Jangan terlalu panik saat mengetahui kulit bayi yang tiba-tiba menguning, kondisi ini memang tanda penyakit kuning pada bayi. Namun, ini adalah hal normal yang terjadi kok, Bun.
Lantas, bayi kuning akan kembali normal berapa lama? Biasanya, kondisi bayi kuning dialami saat ia berusia 2 hingga 4 hari. Penyakit ini sifatnya hanya sementara dan biasanya akan menghilang dalam kurun waktu 1 hingga 2 minggu.
Selain dari area kulit, penyakit kuning atau jaundice pun dapat dideteksi dari bagian putih mata dan gusi si Kecil.
Meski demikian, apabila penyakit kuning tidak hilang setelah lebih dari 14 hari, disarankan untuk segera konsultasikan pada dokter.
Sebab, beberapa penyakit kuning ada yang parah dan dapat membahayakan buah hati Parents.
Lalu, faktor apa yang membuat bayi baru lahir sering mengalami penyakit kuning dan bagaimana tindakan tepat untuk mengatasinya?
Berikut ini kami paparkan ciri, penyebab, cara mengobati, dan fakta penyakit kuning pada bayi baru lahir.
Artikel terkait : Saat bayi kuning, perlukah Bunda khawatir? Ini penjelasannya
Daftar isi
Ciri-Ciri Penyakit Kuning pada Bayi
Jika bayi mengalami penyakit kuning, maka ciri-ciri paling umum yang dapat terlihat adalah kulit yang terlihat agak menguning.
Namun, perubahan warna kulit ini lebih sulit dilihat jika kulit bayi berwarna cokelat atau hitam.
Warna kulit yang menjadi kuning ini biasanya terlihat di bagian kepala dan wajah, serta warna kuning akan meningkat jelas jika area kulit ditekan menggunakan jari.
Selain itu, Parents juga bisa melihat apakah kekuningan di bagian-bagian tubuh seperti:
- Bagian putih mata
- Di dalam mulut
- Telapak kaki
- Telapak tangan
Ciri-ciri lain yang muncul selain warna kekuningan pada kulit bayi adalah sebagai berikut:
- Terlihat mengantuk
- Tampak lemas
- Tampak tidak nafsu makan atau tidak makan/menyusu seperti biasanya
- Warna urine gelap
- Warna tinja pucat, padahal seharusnya kuning atau oranye.
Bayi yang lahir prematur lebih rentan terhadap penyakit kuning dan warna kuningnya akan muncul sekitar 5 hingga 7 hari dan biasanya berlangsung sekitar 3 minggu.
Warna kuning pada bayi yang menderita penyakit kuning juga cenderung bertahan lama pada bayi yang hanya minum ASI. Biasanya, kondisi ini berlangsung selama beberapa minggu.
Penyebab Bayi Kuning
Pada saat bayi tumbuh dalam rahim ibunya, plasenta akan mengeluarkan bilirubin dari tubuh bayi. Namun, setelah lahir, tugas tersebut akan diambil alih oleh hati bayi.
Akan tetapi, hati bayi masih belum berkembang sepenuhnya sehingga sebagian besar bayi memerlukan waktu lebih lama untuk dapat mengeluarkan bilirubin secara efisien.
Oleh karena itu, kadar bilirubin bayi memang sedikit tinggi setelah lahir.
Ada dua jenis penyakit kuning yang dapat terjadi pada bayi baru lahir yang mendapatkan ASI.
Bayi yang baru lahir memiliki kulit yang menguning disebut penyakit kuning fisiologis. Biasanya kondisi ini terlihat ketika bayi berusia 2 hingga 4 hari dan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu 2 minggu.
Sedangkan ciri-ciri bayi kuning karena ASI atau ikterus ASI (breastfeeding jaundice) terjadi pada bayi yang disusui selama minggu pertama kehidupannya.
Hal ini terjadi ketika bayi tidak menyusu dengan baik atau ASI lambat keluar sehingga menyebabkan bayi dehidrasi.
Breastfeeding Jaundice mungkin terjadi pada bayi sehat yang disusui langsung setelah usia 7 hari.
Kondisi kuning ini akan mencapai puncaknya selama minggu ke-2 dan 3, tetapi dapat bertahan pada tingkat rendah selama satu bulan atau lebih.
Hal ini terjadi karena bagaimana zat dalam ASI memengaruhi pemecahan bilirubin dalam hati.
