Bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu. Bayi ini tidak hanya lahir dengan ukuran yang lebih kecil daripada ukuran bayi lainnya tetapi juga berisiko tinggi mengalami berbagai masalah fisik dan perkembangan. Oleh karena itu, kenali beberapa penyebab bayi lahir prematur berikut ini!
10 Penyebab bayi lahir prematur
Penyebab bayi lahir prematur yang perlu diwaspadai.
Seringkali penyebab spesifik kelahiran bayi prematur tidak jelas. Meski begitu, ada beberapa penyebab yang dapat memicu bayi lahir prematur:
1. Ibu yang pernah melahirkan prematur
Penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sebelumnya melahirkan bayi prematur memiliki risiko 30-50% lebih tinggi melahirkan bayi prematur di kehamilan selanjutnya.
Riwayat ini memang menjadi faktor risiko terkuat untuk kelahiran prematur berulang dan kekambuhan di usia yang sama. Sekitar 7% persalinan dini terjadi dalam waktu 2 minggu usia kehamilan dari kelahiran prematur pertama.
2. Infeksi di organ reproduksi
Penyebab bayi lahir prematur yang perlu diwaspadai.
Infeksi dan peradangan menjadi salah satu faktor umum terjadinya kelahiran bayi prematur. Sebab infeksi dan peradangan di organ reproduksi dapat mempengaruhi vagina, ginjal, kandung kemih, dan saluran kencing sang ibu.
Sebagian besar kasus kelahiran bayi prematur disebabkan karena infeksi bakteri pada sistem vagina dan kandung kemih wanita. Bakteri ini membuat substansi yang melemahkan selaput di sekitar kantung amnion dan menyebabkan ketuban pecah lebih dini. Bakteri ini juga yang dapat menyebabkan infeksi dan peradangan pada rahim wanita.
Infeksi yang dapat menyebabkan kelahiran bayi prematur ialah:
- Penyakit menular seksual seperti gonore, klamidia, dan trikomoniasis.
- Infeksi saluran kemih atau asymptomatic bacteriuria
Untuk itu, wanita yang sebelumnya telah pernah mengalami kelahiran bayi prematur sangat dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan dan penanganan terhadap vaginosis bakterialis.
Artikel terkait: Kenali dan waspadai 9 Penyakit Infeksi Menular Seksual ini
3. Jarak kelahiran
Studi menunjukkan kehamilan yang terlalu berdekatan dapat meningkatkan risiko kelahiran bayi prematur. Studi di BJOG: Sebuah Jurnal Internasional Obstetri dan Ginekologi ini menemukan fakta bahwa ibu yang hamil setelah 12 bulan melahirkan, kemungkinan besar akan melahirkan anaknya tersebut sebelum usia kehamilan 37 minggu.
Para ahli mengatakan waktu optimal antara kehamilan adalah 18 bulan tetapi tidak jelas mengapa dan hal ini masih membutuhkan lebih banyak penelitian.
4. Hamil kembar
Kelahiran prematur adalah komplikasi paling umum bagi ibu yang hamil anak kembar. Menurut sudi yang dilakukan oleh Ifeoma Offiah dari Rumah Sakit Bersalin Universitas Cork, Irlandia, diperkirakan 50% dari kehamian kembar dua berakhir dengan kelahiran prematur. Risiko ini lebih tinggi bila kehamilan kembar lebih dari dua atau kelipatan yang lebih tinggi.
5. Depresi
Ibu yang mengalami depresi baru dan berulang memiliki 30-40% peningkatan risiko kelahiran prematur antara 32 dan 36 minggu. Adapun depresi baru pada ayah dikaitkan dengan peningkatan risiko kelahiran prematur sebesar 38% di usia 22 dan 31 minggu, hal ini diungkap oleh sebuah studi di BJOG: Jurnal Internasional Kebidanan dan Kandungan (BJOG).
Oleh karena itu, baik ibu maupun ayah disarankan untuk menjaga pikiran agar tidak stres atau depresi selama masa kehamilan.
