaianya. Ajarkan pendidikan seks dengan alat bantu permainan yang disukainya, dan libatkan si kecil untuk mengenali organ tubuhnya dengan baik.

Misalnya memberi tahu fungsi kelaminnya saat sedang mandi. Pelajaran ini akan melekat di memorinya sampai ia besar nanti.

Referensi: Kompasiana

Baca juga

id.theasianparent.com/6-perilaku-anak-yang-tidak-boleh-diabaikan-oleh-orang-tua/?utm_medium=web&utm_source=search&utm_campaign=elastic

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan