Ada banyak kondisi yang bisa menyebabkan Anda mual setelah makan. Pada wanita, penyebab mual setelah makan seringkali dipicu oleh keracunan makanan atau kehamilan. Namun artikel ini akan membahas penyebab mual setelah makan secara umum.
Sebelum mendiagnosa gangguan atau masalah kesehatan yang dialami seseorang seputar mual setelah makan, biasanya dokter akan mengidentifikasi gejalanya terlebih dahulu. Setelah itu, dokter baru bisa menentukan pengobatan apa yang tepat untuk mengatasinya.
Berikut ini beberapa penyebab mual setelah makan yang sering dialami seseorang.
10 Penyebab Mual Setelah Makan
1. Alergi Makanan
Ada beberapa jenis makanan yang bisa menimbulkan reaksi alergi pada seseorang. Misalnya kacang-kacangan, telur, kerang, susu sapi, atau buah seperti durian. Alergi ini biasanya terjadi karena ada beberapa kandungan dalam makanan tadi yang dapat menipu sistem kekebalan tubuh dan mengidentifikasikannya sebagai penyerang asing yang berbahaya.
Saat Anda mengonsumsi makanan pemicu tersebut, sistem kekebalan tubuh akan melakukan pelepasan histamin dan bahan kimia lainnya yang menghasilkan gejala alergi, seperti gatal-gatal, pembengkakan di wajah atau mulut, hingga mual.
2. Keracunan Makanan
Sebelum Anda mengonsumsi makanan, terutama makanan kemasan, perhatikan masa berlaku makanan. Jangan juga mengonsumsi makanan yang sudah lama didiamkan atau tidak disimpan dengan benar. Makanan pasti mengandung bakteri, virus, atau parasit yang bisa menyebabkan Anda sakit.
Keracunan biasanya bisa ditandai dengan mual, muntah, dan diare yang terjadi sekitar beberapa jam usai mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.
3. Virus Perut
Penyakit ini sering juga dijuluki “flu perut” di mana si virus menginfeksi usus dan memicu gejala gastrointestinal (GI) seperti mual, muntah, dan diare. Flu perut biasanya disebabkan oleh Norovirus, Rotavirus, dan virus jenis lain. Penyakit ini bisa menular jika anda berdekatan dengan orang yang terinfeksi flu perut, atau mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi virus tersebut.
4. Hamil
Mual dan muntah sangat erat kaitannya dengan kehamilan yang dipicu oleh perubahan kadar hormon. Dua hal ini biasanya terjadi bulan kedua kehamilan. Meskipun disebut morning sickness (mual di pagi hari), namun mual bisa menyerang kapan saja, termasuk setelah makan.
5. Refluks Asam
Refluks asam adalah kondisi di mana tulang belakang dada Anda seperti merasa terbakar, terkadang disertai dengan mual. Gejala khas ini biasanya juga menjadi tanda dari penyakit gastroesophageal (GERD). GERD terjadi saat katup otot antara kerongkongan dan lambung tidak berfungsi, sehingga asam lambung bocor ke kerongkongan Anda.
6. Cemas dan Stres Tinggi
Stres tidak hanya memengaruhi emosi dan mengganggu mental Anda, tapi juga memengaruhi kesehatan fisik juga. Misalnya saja putus cinta atau kehilangan pekerjaan, kondisi ini bisa menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan, atau merasa mual setelah makan. Rasa mual akan segera mereda jika Anda dapat mengendalikan stress atau emosi.
7. Sedang Menjalani Pengobatan Kanker
Ada beberapa obat kemoterapi yang dapat menyebabkan mual sebagai akibat dari efek samping. Namun biasanya rasa mual tersebut akan hilang segera setelah perawatan atau pengobatan selesai dilakukan.
8. Penyakit Kantung Empedu
Kantung empedu merupakan organ yang berada di sisi kanan atas perut yang memiliki peran membantu tubuh dalam mencerna lemak. Jika kondisi batu empedu bermasalah atau Anda mengalami penyakit kantung empedu, otomatis tubuh akan kekurangan kemampuannya dalam mencerna lemak. Dan akibatnya, tubuh Anda akan merasa mual, terutama setelah Anda mengonsumsi makan makanan yang mengandung lemak.
9. Sindrom Iritasi Usus Besar (IBS)
IBS adalah kumpulan gejala GI (gastrointestinal) yang dapat mencakup sakit perut, diare, dan sembelit di mana mual juga merupakan salah satu keluhan paling umum yang dirasakan penderita IBS.
10. Mabuk Perjalanan
Beberapa orang sangat sensitif dan merasa mual hingga mau muntah terhadap gerakan yang berlebihan. Misalnya saat berada di dalam speedboat berkecepatan tinggi atau mengendarai mobil dalam kondisi jalan bergelombang.
Jika Anda termasuk di antara mereka, hindari berada dalam kondisi yang seperti itu, dan jika terpaksa segera atasi dengan obat-obatan penghilang mual atau makan setidaknya 1 jam sebelum melakukannya. Setidaknya jika Anda muntah, ada yang Anda keluarkan.
Gejala lain yang menyertai mual
Perhatikan beberapa gejala lain yang juga keluar bersamaan dengan mual Anda. Gejala tambahan ini bisa membantu mengindentifikasikan penyakit atau masalah kesehatan Anda.
- Alergi makanan: Sering kali mual disertai dengan gejala gatal-gatal, bengkak pada mulut atau tenggorokan, kesulitan bernapas, mengi, sakit perut, diare, muntah.
- Keracunan makanan: Atau muntah akibat virus perut ditandai dengan diare encer, kram, demam level rendah.
- Kantung empedu: Nyeri di perut kanan atas dan muntah
- GERD: Mulas, perasaan terbakar di dada, bersendawa cairan asam, merasa seperti ada sesuatu di bagian dada, batuk.