Penyakit kuning karena ASI dan Breastfeeding Jaundice tidak berbahaya dan bisa sembuh sendiri.
Namun, penyakit kuning pada bayi baru lahir yang parah dapat terjadi jika ada kondisi yang meningkatkan jumlah sel darah merah yang perlu diganti dalam tubuh pada bayi, seperti:
- Bentuk sel darah yang tidak normal
- Ketidakcocokan golongan darah antara ibu dan bayi (ketidakcocokan Rh atau ABO)
- Pendarahan di bawah kulit kepala (cephalohematoma) yang terjadi karena persalinan yang sulit
- Tingkat sel darah merah yang lebih tinggi, sering terjadi pada bayi yang lahir tidak cukup bulan dan bayi kembar.
- Infeksi
- Kekurangan protein tertentu.
Ada pula faktor-faktor yang mempersulit tubuh bayi untuk mengeluarkan bilirubin sehingga menyebabkan penyakit kuning yang parah, yaitu termasuk:
- Konsumsi obat-obatan tertentu
- Infeksi saat lahir seperti rubella, sifilis, dan lain sebagainya
- Penyakit yang mempengaruhi hati atau saluran empedu seperti Cystic Fibrosis atau Hepatitis
- Tingkat oksigen yang rendah (hipoksia)
- Infeksi (sepsis)
- Adanya kelainan genetik atau bawaan.
Diagnosis
Bayi akan diperiksa untuk penyakit kuning dalam waktu 72 jam setelah dilahirkan selama pemeriksaan fisik bayi baru lahir.
Namun, sebaiknya periksa gejala penyakit kuning setelah Bunda dan bayi pulang ke rumah, karena terkadang bisa memakan waktu hingga seminggu untuk muncul.
Saat berada di rumah bersama bayi, perhatikan kulitnya yang menguning atau bagian putih matanya.
Menekan jari Bunda dengan lembut di ujung hidung atau di dahinya mungkin akan memudahkan untuk melihat warna yang menguning.
Bunda juga harus memeriksa urine dan kotoran bayi. Bayi mungkin mengalami penyakit kuning jika urinenya berwarna kuning (urine bayi yang baru lahir seharusnya tidak berwarna) atau kotorannya pucat (seharusnya berwarna kuning atau oranye).
Bicaralah dengan bidan, petugas kesehatan, atau dokter umum sesegera mungkin jika menurut Bunda, bayi mungkin menderita penyakit kuning.
Tes perlu dilakukan untuk melihat apakah perawatan diperlukan, seperti:
- Pemeriksaan visual
Dokter akan memeriksa bagian putih mata bayi, gusi bayi, dan warna urine atau kotoran bayi.
- Tes bilirubin
Jika diduga bayi menderita penyakit kuning, kadar bilirubin dalam darahnya perlu diuji.
- Tes lebih lanjut
Tes darah lebih lanjut mungkin diperlukan jika penyakit kuning bayi berlangsung lebih dari 2 minggu atau diperlukan pengobatan.
Darah dianalisis untuk menentukan golongan darah bayi (ini untuk melihat apakah tidak cocok dengan golongan darah ibu), apakah ada antibodi (protein penangkal infeksi) yang melekat pada sel darah merah bayi, jumlah sel dalam darah bayi, apakah ada infeksi, atau apakah ada kekurangan enzim.
Cara Mengobati dan Mengatasi Penyakit Kuning pada Bayi
Pengobatan khusus untuk penyakit kuning biasanya hanya diperlukan jika bayi memiliki kadar bilirubin yang tinggi setelah dites terlebih dahulu.
Sebagian besar bayi dengan penyakit kuning tidak memerlukan pengobatan khusus karena kadar bilirubin dalam darahnya ternyata rendah.
Dalam kasus ini biasanya kondisi bayi akan membaik dalam waktu 10 hingga 14 hari dan tidak berbahaya.
Susuilah bayi secara teratur untuk mempercepat pemulihan bayi. Jika kondisi bayi tidak juga membaik setelah 2 minggu, maka segeralah berkonsultasi kepada dokter.
Apabila penyakit kuning bayi yang baru lahir tidak juga membaik atau tes menunjukkan bayi memiliki kadar bilirubin yang tinggi di dalam darah, maka dokter akan menyarankan pengobatan sebagai berikut:
1. Fototerapi
Fototerapi adalah perawatan dengan menggunakan jenis cahaya khusus yang mempermudah hati untuk memecah dan mengeluarkan bilirubin dari dalam darahnya.
