Dalam dunia medis, penyakit rematik atau reumatik dikenal dengan istilah artritis. Sebagian dari Parents mungkin mengenalnya dengan istilah radang sendi. Namun, istilah tersebut sebenarnya digunakan secara kolektif untuk lebih dari 100 kondisi atau penyakit yang berhubungan dengan otot dan sendi.
Pada semua penyakit rematik, ditemukan peradangan yang dapat mengenai berbagai struktur penting di dalam sendi, seperti dinding sendi (sinovium), tulang, tulang rawan, dan jaringan penyokong di sekitarnya.
Penyakit ini lebih umum dialami oleh orang dewasa atau lansia. Namun sebetulnya, reumatik dapat dialami siapa saja, termasuk anak-anak.
Penyakit Rematik: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
Oleh karena penyakit rematik ada berbagai macam, gejala yang dirasakan dapat bervariasi tergantung penyebabnya. Akan tetapi, untuk semua jenis penyakit ini terdapat tanda dan gejala seperti:
- Rasa nyeri dan kekakuan pada sendi
- Bengkak di dalam dan di sekitar sendi
- Kulit sekitar sendi tampak kemerahan dan terasa hangat
- Pergerakan sendi terbatas
Selain gejala lokal pada sendi, penyakit rematik yang lebih serius juga bisa disertai gejala-gejala berikut:
- Berat badan turun
- Aktivitas menjadi terbatas akibat nyeri sendi
- Secara umum merasa sakit
- Kelemahan tiba-tiba pada otot tertentu
Bila gangguan pada sendi disertai dengan salah satu atau lebih gejala di atas, maka itu tanda bahwa penyakit rematik yang dialami membutuhkan penanganan segera.
Beberapa Faktor Penyebab
Banyak hal dapat menyebabkan penyakit ini, seperti faktor usia dan penggunaan obat yang berlebihan, infeksi, kondisi autoimun, cedera, dan yang lainnya. Di samping itu, ada pula faktor-faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengalami penyakit rematik, seperti:
- Riwayat keluarga. Beberapa jenis penyakit rematik diwariskan dalam keluarga. Jadi, Anda lebih mungkin mengalaminya bila orangtua atau saudara kandung memiliki penyakit ini. Gen yang dimiliki membuat Anda lebih rentan terhadap faktor-faktor lingkungan yang memicu penyakit rematik.
- Usia. Risiko berbagai penyakit reumatik meningkat seiring dengan bertambahnya usia, seperti pada osteoartritis, artritis reumatoid, dan penyakit Gout (artritis pirai).
- Jenis kelamin. Beberapa penyakit rematik, seperti artritis reumatoid lebih banyak dialami perempuan ketimbang laki-laki. Sebaliknya, penyakit Gout lebih banyak dialami oleh laki-laki ketimbang perempuan.
- Riwayat cedera sendi sebelumnya. Individu yang mengalami cedera sendi, misalnya akibat kecelakaan atau olahraga tertentu, lebih berisiko mengalami penyakit rematik pada sendi yang cedera.
- Obesitas. Berat badan berlebih akan membebani sendi-sendi, khususnya lutut, panggul, dan tulang belakang. Oleh sebab itu, individu dengan obesitas lebih berisiko mengalami penyakit ini.
Jenis Penyakit Rematik
Secara garis besar, ada dua jenis penyakit reumatik atau artritis, yakni yang bersifat:
- Inflamatorik atau terjadi akibat adanya peradangan. Kondisi ini menyebabkan kekakuan sendi kala istirahat, khususnya di pagi hari (morning stiffness). Contohnya yaitu penyakit reumatik akibat infeksi, artritis psoriatik, artritis reumatoid, artritis akibat penyakit lupus, dan penyakit Gout.
- Noninflamatorik atau yang pada awalnya tidak disebabkan oleh peradangan. Penyakit rematik yang seperti ini biasanya menyebabkan nyeri sendi yang memberat oleh gerakan dan beban tubuh. Nyeri akan berkurang saat istirahat. Contoh yang paling umum adalah osteoartritis.
Lokasi, waktu kemunculan, pola nyeri sendi, serta adanya bengkak atau gejala di luar sendi dapat membedakan apakah penyakit rematik bersifat inflamatorik atau noninflamatorik.
Diagnosis Penyakit
Proses mendiagnosis penyakit rematik melibatkan beberapa tahap pemeriksaan. Dokter umumnya akan melakukan wawancara mendalam dan pemeriksaan fisik yang menyeluruh. Setelah itu, beberapa pemeriksaan penunjang berikut diperlukan untuk mengonfirmasi penyebab penyakit rematik yang dialami. Beberapa pemeriksaan yang dilakukan di antaranya:
- Pemeriksaan darah. Misalnya, pemeriksaan faktor reumatoid untuk artritis reumatoid. antinuclear antibody (ANA) untuk penyakit lupus, dan kadar asam urat untuk penyakit Gout.
