Mendidik anak laki-laki yang berkarakter bisa menjadi tantangan tersendiri bagi Parents. Biasanya anak laki-laki lebih sulit mengungkapkan perasaannya. Oleh karena itu, pendekatan dan cara mendidik anak laki-laki memang berbeda dibandingkan anak perempuan.
Berikut theAsianparent rangkum ulasannya.
Apa Perbedaan Cara Mendidik Anak Laki-laki dan Perempuan?
Berikut ini beberapa perbedaan yang bisa Parents rasakan dan bisa disesuaikan dengan cara mendidik si Kecil.
1. Anak Laki-laki Lebih Suka Bergerak
Biasanya anak laki-laki lebih suka aksi, sementara anak perempuan menyukai interaksi. Anak laki-laki menyukai aktivitas yang dinamis dan memerhatikan suatu objek.
Di sisi lain, anak perempuan lebih menyukai interaksi dan memperhatikan orang di sekitarnya.
2. Anak Perempuan Bisa Lebih Tenang
Secara emosi, penelitian mengungkapkan bahwa anak laki-laki bisa lebih mudah marah dan stres. Oleh karena itu, biasanya anak laki-laki butuh waktu lebih lama untuk tenang.
Di sisi lain, anak perempuan bisa lebih sensitif sehingga ekspresi yang Parents tunjukkan bisa memengaruhinya.
3. Perbedaan Perkembangan Motorik
Anak laki-laki biasanya bisa lebih cepat menguasai keterampilan motorik kasar, sedangkan anak perempuan bisa lebih mudah belajar kemampuan motorik halus.
Meski demikian, keduanya tetap harus distimulasi dan dikenalkan bersama-sama. Hanya saja, Parents bisa menyesuaikan lagi dengan ekspektasi dan tetap mengacu pada tugas perkembangan di tahap usianya.
Mendidik anak laki-laki dan perempuan tetap sama dalam hal menanamkan nilai dan prinsip serta perihal memenuhi kebutuhannya.
Bagaimana Cara Mendidik Anak Laki-laki yang Baik?
1. Tunjukan Kasih Sayang dan Rasa Aman
Hal utama yang dibutuhkan oleh anak di tahun-tahun pertama kehidupan ialah rasa aman. Anak laki-laki pun biasanya tidak lebih sensitif dibandingkan anak perempuan.
Sejak dini, tunjukkan berbagai ekspresi rasa sayang pada si kecil sehingga ia pun bisa merasa aman.
Rasa aman ini menjadi pondasi penting untuk perkembangan sosioemosi di tahap-tahap selanjutnya.
2. Biarkan Ia Bercerita dan Menunjukkan Emosinya
Ajarkan si Kecil berbagai emosi dasar dan ungkapkan bahwa ia berhak untuk mengekspresikannya. Misalnya ketika ia marah, biarkan ia mengekspresikannya selama perilakunya tidak destruktif.
Latih ia untuk bercerita dan terbuka. Parents bisa memulainya dulu dengan selalu bertanya mengenai hal yang dirasakan, harinya di sekolah, dan hal-hal lain yang jadi kesehariannya.
Pastikan untuk memvalidasi perasaannya, tidak memberikan label negatif, maupun memotong pembicaraan ketika ia bercerita.
3. Belajar Memberi Tanggung Jawab
Sejak dini, si Kecil sebaiknya dikenalkan dengan tanggung jawab sesuai dengan usianya. Salah satunya dengan melatih kedisiplinan dengan rutinitas dan aktivitas sehari-hari.
Misalnya saja pada anak di atas usia 4 tahun sudah dilatih untuk membantu membereskan tempat tidur sendiri, menggunakan baju sendiri, maupun beberapa keterampilan dasar lainnya.
Bagaimana Cara Mendidik Anak agar Dia Menurut?
1. Memberitahu Alasan dan Konsekuensi
Terkadang anak belum benar-benar memahami konsekuensi dari hal yang dilarang oleh orang tua.
Oleh karena itu, Parents bisa menjelaskannya dengan lebih baik mengenai alasan sesuatu hal perlu dan tidak perlu dilakukan.
2. Belajar dari Kesalahan
Anak akan bisa menurut dan belajar dari kesalahan jika ia sudah bisa berefleksi dan melakukan hal tersebut dengan cara yang lebih baik.
Oleh karena itu, kalimat ini “Gak heran deh kamu kayak gitu, coba dengerin Bunda, pasti gak akan kejadian!”,
Sebaiknya Parents ganti dengan, “Coba cerita apa yang baru terjadi, bantu Bunda supaya lebih paham, kita cari solusinya bersama yuk”
3. Tunjukan Kepedulian dan Empati
Saat Parents menunjukkan empati pada hal yang dilakukan si Kecil, ia akan belajar bahwa orangtuanya peduli agar ia jadi seseorang yang lebih baik.
Berbeda jika Parents hanya fokus pada kesalahannya saja.
Komunikasi yang baik dan kepedulian yang ditunjukkan secara berulang bisa membuatnya lebih nurut, dibandingkan jika Parents hanya memarahinya saja.
Bagaimana Cara Mendidik Anak Laki-laki yang Keras Kepala?
1. Memberi Dukungan pada Hal yang Baik
Parents, jika ia bersikukuh pada hal yang baik, dukung ia juga dengan cara yang baik.
Saat Parents menunjukkan dukungan dan bisa berdialog bersama, anak akan merasa luluh.
2. Menjadi Pendengar yang Baik
Anak keras kepala karena memiliki pemikirannya sendiri, coba dengarkan terlebih dahulu alasan dan keinginannya tersebut.
Ketika Parents menjadi pendengar yang baik, ia pun akan belajar untuk turut mendengarkan orang lain.
3. Membiasakan Pilihan Sejak Dini
Sejak usianya masih kecil, biasakan ia untuk memilih sesuatu sesuai umurnya, dimulai dari hal yang sederhana. Misalnya saja memilih baju yang akan dikenakan, hingga memilih rasa ketika membeli es krim.
Hingga usianya bertambah, ia akan terbiasa menjadi sosok yang tidak bimbang dan memiliki pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Bagaimana Cara Mengatasi Anak Laki-laki yang Susah Diatur?
1. Kenalkan Rutinitas
Mengenalkan anak pada rutinitas membuatnya belajar mengenai keteraturan. Si Kecil juga bisa sekaligus belajar mengenai kedisiplinan dan kemandirian dari rutinitas kesehariannya, mulai dari bangun hingga tidur kembali.
2. Memberikan Afirmasi Positif
Biasakan ia untuk selalu mendengar hal-hal baik yang diucapkan oleh orang tua. Afirmasikan harapan baik Parents untuk si kecil, biarkan ia untuk selalu mendengarkannya.
3. Memberi Dukungan dan Mencari Tahu Alasan
Saat anak pra sekolah tidak mau tidur siang misalnya, jika ia sudah bisa diajak komunikasi Parents bisa menanyakan alasannya.
Bisa jadi ia merasa tidak nyaman dengan suasana kamar, merasa lapar, atau tubuhnya sedang tidak nyaman.
Parents bisa penuhi dulu kebutuhannya agar ia bisa lebih nyaman. Sampaikan alasan hal atau kegiatan tersebut penting untuk si Kecil.
Parents itulah berbagai cara mendidik anak laki-laki. Semoga bermanfaat, ya.
***
Baca Juga:
Jangan Biarkan Anak Laki-laki Anda Melakukan 5 Hal Ini!
8 Fakta Anak Pertama Laki-Laki, Sesuaikah Karakternya dengan Si Kecil?
Parents, STOP katakan 7 hal ini pada anak laki-laki Anda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.