Dalam pengobatan ini, kulit bayi akan diekspos ke cahaya khusus sebanyak mungkin dengan cara ditempatkan di bawah lampu di tempat tidur bayi atau inkubator dengan mata tertutup.
Fototerapi umumnya berlangsung selama 30 menit dan saat dihentikan Parents dapat menyusui bayi atau mengganti popoknya.
Apabila penyakit kuning tidak kunjung membaik, maka dibutuhkan fototerapi intensif di mana ada peningkatan jumlah cahaya atau sumber cahaya lain.
Pada prosedur fototerapi intensif, perawatan tidak bisa dihentikan atau istirahat sehingga bayi hanya boleh disusui melalui ASI perah.
Selama fototerapi suhu bayi akan dipantau agar tidak terlalu panas dan diperiksa jikalau ada tanda-tanda dehidrasi. Kadar bilirubin pun akan diuji setiap 4 hingga 6 jam sekali.
Fototerapi umumnya dihentikan jika kadar bilirubin sudah turun ke tingkat yang aman, dan biasanya memakan waktu satu atau dua hari.
2. Transfusi Tukar
Apabila bayi memiliki kadar bilirubin dalam darah yang sangat tinggi dan fototerapi tidak dapat mengatasinya maka dapat dilakukan transfusi darah lengkap atau transfusi tukar.
Pengobatan transfusi tukar adalah prosedur di mana darah bayi akan dikeluarkan dan diganti dengan darah dari donor yang cocok.
Darah baru yang tidak mengandung bilirubin dapat menurunkan dengan cepat tingkat keseluruhan bilirubin dalam tubuh bayi.
Perawatan ini akan berlangsung selama beberapa jam dan bayi akan dipantau secara ketat. Darah bayi akan diuji dalam waktu 2 jam setelah menjalani transfusi tukar untuk mengetahui kadar bilirubinnya.
3. Pengobatan Penyakit Kuning Lainnya
Ada pula kondisi di mana bayi menderita penyakit kuning karena masalah kesehatan seperti infeksi. Jika hal ini terjadi, maka infeksi tersebut akan diobati terlebih dahulu.
Jika penyakit kuning disebabkan oleh perbedaan rhesus ibu dan bayi, maka akan dilakukan imunoglobulin intravena (IVIG).
Cara Mencegah Bayi Kuning
Tidak ada cara nyata untuk mencegah penyakit kuning pada bayi baru lahir. Selama kehamilan, Bunda sebaiknya dapat melakukan tes golongan darah.
Setelah lahir, golongan darah bayi akan diuji, bila perlu, untuk mengesampingkan kemungkinan ketidakcocokan golongan darah yang dapat menyebabkan penyakit kuning pada bayi baru lahir.
Jika bayi memang menderita penyakit kuning, ada beberapa cara untuk mencegahnya menjadi lebih parah:
- Pastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup melalui ASI. Memberi makan bayi 8 hingga 12 kali sehari selama beberapa hari pertama memastikan bayi tidak mengalami dehidrasi, yang membantu bilirubin melewati tubuhnya lebih cepat.
- Jika Bunda tidak menyusui dengan memberi susu formula pada bayi, berikan bayi 30 hingga 60 ml susu formula setiap 2-3 jam selama minggu pertama. Bayi prematur atau lebih kecil mungkin mengonsumsi susu formula dalam jumlah yang lebih sedikit, begitu pula bayi yang juga menerima ASI. Bicaralah dengan dokter jika Bunda khawatir bayi mengonsumsi terlalu sedikit atau terlalu banyak susu formula, atau jika mereka tidak bangun untuk menyusu setidaknya 8 kali per 24 jam.
Pantau bayi dengan hati-hati selama lima hari pertama kehidupan untuk gejala penyakit kuning, seperti menguningnya kulit dan mata. Jika Bunda memperhatikan bahwa bayi mengalami gejala penyakit kuning, segera hubungi dokter.
Vaksin yang Diberikan pada Bayi untuk Mencegah Penyakit Kuning
Salah satu mencegah terjadinya penyakit kuning pada bayi dengan memberikannya vaksinasi. Karena ini termasuk ke dalam penyakit hati, maka bayi perlu mendapatkan imunisasi Hepatitis B.
