Memasuki usia 8-12 tahun memang merupakan batu loncatan lainnya untuk tahap tumbuh kembang anak kita. Pada usia anak masuk SD ini, mereka akan mengalami periode pematangan diri yang cepat dan pertumbuhan sosial. Karena itu, ada lebih banyak aspek yang harus diperhatikan, Parents, antara lain:
-
Perkembangan Fisik
Saat anak masuk SD, ia jadi lebih aktif, nafsu makan meningkat, serta mengalami percepatan pertumbuhan. Untuk anak-anak perempuan, mungkin di usia-usia 11-12 tahun akan menunjukkan tanda-tanda puber. Di usia itu pula, mereka akan tumbuh menjadi lebih sadar diri akan body image atau citra tubuhnya sendiri.
-
Perkembangan Kognitif
Kemampuan berbahasanya semakin baik. Anak masuk SD sudah mulai meninggalkan dunia imajinasi, dan mulai menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke dunia nyata. Anak juga sudah bisa berempati, sudah tahu dan mulai menerapkan konsep “menyelesaikan masalah”. Mereka juga mulai sadar akan benar dan salah, dan mulai ingin lebih bersosialisasi.
Di usia-usia 11-12 tahun, ia akan mulai punya idola atau ‘role model‘, entah itu atlit, selebriti, atau tokoh masyarakat. Di usia-usia ini pula, ia akan mulai punya cita-cita, punya motivasi belajar.
-
Perkembangan Sosial dan Emosional
Mulai ingin diakui, jiwa kompetitifnya mulai tumbuh, moody, ingin terlihat dan dianggap mandiri, mulai mencari jati diri/menciptakan identitasnya sendiri. Selain mulai punya kekhawatiran karena tingkat kesulitan pelajaran, ia juga mulai punya kekhawatiran yang meningkat tentang citra tubuh, penampilan, dan pakaian.
Di usia ini juga si Kecil akan lebih tertarik dan dipengaruhi oleh peer group-nya. Meskipun Parents masih berpengaruh, namun ketergantungan anak akan berkurang dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Saat anak masuk SD, ini tantangan yang akan Parents hadapi
Berbeda dari usia pra-sekolah, anak-anak usia sekolah yang sedang tumbuh ini, memberi banyak tantangan baru juga untuk kita para orang tua. Tak hanya harus memikirkan kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan fisik dan sosial emosionalnya, kita juga harus menghadapi tantangan anak masuk SD di bidang akademis sekolah!
Memang kita sering mendengar, “Nilai bukan segalanya”. Namun sesungguhnya pencapaian anak di sekolah termasuk salah satu milestone tumbuh kembang si Kecil.
Performa akademis si Kecil di sekolah merupakan salah satu cara atau indikator untuk mengetahui apakah ia telah tumbuh dengan baik. Apakah ia memiliki masalah dengan pertumbuhan fisiknya, atau ia memiliki problema dalam pergaulan sosial dengan teman-temannya yang kemudian mempengaruhi pembelajarannya.
Ditambah lagi, performa akademisnya juga merupakan patokan untuk mengetahui kemampuan dasar anak untuk menyelesaikan masalah, menganalisis, dan mengomunikasikan ide secara efektif. Semua ini bisa sebagai bekal untuk menjalani kehidupan mereka nantinya ketika dewasa.
Pada kenyataannya, berdasarkan PISA (Programme for International Student Assessment), performa kecerdasan anak Indonesia termasuk rendah di antara anak-anak seumuran lain dari seluruh dunia.
Menurut penilaian PISA terhadap anak-anak Indonesia yang berusia 15 tahun, mereka masih kurang cakap dalam hal akademis yang meliputi kemampuan mereka untuk membaca, IPA, dan terutama Matematika.
Banyak perubahan terjadi ketika anak masuk SD. Parents harus siap menghadapinya.
Tingkat Kecerdasan Anak Indonesia Rendah?
Tahukah Parents? Sejak turut berpartisipasi dalam PISA dari tahun 2000, anak-anak Indonesia selalu menjadi negara dengan tingkat kecerdasan yang terendah di dunia, lho. Apakah fakta ini membuat Parents khawatir? Apalagi jika memikirkan persaingan yang akan dihadapi si Kecil nantinya saat memasuki pendidikan tingkat universitas hingga memasuki dunia kerja nantinya.
Jangan takut, Parents. Kecerdasan anak bukanlah sesuatu yang sifatnya mutlak. Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan kecerdasan si Kecil, dan di sinilah peran Parents amat dibutuhkan.
Tentu Parents akan selalu mendampingi dan memberi dukungan dalam keseharian si Kecil yang mungkin sifatnya tidak berbentuk material untuk memacu perkembangan kemampuan fisik, kognitif dan sosial-emosional dasarnya. Namun selain itu, Parents juga dapat membantu si Kecil mencapai potensi mereka melalui dukungan yang berwujud, yaitu dengan memberikan stimulasi dan nutrisi yang tepat untuk Si Kecil.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.