- IBS: Nyeri di perut, diare, sembelit.
- Mabuk perjalanan: Muntah, pusing, keringat dingin, perasaan tidak nyaman.
- Kehamilan: Payudara bengkak, tidak menstruasi, mood swing, kelelahan.
- Stres atau kecemasan: Nyeri otot, kelelahan, kehilangan gairah seks, masalah tidur, kesedihan, mudah tersinggung.
Kapan harus ke dokter?
Jika mual yang dirasakan ringan dan tidak disertai gejala lain, Anda tidak perlu merasa khawatir. Namun jika mual setelah makan disertai dengan gejala lain dan berlangsung lama –tak kunjung hilang selama seminggu, misalnya- ada baiknya Anda segera mengkonsultasikannya dengan dokter.
Gejala lain yang harus diwaspadai adalah:
- Mengeluarkan darah saat muntah atau buang air besar (BAB)
- Nyeri dada
- Merasa bingung atau linglung dan kehilangan konsentrasi
- Diare selama beberapa hari
- Dehidrasi yang ditandai dengan sangat haus, produksi urin sedikit, lemas, atau pusing
- Demam lebih 38,6 °C
- Nyeri hebat di perut
- Detak jantung cepat
- Muntah parah atau kesulitan menelan makanan
Jika terjadi pada anak-anak
Jika tanda dan gejala di atas dirasakan oleh buah hati Anda yang masih balita (di bawah 6 tahun), Anda wajib segera menghubungi dokter anak. Berikut ini tanda dan gejala yang perlu diwaspadai pada anak jika mual setelah makan ditandai dengan:
- Muntah berlangsung lebih dari beberapa jam
- Melihat tanda-tanda dehidrasi: sedikit urin atau popok kering meski sudah dipakai beberapa jam, tidak ada air mata, atau pipi cekung
- Anak demam tinggi lebih dari 37,8 °C
- Diare yang tak kunjung sembuh
Sedangkan jika terjadi pada anak yang berusia di atas 6 tahun, segera hubungi dokter anak jika anak:
- Muntah atau diare berlangsung lebih dari sehari
- Ada tanda-tanda dehidrasi: Anak tak kencing atau mengeluarkan air mata, atau pipi mereka cekung
- Anak mengalami demam tinggi lebih dari 38,9 °C
Diagnosa yang mungkin dilakukan dokter
Dokter biasaya akan meminta pasien untuk menggambarkan gejala yang dirasakan selain mual. Misalnya, kapan mual terjadi, berapa lama, dan apa kemungkinan pemicunya. Oleh karena itu, usahakan untuk mengingat peristiwa mual Anda, karena hal ini membantu dokter membuat diagnosa penyakit Anda.
Bergantung pada kondisi apa yang dicurigai dokter, Anda mungkin akan memerlukan tes, seperti:
- Tes darah atau urin
- Tes kulit jika ada kemungkina alergi makanan
- Endoskopi bagian atas untuk mengecek bengkak di kerongkongan (tanda GERD)
- Pindai CT, X-ray, atau ultrasound untuk memeriksa organ tubuh bagian dalam
- Kolonoskopi, sigmoidoskopi fleksibel, atau seri GI atas atau bawah untuk mencari masalah pada saluran GI
Pengobatan yang Diberikan
Setelah berhasil mendiagnosa penyebab mual, dokter akan menentukan cara pengobatan yang tepat untuk Anda. Di antaranya adalah:
- Pengobatan kanker: Minum obat antinausea sesuai resep dokter, mengonsumsi camilan rasa hambar, seperti kaldu bening, ayam, atau oatmeal, dan mencoba akupunktur.
- Alergi makanan: Menghindari makanan yang memicu gejala.
- Kantung empedu: Minum obat untuk melarutkan batu empedu atau menjalani operasi kolesistektomi (pengangkatan kantung empedu).
- GERD: Menghindari makanan pedas dan berlemak, menurunkan berat badan, dan mengonsumsi obat untuk mengurangi asam lambung berlebih.
- IBS: Menghindari makanan yang mengganggu perut.
- Mabuk perjalanan: Duduk di area yang memungkinkan tubuh Anda banyak bergerak (jika bepergian dengan mobil, duduk di depan atau tengah), tidak makan terlalu kenyang.
- Mual saat hamil: Mengonsumsi makanan hambar seperti kerupuk, roti panggang, dan pasta.
- Virus perut: Mengonsumsi makanan hambar, istirahat beberapa hari sampai infeksi sembuh.
- Stres atau kecemasan: Menemui terapis dan mencoba teknik relaksasi dengan meditasi atau yoga.
Tips mencegah mual setelah makan
Cobalah beberapa tips berikut untuk menghindari rasa mual setelah makan:
- Isap es batu atau es serut.
- Hindari makanan berminyak, goreng, atau pedas.
- Makan makanan hambar, seperti roti panggang.
- Makan makanan kecil lebih sering, daripada tiga kali makan besar.
- Bersantailah dan duduk diam setelah makan agar makanan Anda punya waktu untuk dicerna.
- Makan dan minum perlahan dan tidak terlalu kenyang.
- Sajikan makanan dalam keadaan tidak terlalu panas atau pada suhu ruang agar bau yang ditimbulkan tidak memicu mual.
Itu dia tadi 10 penyebab mual setelah makan serta cara mencegah dan mengatasinya. Semoga Anda selalu dalam keadaan sehat, Parents!
Baca juga:
19 Cara Mengatasi Mual saat Hamil yang Ampuh, Ibu Hamil Harus Coba!
Makanan Untuk Mengatasi Mual Saat Hamil
Resep Mengatasi Mual Saat Hamil Muda
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.