Berdasarkan Rekomendasi Jadwal Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Tahun 2020, pemberian vaksin Hepatitis B sebaiknya diberikan segera setelah lahir pada semua bayi sebelum berumur 24 jam.
Kemudian, akan diberikan lagi pada bayi usia 2, 3, dan 4 bulan, serta booster pada usia 18 bulan.
Rangkuman Fakta Penyakit Kuning pada Bayi yang Harus Bunda Ketahui
Berikut ini 15 fakta tentang penyakit kuning:
1. Penyebab Penyakit Kuning karena Penumpukan Bilirubin dalam Aliran Darah
Penyakit kuning disebabkan oleh akumulasi atau penimbunan zat kuning yang disebut bilirubin dalam darah.
Bilirubin yaitu pigmen kuning dalam darah dan tinja, yang dihasilkan ketika sel darah merah hancur secara alami.
Perlu diketahui, pada bayi baru lahir, jumlah bilirubin normal pada bayi seharusnya di bawah 5 mg/dL.
Meski begitu, tidak sedikit bayi baru lahir yang punya kadar bilirubin tinggi melebihi jumlah normal tersebut.
Kondisi bayi akan menguning jika bilirubin tidak diproses dengan baik oleh hati, biasanya karena jumlah bilirubin tinggi pada bayi.
Hal itu akhirnya membuat hati tidak sempat memproses atau memang karena ada gangguan organ hati.
“Ketika bayi masih di dalam kandungan ibu, pasokan darah yang membawa zat gizi serta oksigen dikembikam ke tubuh ibu. Pada bayi yang baru saja dilahirkan, fungsi organ hatinya belum sempurna. Ini yang mengakibatkan banyaknya bilirubin yang menumpuk dalam darahnya.
Dan inilah yang menimbulkan warna kuning yang terlihat pada mata dan kulit bayi,” ujar dr. Frieda Handayani Sp.K(A) dari RS. Pondok Indah, Jakarta.
Ia menambahkan, meskipun normal terjadi, tetapi kuning pada bayi tentu saja perlu dipantau.
Saat fungsi hati sudah kembali membaik dan lebih efektif, maka penyakit kuning akan hilang.
Sementara itu, ada beberapa penyebab lain dari penyakit kuning yang memang perlu didiskusikan oleh dokter.
2. Infeksi Virus Juga dapat Menyebabkan Penyakit Kuning
Dilansir dari situs Mayoclinic, selain penumpukan bilirubin, ada kondisi lain yang dapat menyebabkan penyakit kuning, di antaranya adalah:
- Perdarahan
- Infeksi dalam darah bayi (sepsis)
- Terkena infeksi virus atau bakteri lainnya
- Ketidakcocokan antara darah ibu dan darah bayi
- Kerusakan hati
- Kekurangan enzim.
3. Gejala Penyakit Kuning
Warna kuning pada kulit adalah gejala umum dari penyakit ini yang biasanya dimulai dari wajah bayi, kemudian bergerak turun ke dada, perut, kaki, dan akhirnya ke telapak tangan dan kaki.
Bagian putih mata dan bagian dalam mulut atau gusi juga akan terlihat kuning.
Kondisi bayi yang terlihat lemas dan tidak mau menyusu juga dapat menjadi tanda signifikan ketika mengalami penyakit kuning.
Jadi, Bunda memang harus cermat dalam memerhatikan kondisi bayi yang baru lahir.
4. Beberapa Cara Dokter Mendiagnosis Kuning pada Bayi
Selain terlihat dari kulit yang menguning, dokter juga akan mendiagnosisnya dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti berat lahir, kebiasaan menyusu sejak lahir, dan tingkat hidrasi.
Lalu, bisa juga dengan melakukan tes darah untuk mengukur tingkat bilirubin dalam darah.
Tes urine juga ada kemungkinan untuk bisa dilakukan jika ada bukti penyakit kuning bayi disebabkan oleh kelainan mendasar yang membutuhkan perawatan.
5. Bayi Lahir Prematur Memiliki Kemungkinan Besar Alami Penyakit Kuning
Si kecil yang lahir sebelum usia kehamilan 38 minggu atau prematur memiliki kemungkinan besar mengalami penyakit kuning.
Hal ini karena mereka menyusu lebih sedikit dan buang air besar lebih sedikit, sehingga lebih sedikit juga bilirubin yang dihilangkan melalui tinja.