- Analisis cairan sendi. Prosedurnya disebut dengan artrosentesis atau aspirasi cairan sendi. Cairan diambil dengan memasukkan jarum halus ke dalam sendi. Analisis ini sangat membantu untuk mengonfirmasi apakah penyakit reumatik bersifat inflamatorik atau noninflamatorik sehingga bisa ditentukan penyebab pastinya.
- Rontgen sendi untuk melihat kedudukan dan perubahan tulang-tulang. Pemeriksaan pencitraan lain seperti ultrasonografi, magnetic resonance imaging (MRI), dan computed tomography (CT scan), juga kerap digunakan untuk melihat perubahan jaringan di dalam dan di sekitar sendi.
Pengobatan Penyakit Rematik
Pengobatan penyakit rematik bertujuan untuk meredakan gejala dan memperbaiki fungsi sendi. Ada kemungkinan, Anda perlu mencoba beberapa jenis pengobatan yang berbeda atau kombinasi pengobatan tertentu, sebelum akhirnya didapat jenis pengobatan yang paling cocok.
Pada prinsipnya, pengobatan penyakit reumatik bergantung pada penyebabnya dan mencakup:
- Obat-obatan yang mencakup obat antinyeri (paracetamol), antiradang (obat antiinflamasi nonsteroid atau OAINS seperti ibuprofen, piroxicam, meloxicam, celecoxib, etoricoxib), dan penekan sistem kekebalan tubuh (seperti prednisone, methylprednisolone, atau methotrexate).
- Fisioterapi. Latihan-latihan yang spesifik dapat memperbaiki rentang gerak dan kekuatan otot-otot di sekitar sendi yang sakit.
Bila cara-cara di atas tidak membantu, dokter mungkin menganjurkan beberapa jenis operasi berikut:
- Operasi perbaikan sendi (joint repair). Permukaan sendi dapat diperhalus atau diperbaiki posisinya sehingga nyeri berkurang dan fungsi sendi membaik. Prosedur ini dapat dilakukan melalui prosedur artroskopi yang hanya membutuhkan sayatan kecil pada sendi.
- Operasi penggantian sendi (joint replacement). Pada prosedur ini, sendi yang rusak dikeluarkan dan diganti dengan sendi buatan. Operasi pergantian sendi paling sering dilakukan pada sendi lutut dan panggul.
- Operasi penyatuan sendi (joint fusion). Prosedur ini lebih sering digunakan untuk sendi-sendi kecil seperti pada pergelangan tangan, ankle dan jari-jari. Seperti namanya, ujung-ujung kedua tulang dihilangkan dan kemudian disambung hingga menyembuh sebagai satu unit tanpa sendi.
Pengobatan Rematik di Rumah
Tak kalah penting, Anda juga bisa melakukan upaya-upaya berikut yang bisa dilakukan di rumah agar gejala penyakit rematik tidak sering kambuh serta kerusakan sendi bisa diperlambat:
- Menurunkan berat badan. Ini akan membuat beban dan tekanan pada sendi berkurang, yang selanjutnya meningkatkan mobilitas dan mengurangi cedera sendi.
- Rutin berolahraga agar sendi-sendi tetap lentur dan fleksibel. Olahraga terbaik adalah berenang karena tidak membebani sendi. Olahraga seperti yoga, pilates, dan tai chi juga dapat meningkatkan fleksibilitas dan rentang gerak otot pada penyakit reumatik tertentu.
- Mengompres sendi dengan kompres dingin dan panas secara bergantian. Lakukan ini beberapa kali sehari secara bergantian dengan durasi 15 menit per sesi.
- Pemijatan ringan pada otot-otot sekitar sendi yang sakit. Tujuannya untuk meningkatkan aliran darah sehingga nyeri berkurang. Pemijatan sebaiknya dilakukan oleh terapis pijat yang terlatih.
- Penggunaan alat bantu seperti tongkat, sisipan sepatu, alat bantu jalan, serta menyesuaikan posisi seperti meninggikan dudukan toilet dan yang lainnya dapat mengurangi beban dan tekanan pada sendi-sendi yang sakit. Selain itu, meningkatkan kemampuan Anda dalam beraktivitas sehari-hari.
- Akupunktur. Cara ini juga dapat mengurangi nyeri akibat penyakit reumatik. Yang terpenting, dilakukan oleh dokter spesialis akupunktur atau tenaga ahli yang sudah terlatih.
Itulah beberapa gejala, penyebab, dan cara mengobati penyakit rematik yang perlu Parents ketahui. Semoga bermanfaat!
***
Baca juga:
Menstruasi Tidak Lancar? Coba 5 Makanan Ini agar Haid Cepat Keluar
Khawatir Alami Kolesterol Tinggi? Kenali 4 Tanda dan Cara Mengatasinya
id.theasianparent.com/hipertensi-emergensi
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.