Sepekan berlalu, masih segar dalam ingatan kita kabar kematian garda terdepan industri musik tanah air Glenn Fredly pada Rabu, 8 April 2020 lalu. Glenn mengembuskan napas terakhir akibat penyakit meningitis yang dideritanya. Adanya komplikasi membuat penyanyi bersuara emas ini meninggalkan kita semua. Lantas, seperti apa bahaya meningitis pada ibu hamil dan janin dalam kandungan?
Meningitis pada ibu hamil, ini penyebabnya
Parents, meningitis merupakan peradangan yang terjadi pada meningen, yakni lapisan pelindung yang menyelimuti otak dan saraf tulang belakang. Gejala pembengkakan ini kerap sulit dikenali karena gejalanya yang mirip dengan flu. Kondisi ini tak ayal dapat mengenai ibu hamil dan memengaruhi janin dalam kandungan.
Infeksi virus adalah penyebab paling umum dari meningitis. Kendati jarang terjadi, diikuti oleh infeksi bakteri dan infeksi jamur. Berhubung penyakit ini mengancam jiwa, penting bagi Anda mengidentifikasi apa yang menjadi penyebabnya. Kebanyakan kasus meningitis pada ibu hamil disebabkan infeksi bakteri. Berikut beberapa jenis bakteri juga penyebab lain penyakit meningitis:
- Streptococcus pneumoniae (pneumococcus); merupakan penyebab paling umum meningitis bakteri pada bayi, anak kecil dan orang dewasa di Amerika Serikat. Jenis bakteri satu ini mengakibatkan infeksi pneumonia, infeksi telinga atau sinus.
- Neisseria meningitidis (meningococcus). Bakteri ini merupakan penyebab utama meningitis bakteri, yang umumnya menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas serta meningitis meningokokus jika memasuki aliran darah.
- Haemophilus influenzae (haemophilus), pernah menjadi penyebab utama meningitis bakteri pada anak-anak.
- Listeria monocytogenes (listeria), dapat ditemukan dalam keju yang tidak dipasteurisasi, dan hot dog. Ibu hamil, bayi baru lahir, orang dewasa yang lebih tua dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah adalah yang paling rentan terinfeksi. Listeria dapat melewati penghalang plasenta lalu mengakibatkan infeksi pada akhir kehamilan yang dapat berakibat fatal pada bayi.
- Meningitis virus umumnya ringan dan bisa sembuh dengan sendirinya. Sebagian besar kasus di Amerika Serikat disebabkan oleh sekelompok virus yang dikenal sebagai enterovirus. Virus seperti virus herpes simpleks, HIV, gondong, virus West Nile dan lainnya juga dapat menyebabkan meningitis virus.
- Meningitis kronis disebabkan organisme yang tumbuh lambat (seperti jamur dan Mycobacterium tuberculosis) menyerang membran dan cairan di sekitar otak sehingga menyebabkan meningitis kronis. Jenis ini dapat berkembang selama dua minggu atau lebih.
- Meningitis jamur yang terbilang jarang terjadi dan umum menyerang orang dengan defisiensi imun, seperti AIDS.
- Penyebab lain disebabkan penyebab tidak menular seperti reaksi kimia, alergi obat, beberapa jenis kanker dan penyakit radang seperti sarkoidosis.
Faktor risiko meningitis
Patut diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena meningitis, antara lain:
- Melewati vaksinasi. Risiko meningkat bagi siapa saja yang belum menyelesaikan jadwal vaksinasi yang direkomendasikan.
- Usia. Sebagian besar kasus meningitis virus terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, sedangkan meningitis karena bakteri umum terjadi pada mereka yang berusia di bawah 20 tahun.
- Faktor lingkungan. Mahasiswa yang tinggal di asrama, personel di pangkalan militer, dan anak-anak di sekolah berasrama dan fasilitas penitipan anak berisiko lebih besar terkena meningitis meningokokus. Ini mungkin karena bakteri disebarkan melalui rute pernapasan dan akan cepat menular bagi orang yang hidup dalam lingkup komunitas besar.