6. Penyakit Kuning Akibat Golongan Darah
Jika golongan darah ibu berbeda dari bayinya, kemungkinan bayi telah menerima antibodi melalui plasenta yang menyebabkan kerusakan sel darah merah yang cepat dan tidak normal.
7. Bayi yang Jarang Menyusu Lebih Rentan Terkena Penyakit Kuning
Apabila bayi kurang mendapatkan cukup nutrisi dari menyusui, maka ia berisiko lebih tinggi terkena penyakit kuning.
Dehidrasi atau asupan kalori yang rendah pun dapat berkontribusi pada timbulnya penyakit kuning, sehingga penting untuk Bunda agar memastikan bayi cukup mendapatkan nutrisi dan terhidrasi.
8. Komplikasi Serius Akibat Penyakit Kuning
Jika tidak segera diobati atau diatasi, tingginya kadar bilirubin yang menyebabkan penyakit kuning parah dapat berujung pada komplikasi yang lebih serius.
9. Bisa Memicu Kerusakan Otak
Apabila bayi memiliki penyakit kuning yang parah, ada risiko bilirubin masuk ke otak. Kondisi ini disebut dengan Ensefalopati Bilirubin Akut.
Saat si kecil didiagnosis mengidap penyakit ini, maka harus segera melakukan perawatan yang tepat. Dengan melakukan perawatan dapat mencegah kerusakan permanen yang signifikan.
Tanda-tanda Ensefalopati Bilirubin Akut pada bayi dengan penyakit kuning meliputi:
- Lesu
- Bayi sulit bangun
- Tangisan dengan nada tinggi
- Kebiasaan menyusu yang buruk
- Tubuh yang meringkuk
- Demam.
10. Kerusakan Otak Permanen Akibat Penyakit Kuning
Kondisi ini disebut dengan Kernicterus, yaitu kerusakan permanen pada otak yang merupakan dampak dari kondisi Ensefalopati Bilirubin Akut.
Jika bayi mengalami Kernicterus, maka menyebabkan gangguan fungsi cerebral palsy, pendengaran, pandangan, dan perkembangan gigi yang tidak baik.
11. ASI dapat Mencegah Penyakit Kuning
Pencegahan terbaik penyakit kuning bayi adalah pemberian makan yang memadai, yaitu ASI yang cukup.
Setidaknya, bayi harus diberi ASI sebanyak 8 hingga 12 kali setiap hari selama beberapa hari pertama kehidupannya.
12. Perawatan Fototerapi untuk Bayi yang Terkena Penyakit Kuning
Ikterus (penyakit kuning) yang ringan akan hilang dengan sendirinya tanpa pengobatan. Namun, bayi dengan kadar bilirubin yang tinggi mungkin memerlukan perawatan, seperti fototerapi.
Fototerapi sangat aman dan efektif dalam mengurangi kadar bilirubin.
Sebab, bilirubin menyerap cahaya, sehingga penyakit kuning dan peningkatan kadar bilirubin biasanya berkurang ketika bayi terpapar cahaya berwarna biru.
Lampu membantu bilirubin dalam darah berubah sehingga dapat dengan mudah dihilangkan dari tubuh dalam urin dan feses.
Fototerapi dapat memakan waktu beberapa jam untuk mulai bekerja dan digunakan sepanjang hari dan malam.
13. Bayi Memungkinkan Melakukan Transfusi Pergantian Darah
Penanganan ini hanya dilakukan pada bayi yang mengalami jaundice berat yang tidak menunjukkan respons terhadap terapi lain.
Transfusi penggantian darah dilakukan dengan mengambil sebagian kecil darah bayi, kemudian menggantinya dengan darah donor, dan ini dilakukan secara berulang.
Tujuannya, agar darah dalam tubuh bayi bebas dari kadar bilirubin yang tinggi dan antibodi ibu.
14. Transfusi Hemoglobulin pada Bayi yang Terkena Penyakit Kuning
Ini merupakan langkah lanjutan penanganan bayi kuning, khususnya yang disebabkan perbedaan rhesus golongan darah bayi dan ibu.
Pemberian infus imunoglobulin (IVIg) dapat membantu mengurangi jumlah antibodi dari tubuh ibu dalam tubuh bayi, sehingga penyakit kuning dapat teratasi.
15. Menjemur Bayi di Bawah Sinar Matahari
Cara sederhana yang biasanya dilakukan untuk mengatasi penyakit kuning bayi yaitu menjemur bayi saat pagi hari.