6. Penyakit yangd diderita ibu hamil
Penyebab bayi lahir prematur.
Ibu hamil yang mengidap penyakit tertentu seperti diabetes gestasional, preeklamsia, masalah ginjal, dan anemia memiliki risiko lebih tinggi mengalami kelahiran bayi prematur. Selain itu, masalah pada plasenta seperti plasenta previa atau abruptio plasenta juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur.
Perlu diketahui bahwa plasenta previa adalah kondisi dimana plasenta berada terlalu dekat dengan serviks atau mulut rahim. Adapun abruptio plasenta adalah kondisi dimana plasenta mulai memisahkan diri dari dinding rahim sebelum bayi lahir.
Kedua kondisi ini sangat berbahaya dan dapat membahayakan nyawa ibu serta bayinya. Oleh karena itu, persalinan dini seringkali disarankan.
Tak hanya itu saja, struktur serviks yang kurang dari 2,5 cm, serviks yang membuka dan menutup tanpa kontraksi juga bisa menyebabkan bayi lahir prematur. Kondisi ini bisa didapatkan sejak lahir atau akibat operasi.
Ibu hamil yang pernah menjalani operasi radang usus buntu, batu empedu, atau operasi lainnya di rongga perut selama kehamilan juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur.
Artikel terkait: Mengenal Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil
7. Berat badan kurang
Berat badan yang bertambah sangat penting untuk ibu hamil. Sayangnya, sebuah studi dalam jurnal Obstetrics and Gynecology menyatakan bahwa 21% ibu hamil tidak dapat menambah berat badan mereka sesuai yang disarankan. Hal itu dapat meningkatkan risiko ibu hamil melahirkan bayi prematur.
Namun hati-hati, jangan asal menaikan berat badan dengan diet yang tinggi kalori dan lemak. Diet sehat dan olahraga yang tepat mungkin menjadi salah satu cara untuk mencegah kelahiran prematur.
Selengkapnya: Agar janin sehat, begini cara meningkatkan berat badan saat hamil!
8. Bayi tabung
Saat ini program bayi tabung atau fertilisasi in-vitro (IVF) semakin banyak diminati masyarakat. Pada tahun 2014, 375 klinik anggota Society for Assisted Reproductive Technology (SART) melakukan 190.384 siklus IVF dan dari prosedur tersebut 65.175 bayi dilahirkan.
Meski tidak jelas mengapa, tetapi ibu yang hamil melalui IVF memiliki peningkatan risiko untuk melahirkan bayi prematur.
9. Gaya hidup yang tidak sehat
Gaya hidup juga menjadi salah satu faktor penting bayi lahir prematur atau tidak. Ibu yang sering mengonsumsi alkohol, merokok, atau mengonsumsi obat-obatan terlarang memiliki risiko lebih tinggi melahirkan bayi prematur.
Hal ini dikarenakan ketiga hal tersebut memiliki kandungan yang dapat membahayakan perkembangan janin di dalam rahim.
Selain itu, ibu hamil yang kurang melakukan aktivitas fisik dan tidak mengonsumsi makanan bernutrisi juga memiliki risiko yang sama. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu berolahraga ringan dan memenuhi kebutuhan nutrisi harian.
10. Polusi udara
Menurut sebuah studi oleh NYU Langone Medical Center sebanyak 16 kelahiran prematur dikaitkan dengan polusi udara di AS. Wilayah-wilayah yang paling terkena dampak adalah kabupaten kota, terutama di California selatan dan AS timur, dengan jumlah puncak di Lembah Sungai Ohio.
Hal ini tentunya juga mengkhawatirkan bagi ibu hamil di Indonesia, karena tingkat polusi udara terutama di kota besar seperti Jakarta dan Bandung cukup tinggi.
***
Semoga informasi ini bisa bermanfaat untuk mencegah kelahiran bayi prematur.
Baca juga
Bunda, begini cara menyusui bayi prematur yang tepat
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.