- Kehamilan meningkatkan risiko listeriosis – infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria yang juga dapat menyebabkan meningitis. Listeriosis dampaknya fatal karena dapat mengakibatkan keguguran, bayi lahir mati, dan kelahiran prematur.
- Sistem kekebalan tubuh terganggu. AIDS, alkoholisme, diabetes, penggunaan obat-obatan penekan kekebalan dan faktor-faktor lain yang memengaruhi sistem kekebalan tubuh juga membuat Anda lebih rentan meningitis.
Gejala meningitis
Layaknya flu, gejala meningitis dapat berkembang selama beberapa jam atau beberapa hari. Sinyal tubuh seseorang yang terkena meningitis, yaitu:
- Demam tinggi
- Leher terasa kaku
- Sakit kepala parah yang berbeda dari biasanya
- Mual dan muntah
- Sulit berkonsentrasi
- Kejang
- Mudah mengantuk
- Cenderung lebih sensitif terhadap cahaya
- Nafsu makan menurun dan mudah haus
- Ruam kulit
Apa bahaya meningitis pada ibu hamil dan janin?
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, risiko ibu hamil terkena meningitis meningkat akibat bakteri listeria monocytogenes. Infeksi satu ini tidak bisa dianggap remeh karena dapat mengakibatkan komplikasi kehamilan seperti keguguran, persalinan prematur, kelahiran mati serta infeksi serius bagi bayi baru lahir.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, ketika ibu hamil terkena meningitis listerial maka dapat meneruskan Streptococcus grup B (strep grup B) kepada bayi selama persalinan. Dengan kata lain, bayi dapat terkena meningitis atau infeksi lain yang lebih serius segera setelah lahir.
Oleh karena itu, penting bagi Parents mengonsultasikan kandungan serta melakukan vaksin rutin selama kehamilan, termasuk dalam hal ini meningitis. Dalam jurnal Meningococcal Vaccination in Pregnancy, vaksinasi selama kehamilan terbukti menjadi strategi yang berhasil untuk pencegahan infeksi lain pada bayi yang baru lahir, termasuk vaksin meningitis.
Dalam enam studi yang melibatkan 335 wanita yang menerima vaksin tipe MPSV yang lebih tua selama kehamilan tidak menemukan efek berbahaya yang terkait. Sebagian besar perempuan ini divaksinasi setelah trimester pertama. Sebagai langkah pencegahan, lakukan vaksin saat usia kehamilan sudah melewati trimester pertama atau kala menginjak 5 bulan.
Bagaimana cara mengatasi meningitis pada ibu hamil?
American Pregnancy Association menerangkan pencegahan merupakan tindakan terbaik untuk meningitis. Lakukan beberapa langkah preventif berikut agar kehamilan tetap sehat:
- Rutinlah mencuci tangan, khususnya sebelum makan dan setelah pergi ke kamar mandi.
- Terapkan pola hidup sehat. Jangan berbagi minuman, makanan, sedotan, dan perlengkapan makan dengan orang lain.
- Tingkatkan imunitas tubuh dengan beristirahat cukup dan olahraga teratur.
- Gunakan masker saat merasa kondisi tubuh tidak sedang sehat.
- Konsumsi makanan yang teratur dan hindari makan hidangan mentah selama kehamilan seperti keju lunak, daging yang belum diolah hingga matang, hidangan laut, susu yang tidak dipasteurisasi.
- Bersihkan lemari es dan dapur secara berkala, pastikan suhunya berada pada suhu 4 derajat Celsius atau lebih rendah setiap saat.
Semoga informasi ini bermanfaat!
Sumber: Mayo Clinic, Centers for Disease Control and Prevention
Baca juga :
5 Artis yang Mengalami Meningitis, Beberapa Meninggal Dunia
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.