Parents, apakah si kecil sering bertindak tanpa berpikir terlebih dahulu? Tentu hal ini sering terjadi, ya. Akan ada tahap di mana anak akan cenderung berlaku impulsif. Sebenarnya, apa saja penyebab perilaku impulsif pada anak?
Pada umumnya, anak adalah individu yang penuh dengan keingintahuan. Eksplorasi merupakan salah satu tahap perkembangan anak. Dalam beberapa tahun pertamanya, wajar jika anak sering bertindak di luar dugaan.
Perilaku yang kurang baik pada anak harus disadari sedini mungkin sebelum nantinya berkembang menjadi sifat tercela yang membutuhkan penanganan serius.
Penyebab Anak Berperilaku Impulsif
Anak impulsif sering kali tidak bisa ditahan. Mereka tidak berpikir sebelum bertindak dan kesulitan untuk mengontrol respons mereka terhadap suatu situasi. Lalu, apa saja penyebab perilaku impulsif pada anak?
1. Saraf Impuls yang Masih Belum Berkembang Sempurna
Dikutip dari Psych Central, pada anak-anak, bagian dari otak yang mengontrol saraf impuls masih dalam tahap perkembangan. Oleh karena itu, jika dibandingkan dengan orang dewasa, anak berbicara dan mengambil tindakan tanpa memikirkan konsekuensinya.
2. ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder)
Perilaku impulsif sering kali muncul pada anak yang mengidap gangguan ADHD. Anak akan sering melakukan seperti tidak bisa sabar menunggu giliran, memotong pembicaraan orang, cenderung mengambil risiko, dan terlalu vokal serta berlebihan dalam menyuarakan pendapatnya.
Perilaku impulsif pada anak dengan ADHD terjadi karena ketidakseimbangan yang terjadi pada otak.
3. Stres dan Frustasi Menjadi Penyebab Anak Impulsif
Alasan lain terjadinya perilaku impulsif adalah karena tekanan yang dirasakan oleh anak. Ketika anak sedang ada masalah, baik di sekolah maupun pada kehidupan sehari-harinya, bisa saja ia akan melampiaskannya dengan perbuatan impulsif.
4. Tidak Dapat Mengekpresikan Diri dengan Baik
Perilaku impulsif sering terjadi kepada anak yang usianya lebih kecil, karena belum bisa mengekspresikan perasaannya dengan baik. Anak belum mengerti bahwa apa yang ia rasakan sebenarnya adalah rasa stres dan frustasi.
Impulsif pada anak juga menyebabkan mereka tidak acuh kepada bagaimana perilaku mereka berdampak kepada sekitar.
Contoh Perilaku Impulsif pada Anak
Impulsivitas pada setiap anak berbeda-beda. Perilaku dan tabiat anak pun akan berubah seiring dengan mereka bertumbuh dewasa. Namun, perilaku impulsif bisa membahayakan anak atau menyebabkan keributan di sekolah ataupun di rumah.
Berikut adalah beberapa tanda bahwa anak anda menunjukkan perilaku impulsif.
- Menginterupsi
Anak cenderung memotong ucapan atau pembicaraan orang lain seperti orangtuanya, guru, atau teman. Menginterupsi di sini bisa berupa berbicara untuk memotong pembicaraan atau bertingkah.
- Tidak sabar
Anak yang impulsif tidak mengerti konsep untuk ‘menunggu giliran’ atau berbagi. Sebagai contoh, di dalam kelas, anak akan berbicara meskipun bukan gilirannya untuk berbicara, terlalu berlebihan dalam mengemukakan pendapat, atau merebut mainan dari anak lain.
- Cara berkomunikasi yang kurang baik
Berteriak-teriak atau tertawa yang tidak pada tempatnya adalah tanda bahwa anak tidak mengerti cara berkomunikasi yang baik.
- Melakukan kegiatan berbahaya
Anak bisa saja melakukan aktivitas yang berbahaya tanpa berpikir akan konsekuensi dari perbuatannya tersebut. Hal ini tentu saja bisa mengancam keselamatan anak.
Apa yang Bisa Dilakukan Orangtua terhadap Perilaku Impulsif Ini?
Orang cenderung menganggap perilaku impulsif adalah perilaku yang kurang baik, bahkan bermasalah. Tanpa intervensi sedari dini, impulsivitas pada anak dapat membuat Parents menjadi bingung dan frustasi, sehingga mengakibatkan orangtua mendisiplinkan anak dengan terlalu keras.
Di sekolah, anak impulsif sering dicap sebagai ‘pembawa masalah’ yang mengganggu jalannya pembelajaran dan menjadi distraksi untuk siswa lainnya. Akibatnya, anak akan mendapatkan reputasi yang buruk di mata guru dan temannya. Bisa saja anak dikucilkan dari lingkungannya.
Jika Parents menyadari bahwa anak menunjukkan gejala impulsivitas yang berlebihan, penting untuk membawa anak kepada profesional untuk dievaluasi. Komunikasi antar guru dan orangtua juga diperlukan untuk mengetahui seperti apa perilaku anak di sekolah.
Menurut penelitian, olahraga atau bergerak aktif juga bisa membantu otak mengontrol saraf impuls. Oleh karena itu, anak dengan ADHD disarankan untuk mengikuti kegiatan olahraga secara rutin.
Salah satu cara untuk mengontrol perilaku impulsif pada anak adalah membuatnya menyadari bahwa apa yang ia lakukan dan membantunya untuk mengerti bahwa apa yang ia lakukan tersebut kurang baik.
Sebagai contoh, jika anak menyela pembicaraan, beritahu padanya bahwa Parents tengah berbicara dan ajak anak untuk sabar.
Hal yang perlu dipahami adalah bagaimana cara mengontrol emosi anak. Ajarkan mengenai konsekuensi dari perbuatan. Hindari membuat anak merasa dirinya yang bermasalah, melainkan perilaku impulsifnya tersebut.
Carilah penyebab perilaku impulsif pada anak terlebih dahulu, apakah memang dari kesalahan cara mendidik atau memang kondisi otak anak yang menyebabkan impulsifitas seperti ADHD.
Parents, itulah informasi terkait penyebab anak impulsif dan cara menanganinya. Semoga bermanfaat.
Sumber: WebMD, Brain Balance Center, Otsimo, Psych Central, Understood.org
Baca Juga:
ADHD pada Anak: Penyebab, Ciri, Perawatan, dan Pengobatan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.