Teknologi dan dunia kedokteran tentu akan mengalami perkembangan. Buktinya, sebuah studi telah membuktikan bagaimana cara membantu mendiagnosis atau mengetahui ciri anak autis.
Bukankah, semakin cepat kondisi ini diketahui akan semakin baik?
Kita tentu telah memahami bahwa memiliki anak dengan kondisi autisme akan memiliki tantangan lebih besar. Anak dengan autisme akan mengalami gangguan perkembangan yang sangat kompleks sehingga membutuhkan penanganan dan pendampingan khusus.
Tak mengherankan jika pada akhirnya banyak orangtua bertanya-tanya, bagaimana mengetahui seorang anak mengalami autis atau tidak.
Namun, sebelum mengetahui lebih jauh, pahami dahulu apa itu autisme. Autisme atau Autis adalah gangguan pada perkembangan saraf kanak-kanak yang memicu gangguan perilaku dan interaksi sosial. Gangguan ini mengakibatkan kemampuan anak dalam berkomunikasi dan bersosialisasi dengan orang lain menjadi terganggu.
Adakah cara tepat untuk membantu mendeteksi apa saja ciri anak autis?
Kabar baiknya, ternyata ilmu pengetahuan telah membuat kemajuan baru untuk menjawab pertanyaan ini. Para peneliti telah melakukan studi untuk mengidentifikasi tanda-tanda awal autisme pada bayi. Setidaknya saat anak mulai memasuki usia empat hingga enam bulan.
Dalam studi terbaru, para peneliti menemukan indikator awal autisme pada bayi.
Tahukah Parents bahwa tanda anak autisme ternyata bisa dilihat saat si kecil merespon saat diajak main cilukba. Sebuah permainan yang sering kali dilakukan orangtua pada bayi.
Hasil penelitian ini diterbitkan oleh Pusat Pengembangan Otak dan Kognitif di Birkbeck, Universitas London. Penelitian ini juga menyatakan bayi yang kemudian didiagnosis dengan autisme (ASD), maka aktivitas otak lebih rendah.
Dalam studi ini juga memperlihatkan bahwa aktivitas otak bayi dengan autisme berbeda ketika disajikan dengan objek sosial (terkait dengan orang) dan non-sosial (terkait dengan benda mati).
Para peneliti dari berbagai Universitas menggunakan teknologi neuroimaging untuk menilai aktivitas otak pada bayi berusia empat hingga enam bulan.
Para ilmuwan memberi empat petunjuk:
– Video orang (bermain mengintip seperti permainan cilukba, misalnya)
– Video objek (seperti mobil-mobilan)
– Suara manusia, seperti menguap dan tertawa
– Suara buatan manusia, seperti air mengalir
Selanjutnya, mereka membandingkan hasil pemindaian bayi yang memiliki saudara kandung pada spektrum autisme, dan anak-anak yang tidak memiliki spektrum autisme.
Hal ini tidak terlepas karena autisme memiliki kaitan genetik yang kuat. Dengan demikian ada kemungkinan besar bagi anak kecil yang memiliki saudara kandung autistik untuk tumbuh bersama dengannya.
Akhirnya, para ilmuwan membandingkan hasil bayi dan hasil saudara kandung mereka.
Mereka menemukan perbedaan jelas pada anak-anak yang kemudian tumbuh tanpa autisme. Mereka telah meningkatkan aktivitas otak ketika disajikan dengan petunjuk sosial (suara manusia dan video) daripada petunjuk non-sosial.
Sebaliknya, bayi yang berisiko memiliki autisme menunjukkan kebalikannya. Mereka mengurangi aktivitas otak ketika diminta dengan video atau suara orang. Bahkan, mereka memiliki aktivitas otak yang lebih besar ketika diperlihatkan gambar benda-benda diam.
Ini adalah studi pertama yang menghubungkan respon otak fungsional sebelum bayi berusia enam bulan, dengan diagnosis autisme di masa kecil.
Apa arti penelitian ini untuk para orangtua?
Studi ini juga menunjukkan bayi yang lebih reaktif terhadap gambar “non-sosial” benda mati seperti mobil-mobilan atau boneka daripada interaksi lain biasanya patut dicurigai miliki risiko autis.
Dr Sarah Lloyd-Fox dari Pusat Perkembangan Otak dan Kognitif Birkbeck, yang memimpin penelitian, percaya mengetahui bagaimana mendiagnosis autisme secara dini jelas memiliki banyak kelebihan. Ya, penting bagi orangtua untuk tahu apa saja ciri anak autis.
“Mengingat pentingnya menanggapi orang lain di dunia sosial kita, ada kemungkinan bahwa bias perhatian yang berbeda pada bayi dapat berdampak pada perkembangan respons otak sosial. Hal ini dapat memengaruhi perkembangan anak saat mereka semakin besar,” imbuh Peneliti Dr. Sarah Lloyd-Fox.
Fox juga menambahkan, mengidentifikasi pola awal pengembangan yang diubah yang nantinya dapat dikaitkan dengan ASD adalah penting karena akan memungkinkan dokter untuk menawarkan pencegahan.
“Ini mungkin berarti memberi anak dan orang tua strategi baru untuk melibatkan kembali perhatian mereka terhadap isyarat sosial yang penting dan belajar berbagai cara berinteraksi,” paparnya.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, permainan seperti “cilukba” bisa memperlihatkan perkembangan bayi berusia sekitar 12 bulan.
Tanda-tanda awal autisme pada anak
Berikut ini adalah daftar tanda-tanda awal autisme pada anak-anak, yang sering terlihat pada bayi enam sampai 18 bulan:
- terlalu asyik dengan objek
- tidak merespon panggilan
- tidak bereaksi ketika nama mereka dipanggil
- kurang kontak mata
- kesal jika rutinitas yang biasa mereka lakukan terganggu
- tidak mengoceh
- tidak dapat memperhatikan sesuatu ketika diminta oleh orang lain (seperti dengan melihat atau menunjuk pada objek yang menarik)
- melakukan hal-hal berulang-ulang, seperti goyang atau lengan mengepak
- tidak memiliki ekspresi positif pada usia enam bulan atau sesudahnya
- kurangnya, atau tidak adanya sama sekali pembagian suara atau ekspresi wajah orang lain pada usia sembilan bulan
- tidak memiliki tindakan seperti menunjuk, menunjukkan, mencapai atau melambaikan tangan selama 12 bulan
- tidak belajar kata apa pun di usia 16 bulan
- tidak mmapu menirukan atau menyatakan ulang apa yang dikatakan orang lain
- tidak bermain dengan mainan secara normal, hanya konsentrasi pada bagian-bagiannya daripada memainkannya secara keseluruhan.
Apa yang bisa dilakukan saat mendeteksi anak mengalami autisme?
Parents, jika Anda berpikir bahwa anak-anak tidak berkembang secara normal sebagaimana mestinya, atau telah kehilangan atau melewati banyak fase perkembangan, segeralah hubungi dokter anak untuk memeriksanya.
Mengetahui ciri anak autis sejak dini penting didapatkan agar anak Anda bisa mendapatkan bentuk dukungan terbaik untuk membantu tumbuh kembangknya secara maksimal.
Disadur dari artikel Kevin Wijaya Oey, theAsianparent Singapura
Baca juga:
Dokter anak ini klaim temukan penyebab autis pada anak!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.