Hal ini memang boleh dilakukan, tapi bayi yang baru lahir tidak boleh ditempatkan secara langsung di bawah sinar matahari atau langsung di luar ruangan, karena mereka mungkin bisa terbakar matahari.
Untuk itu, biarkan menjemur bayi dari dalam ruangan, dengan membuka jendela dan biarkan tubuh bayi setengah telanjang, serta pastikan suhu ruangan nyaman untuk bayi dan tidak terlalu dingin.
Cara ini dipercaya dapat membantu menurunkan kadar bilirubin.
Pertanyaan Populer Terkait Penyakit Kuning pada Bayi
Jika Bunda melihat beberapa ciri penyakit kuning pada bayi dan bertanya-tanya seputar hal tersebut, berikut beberapa jawaban dari pertanyaan yang ada.
Bagaimana cara menghilangkan kuning pada bayi?
Bayi dengan penyakit kuning perlu pengobatan khusus. Di antaranya yaitu fototerapi, transfusi tukar (darah bayi diganti dengan darah dari donor yang cocok), atau imunoglobulin intravena (IVIG).
Berapa lama penyakit kuning pada bayi bisa sembuh?
Umumnya, bayi cenderung membaik tanpa pengobatan pada saat bayi berusia sekitar 2 minggu.
Pada usia tersebut, hati mereka lebih efektif dalam memproses bilirubin sehingga penyakit kuning sering kali sembuh sendiri pada usia ini tanpa menimbulkan bahaya apapun.
Apakah bahaya dari penyakit kuning?
Jika bayi dengan kadar bilirubin yang sangat tinggi tidak diobati, ada risiko bayi mengalami kerusakan otak permanen (kernikterus).
Dalam sejumlah kecil kasus, penyakit kuning bisa menjadi tanda kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ini sering terjadi jika penyakit kuning berkembang segera setelah lahir (dalam 24 jam pertama).
Apa ciri-ciri penyakit kuning pada bayi?
Tanda pertama penyakit kuning adalah menguningnya kulit dan mata bayi yang dapat terjadi mulai dalam 2 sampai 4 hari setelah lahir dan mungkin mulai di wajah sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Bagian dalam mulut bayi serta telapak kaki dan tangan juga dapat menguning
Apakah bayi kuning karena kurang ASI?
Ikterus ASI paling sering terjadi pada minggu kedua atau setelahnya kehidupan dan dapat berlanjut selama beberapa minggu.
Meskipun mekanisme pasti yang menyebabkan penyakit kuning ASI tidak diketahui, diyakini bahwa zat dalam ASI menghambat kemampuan hati bayi untuk memproses bilirubin.
Namun, ada banyak penyebab penyakit kuning pada bayi yaitu memar saat lahir atau pendarahan internal lainnya, masalah hati, infeksi, defisiensi enzim, atau kelainan pada sel darah merah bayi.
Bayi kuning pake lampu apa?
Lampu Bili (Bili lights) atau blue lights dengan emisi puncak sekitar 460 nm adalah jenis terapi cahaya (fototerapi) yang digunakan untuk mengobati penyakit kuning pada bayi baru lahir.
Selain itu, studi membuktikan bahwa sumber cahaya LED sama efektifnya dengan tabung neon untuk fototerapi bayi prematur dengan hiperbilirubinemia tidak langsung.
Itulah penjelasan dan fakta-fakta tentang penyakit kuning pada bayi. Semoga informasinya bermanfaat.
***
Artikel diupdate oleh: Annisa Kasih Pertiwi & Nikita Ferdiaz
Infant jaundice
www.mayoclinic.org/diseases-conditions/infant-jaundice/symptoms-causes/syc-20373865
Jaundice in newborns
www.childrens.health.qld.gov.au/fact-sheet-jaundice-in-newborns
Jaundice in Newborns: Parent FAQs
www.healthychildren.org/English/ages-stages/baby/Pages/Jaundice.aspx
Newborn jaundice
medlineplus.gov/ency/article/001559.htm
Newborn jaundice
www.nhs.uk/conditions/jaundice-newborn/treatment/
Understanding Newborn Jaundice
www.healthline.com/health/newborn-jaundice
Baca juga :
Normalkah Bayi Kuning karena ASI? Simak Penjelasan Ini, Bun!
7 Penyebab dan Cara Mengatasi Mata Bayi Kuning yang Perlu Diwaspadai Parents!