Perkembangan Emosional Remaja dan 5 Tips Mendukungnya

Dengarkan & jadi panutan anak, berikut tips untuk mendukung perkembangan sosial & emosional anak!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Perkembangan emosional remaja sangatlah drastis. Pada masa itu, remaja mulai tidak bergantung lagi secara emosional kepada orang tua. Masa remaja sekitar usia 10-18 tahun, bisa disebut sebagai salah satu periode kritis perkembangan emosional seorang anak. 

Menurut laman Britanica, remaja cenderung mengalami emosi yang lebih ekstrem, baik negatif maupun positif, dalam menghadapi suatu persoalan pada usianya. Pengaruh dari teman-teman seusianya turut berperan dalam perkembangan emosi tersebut. 

Peningkatan pengalaman emosional negatif selama masa awal remaja muncul bersamaan dengan perkembangan kapasitas untuk berpikir. Remaja sering mengalami tekanan emosional dan emosi yang kompleks.

Keadaan tersebut juga turut memengaruhi cara berpikir mereka. Berikut penjelasan selengkapnya!

Artikel Terkait: Hasil Penelitian : Remaja Masa Kini Lebih Baik Dari Remaja Masa Lalu

Perkembangan Emosional Remaja yang Perlu Menjadi Perhatian 

Sumber: Unsplash

Memasuki masa remaja, orang tua terkadang akan melihat perubahan dalam cara anak berinteraksi dengan keluarga dan teman sebaya. Perkembangan emosional setiap anak mungkin berbeda-beda. Hal tersebut dipengaruhi sejumlah aspek antara lain, lingkungan, pengalaman dengan keluarga, teman, komunitas, serta budaya. 

Merangkum laman British Columbia, tanda anak sudah mulai menunjukkan perkembangan emosional saat masuk usia remaja di antaranya itu:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Perubahan Emosi yang Tidak Stabil Termasuk Perkembangan Emosional Remaja

Terkadang remaja menunjukkan perasaan dan emosi yang intens pada saat yang berbeda. Suasana hatinya terkadang juga tidak terduga. Perubahan emosi yang dialaminya dapat memicu konflik. Hal tersebut dikarenakan otak kanannya masih belajar mengontrol dan mengekspresikan emosi secara dewasa. 

2. Lebih Peka terhadap Emosi Orang Lain

Anak usia remaja mampu membaca dan memproses emosi lebih baik seiring dengan bertambahnya usianya. Ia pun sudah mulai mengembangkan keterampilan untuk menerjemahkan emosi, ekspresi wajah, serta bahasa tubuh orang lain. 

3. Muncul Kesadaran Diri

Memasuki usia 10-18 tahun, mereka lebih perhatian terhadap diri sendiri, terutama tentang penampilan dan perubahan fisik. Saat itu, remaja mungkin mulai membandingkan tubuh mereka dengan teman dan teman sebaya. 

4. Belajar Mengambil Keputusan 

Para remaja berpikir tidak akan ada hal buruk yang terjadi pada mereka. Mereka belum menyadari konsekuensi atas tindakan mereka. Sebab, saat itu kemampuan pengambilan keputusan pada anak masih berkembang. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel Terkait: 6 Cara Mendidik Anak Remaja, Butuh Disiplin dan Keluwesan

Tips Mendukung Perkembangan Emosional pada Remaja

Sumber: Unsplash

Perubahan emosional pada remaja merupakan bagian dari perjalanan anak menuju kedewasaan. Orang tua tentu memiliki peran besar dalam membantu anak mengembangkan emosinya. Hubungan yang kuat dengan keluarga dan teman sangat penting untuk perkembangan emosional anak.

Berikut adalah beberapa tips untuk membantu mendukung perkembangan sosial dan emosional anak, mengutip dari laman Raising Children

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Jadilah Panutan

Orang tua dapat menjadi panutan dengan cara-cara positif dalam mengelola emosi, suasana hati, dan konflik. Misalnya, akan ada masa orang tua merasa kesal, lelah, dan marah.

Alih-alih menyembunyikannya dari anak atau terlibat pertengkaran, orang tua bisa mengungkapkan langsung pada anak. Anak akan belajar cara mengelola emosi dari orang tuanya. 

2. Kenali Teman Anak

Mengenal teman-teman anak membantu orang tua mengetahui pengaruh mereka terhadap perkembangan emosi anak. Sebab, saat remaja anak cenderung lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman-temannya.

Jika khawatir teman-teman-temannya memberikan pengaruh buruk, cobalah membimbing anak untuk mencari kelompok pertemanan yang lebih positif. 

Artikel terkait: Belajar dari Kasus Novia Widyasari, Cara Bersikap Saat Anak Hamil Duluan dan Pencegahannya

3. Dukung Perkembangan Emosional Remaja dengan Dengarkan Perasaan Mereka 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Mendengarkan secara aktif dapat menjadi cara yang ampuh untuk memperkuat hubungan orang tua dan anak. Hargai perasaan dan pendapat anak, serta cobalah untuk memahami sudut pandang mereka, meskipun cara berpikir mereka tentu masih jauh dari kedewasaan. 

4. Tidak Segan Membicarakan Hubungan Percintaan dan Seks 

Jadilah tempat bercerita yang nyaman untuk anak. Pada usia remaja, mereka sudah mulai menyukai lawan jenis. Pendidikan seksual pada remaja sangat penting diketahui seperti pornografi serta perilaku seksual yang pantas dan tidak pantas untuk usianya. Hal ini kerap dianggap tabu oleh masyarakat. Padahal, peran orang tualah yang paling penting. 

5. Fokus pada Hal Positif

Anak mungkin terlibat banyak konflik dengan teman dan lingkungan sosialnya. Pada masa-masa ini, ada baiknya untuk fokus dan memperkuat aspek positif dari perkembangan emosional anak.

Caranya dengan memuji bahwa dirinya telah berusaha menjadi teman dan berusaha dengan keras di sekolahnya. Hal tersebut dapat menjadi motivasi untuk anak. 

Itulah penjelasan tentang perkembangan emosional pada remaja. Wajar remaja mengalami perubahan emosi maupun perubahan cara berpikir karena hal tersebut merupakan bagian dari perkembangannya menuju kedewasaan. Yang perlu orang tua lakukan adalah mendukung dan mengawasinya. 

Baca Juga: 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan