X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
  • Ramadan MomTAP
  • Hidrasi Keluarga
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Aku Hamil
    • Tips Kehamilan
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Project Sidekicks
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Usia Sekolah
    • Praremaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Videos
    • Kata Pakar Parenting
    • Plesiran Ramah Anak
    • Pilihan Parents
    • Kisah Keluarga
    • Kesehatan
    • Kehamilan
    • Event
    • Tumbuh Kembang
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP

Perang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga Jepara

Bacaan 5 menit
Perang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga JeparaPerang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga Jepara

Perang Obor dari Jepara, ritual unik para warga yang dilakukan setiap tahun untuk menolak bala. Simak selengkapnya di sini, yuk!

Kalau biasanya obor dijadikan sebagai alat penerangan, tetapi tidak selalu begitu bagi warga Desa Tegalsambi, Kecamatan Tahunan, Jepara. Setiap satu kali dalam satu tahun, para warga menjadikan obor sebagai alat perang, yang dikenal dengan tradisi Perang Obor.

perang obor

Sumber: Instagram @ajipras012

Bukan tanpa alasan Perang Obor dilakukan. Ini merupakan tradisi turun temurun yang menjadi bagian dari ritual sedekah bumi di daerah tersebut. Waktu dilakukannya Perang Obor juga tidak sembarangan, yaitu tiap bulan Dzulhijjah pada Hari Senin Pahing malam Selasa Pon. Seringnya, tradisi ini dilakukan bertepatan menjelang penyelenggaraan Idul Adha umat Muslim.

Asal-usul 

Perang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga Jepara

Sumber: Instagram @officialinewstv

Dilansir dari laman Dinas Pariwisata Jepara, dikisahkan ada seorang kaya bernama Mbah Babadan, yang memiliki banyak hewan ternak kerbau dan sapi. Karena tidak mampu mengurusnya, akhirnya ia meminta bantuan orang lain, yaitu Ki Gemblong.

Suatu hari Ki Gemblong menggembala di tepi sungai yang memiliki banyak ikan dan udang. Ia kemudian menangkapnya dan membakarnya di dalam kandang ternak. Karena ketagihan, Ki Gemblong terus melakukan hal tersebut sampai lupa dengan tugasnya mengurus ternak Mbah Babadan, yang menjadi kurus dan sakit.

Suatu ketika, Mbah Babadan yang merasa curiga memergoki Ki Gemblong sedang menikmati ikan dan udang bakarnya di dalam kandang ternak. Mbah Babadan yang murka memukul Ki Gemblong dengan pelepah kelapa yang telah dibakar, yang dibalas oleh Ki Gemblong. Terjadilah perang dengan obor yang membuat kandang ternak terbakar.

Artikel terkait:Unik! Ini 6 Ritual Memanggil Hujan di Beberapa Negara 

Perang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga Jepara

Sumber: Instagram @wallpaper_jepara

Saat terjadi kobaran api inilah, semua ternak milik Mbah Babadan lari keluar kandang, termasuk yang sakit. Melihat hal itu, Mbah Babadan dan Ki Gemblong merasa heran karena semua ternak bisa menjadi sembuh setelah mereka berperang menggunana obor. Sejak itulah diyakini munculnya tradisi Perang Obor dengan tujuan sebagai penolak bala.

Perang Obor Harus Dilakukan Sesuai Aturan

perang obor

Sumber: Instagram @nugroho.ds

Meski namanya perang, tetapi ada aturan yang harus dipatuhi para warga yang ingin ikut melakukan tradisi ini. Pertama, yang boleh mengikuti Perang Obor hanyalah pria dan saat berduel harus dilakukan berpasangan. Jadi, tidak boleh keroyokan, ya.

Pria yang boleh mengikuti tradisi ini berusia minimal 17 tahun yang sehat jasmani dan rohani. Selain itu, setiap orang tidak boleh memiliki sifat mudah emosi karena salah satu persyaratan yang wajib dipenuhi adalah perang harus dilaksanakan dengan hati yang bersih. Itulah mengapa tiap pemain dilarang untuk menyasar ke tubuh dan hanya boleh dipukulkan pada obor lawan. 

Risiko terbesar melakukan tradisi ini adalah terkena percikan api dari obor karena saat melakukan perang banyak sekali bunga api yang memercik ke segala penjuru. Meski begitu, hal tersebut tidak menyurutkan antusias para pemain untuk mengikutinya. Untuk melindungi diri, para pemain biasanya memakai celana panjang, jaket panjang dengan penutup kepala, bahkan ada juga yang memakai caping.

Uniknya, pemain terluka hanya boleh mengobati lukanya dengan ramuan campuran kelapa dan bunga telon sesaji pusaka desa. Konon, hanya ramuan tersebut yang mampu menyembuhkan luka para peserta, bukan obat-obatan lainnya.

Artikel terkait: Mengenal Tradisi Bambu Gila dari Maluku Tengah yang Mistis dan Unik

Bentuk obornya sendiri tidak seperti obor biasa yang terbuat dari bambu, melainkan dari blarak atau daun kelapa kering diikat dengan klaras atau daun pisang kering. Pelepah daun kelapa sengaja tidak dipotong sehingga panjang obor bisa mencapai lebih dari 2 meter. Selama sekitar 3 menit, para peserta akan berperang dengan obor ini hingga obor habis dilalap api.

Tahapan Tradisi Perang Obor

Namanya juga tradisi, tata cara dan tahapan untuk melakukannya juga tidak boleh asal-asalan. Dalam jurnal Cerita Rakyat dan Upacara Tradisional Perang Obor di Desa Tegalsambi yang ditulis oleh Shanti pada 2010, beberapa tahapannya adalah:

1. Selamatan di Punden

perang obor

Sumber: Instagram @tegalsambisentosa

Sebelum Perang Obor dilaksanakan, masyarakat terlebih dahulu melakukan selamatan di punden yang diyakini sebagai makam leluhur dan sesepuh pendiri Desa Tegalsambi untuk mendapatkan keselamatan hidup.

2. Penyembelihan Hewan Kurban

Hewan yang dipilih untuk disembelih untuk pelengkap sesaji adalah kerbau. Selain dagingnya, yang digunakan sebagai sesaji di rumah aparat desa adalah darahnya yang ditampung dalam kuali kecil. Sebagian daging kerbau yang lain juga digunakan sebagai sesaji di makam leluhur.

3. Pementasan Wayang Kulit

Pementasan ini diadakan selama sehari semalam pada hari pelaksanaan Perang Obor. Lakon yang digunakan dalam wayang adalah Sri Sadana, yang melambangkan kemakmuran panen untuk memuliakan Dewi Sri.

Cerita mitra kami
Ingin Si Kecil Memiliki Kemampuan Berpikir Cepat? Ini Rahasianya!
Ingin Si Kecil Memiliki Kemampuan Berpikir Cepat? Ini Rahasianya!
Ini yang Perlu Dilakukan untuk Optimalkan Otak Anak, Dari Belajar Anak Jadi Hebat
Ini yang Perlu Dilakukan untuk Optimalkan Otak Anak, Dari Belajar Anak Jadi Hebat
Menurut Ahli, Inilah yang Harus Disiapkan Orang Tua untuk Mendukung Proses Belajar Progresif Generasi Alpha
Menurut Ahli, Inilah yang Harus Disiapkan Orang Tua untuk Mendukung Proses Belajar Progresif Generasi Alpha
Asah kreativitas anak dengan 5 ide mainan edukatif di rumah
Asah kreativitas anak dengan 5 ide mainan edukatif di rumah

Artikel terkait: Berlangsung Meriah, Inilah Tradisi Upacara Pemakaman Rambu Solo dari Toraja

4. Selamatan di Masjid

Perang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga Jepara

Sumber: Instagram @widhiponji

Tahapan yang ini dilakukan dengan tujuan sebagai permohonan keselamatan untuk warga Desa Tegalsambi dari segala musibah dan malapetaka.

5. Perang Obor

Sebelum perangnya benar-benar dimulai, tahapan ini diawali dengan pembacaan doa di perempatan Desa Tegalsambi yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya leluhur. Kemudian, obor kecil mulai dinyalakan oleh Bupati Jepara yang menandakan Perang Obor sudah dapat dimulai.

6. Penutup Perang Obor

Setelah pelaksanaan Perang Obor selesai dilakukan, tahapan terakhir adalah diadakannya doa bersama di rumah aparat desa sebagai ungkapan syukur atas kelancaran acara. Di tahapan ini juga dilakukan pengobatan bagi para peserta yang mengalami luka bakar menggunakan ramuan khusus.

Meskipun terkesan menyeramkan, tetapi ternyata tradisi ini memiliki nilai luhur yang sangat tinggi. Selain selalu dinantikan oleh warga Jepara, khususnya para pria dari Desa Tegalsambi, Perang Obor ini juga menjadi salah satu tontonan wajib para wisatawan lokal, nusantara, bahkan luar negeri. Seru sekali, ya.

Baca juga:

Tradisi Baratan: Makna, Sejarah, dan Nilai yang Terkandung

5 Ritual atau Tradisi Kehamilan di Berbagai Daerah Indonesia

5 Tradisi Perayaan Satu Suro untuk Masyarakat Pulau Jawa

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

elgawindasari

Diedit oleh:

Shafa Nurnafisa

  • Halaman Depan
  • /
  • Warisan Budaya
  • /
  • Perang Obor untuk Tolak Bala, Tradisi Unik Warga Jepara
Bagikan:
  • Mengenal Batik Blitar yang Mendunia, Pernah Dipakai Atlet NBA

    Mengenal Batik Blitar yang Mendunia, Pernah Dipakai Atlet NBA

  • Sejarah Nasi Jamblang Khas Cirebon, Populer Sejak Era Kolonial

    Sejarah Nasi Jamblang Khas Cirebon, Populer Sejak Era Kolonial

  • 5 Upacara Pemakaman Termahal di Indonesia

    5 Upacara Pemakaman Termahal di Indonesia

app info
get app banner
  • Mengenal Batik Blitar yang Mendunia, Pernah Dipakai Atlet NBA

    Mengenal Batik Blitar yang Mendunia, Pernah Dipakai Atlet NBA

  • Sejarah Nasi Jamblang Khas Cirebon, Populer Sejak Era Kolonial

    Sejarah Nasi Jamblang Khas Cirebon, Populer Sejak Era Kolonial

  • 5 Upacara Pemakaman Termahal di Indonesia

    5 Upacara Pemakaman Termahal di Indonesia

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2022. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.