10 Penyakit yang Kerap Dialami Anak, Ketahui Gejala dan Cara Mengatasinya

Pilek hingga bronkitis, ketahui gejala dan cara mengatasinya!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Semua anak berhak mendapatkan kesehatan dan kualitas hidup yang baik. Sebagai orang tua, penting untuk mengetahui panduan perawatan terbaik untuk mengatasi penyakit anak yang banyak terjadi.

Beberapa anak mungkin memiliki jenis penyakit yang kerap dialami karena alasan riwayat keluarga. Orang tua sebaiknya selalu berkonsultasi mengenai apa pun kondisi medis anak sehingga anak mendapatkan perawatan yang sesuai. Diperlukan juga usaha dari orang tua untuk mencegah kekambuhan riwayat penyakit yang dimiliki anak. 

10 Penyakit Anak yang Sering Dialami 

Akibat daya tahan tubuhnya yang masih berkembang, ada beberapa penyakit yang lebih sering terjadi pada anak-anak. Dengan mengetahui deretan penyakit yang banyak dialami ini, Parents bisa melakukan tindakan pencegahan dan mempelajari cara untuk mengatasinya. 

1. Sakit Tenggorokan 

Sumber: Freepik

Sakit tenggorokan sering terjadi pada anak-anak dan bisa sangat menyakitkan. Namun, sakit tenggorokan yang disebabkan oleh virus tidak memerlukan antibiotik. Dalam kasus tersebut, tidak diperlukan obat khusus dan anak akan sembuh dengan sendirinya dalam 7 hingga 10 hari. 

Dalam kasus lain, sakit tenggorokan bisa disebabkan oleh infeksi yang disebut streptokokus. Infeksi ini tidak dapat didiagnosis secara akurat hanya dengan melihat tenggorokan. Tes laboratorium atau tes radang, yang mencakup tes usap tenggorokan, diperlukan untuk mendiagnosisnya. 

Jika positif radang tenggorokan, dokter anak akan meresepkan antibiotik. Sangat penting bagi anak untuk meminum antibiotik sampai habis seperti yang diresepkan, meski gejalanya membaik atau hilang. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Anak-anak usia bayi dan balita jarang terkena radang tenggorokan, tetapi mereka lebih mungkin terinfeksi oleh bakteri streptokokus jika mereka berada di tempat penitipan anak atau jika saudara yang lebih tua menderita penyakit tersebut. 

Meskipun radang menyebar terutama melalui batuk dan bersin, anak juga bisa terinfeksi saat menyentuh mainan yang dimainkan oleh anak yang terinfeksi. Cegah penyakit ini dengan menjaga kebersihan lingkungan sekitar anak dan menjauhkan anak dari seseorang yang terinfeksi.

Artikel terkait: 7 Cara Alami Mengatasi Sakit Tenggorokan Pada Anak

2. Sakit Telinga 

Sumber: Freepik

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini juga sering dialami oleh anak-anak dan memiliki banyak penyebab. Seperti otitis media, swimmer’s ear atau infeksi kulit di saluran telinga, tekanan dari pilek atau infeksi sinus, atau sakit gigi yang menjalar ke rahang hingga telinga. 

Untuk membedakannya, dokter perlu memeriksa telinga anak. Faktanya, pemeriksaan di rumah sakit masih menjadi cara terbaik untuk mendapatkan diagnosis yang akurat.

Jika sakit telinga yang anak alami disertai dengan demam tinggi, terjadi pada kedua telinga, atau jika anak memiliki tanda penyakit lain, dokter mungkin memutuskan bahwa pemberian antibiotik adalah pengobatan terbaik. 

Amoksilin adalah pilihan antibiotik untuk infeksi telinga tengah, kecuali bila ada alergi terhadap penisilin atau infeksi kronis dan berulang. Banyak kasus infeksi telinga yang disebabkan oleh virus sehingga tidak memerlukan antibiotik. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Jika dokter anak mencurigai infeksi telinga yang dialami si kecil disebabkan oleh virus, dokter anak mendiskusikan dengan Parents mengenai cara terbaik untuk meringankan sakit telinga anak sampai virus tersebut hilang dengan sendirinya. 

3. Penyakit Infeksi Saluran Kemih (ISK) Rawan Terjadi pada Anak 

Sumber: Freepik

Infeksi saluran kemih atau ISK terjadi ketika bakteri menumpuk di saluran kemih. ISK dapat ditemukan pada anak-anak sejak bayi hingga remaja bahkan dewasa. 

Gejala ISK termasuk rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil, buang air kecil lebih sering atau mendesak, sering mengompol meski anak sudah bisa menggunakan toilet, sakit perut, atau sakit punggung. 

Dokter memerlukan sampel urine untuk menguji dan mendiagnosis ISK sebelum memberikan pengobatan. Dokter juga akan menyesuaikan pengobatan tergantung pada bakteri apa yang ditemukan dalam urine anak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Waspada Infeksi Saluran Kemih pada Anak, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya

4. Infeksi Kulit 

Pada kebanyakan anak dengan infeksi kulit, tes kulit baik berupa kultur ataupun usap mungkin diperlukan untuk menentukan pengobatan yang paling tepat. Beberapa jenis infeksi kulit di antaranya adalah bisul, dermatitis, atau abses. 

Informasikan pada dokter jika anak Anda memiliki riwayat MRSA, infeksi staph, atau resistensi bakteri lainnya. Sampaikan juga bila anak telah terpapar dengan anggota keluarga lain atau kontak dengan bakteri resisten. 

5. Waspadai Penyakit Bronkitis pada Anak 

Sumber: Pexels

Bronkitis kronis merupakan infeksi saluran pernapasan yang lebih besar dan lebih sentral di paru-paru. Meski lebih sering terjadi pada orang dewasa, ini juga menjadi penyakit yang sering dialami oleh anak-anak. Penyebutan penyakit bronkitis sering kali digunakan untuk menggambarkan infeksi virus pada pernapasan dan umumnya tidak memerlukan antibiotik. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

6. Bronkiolitis 

Bronkiolitis sering terjadi pada bayi dan anak selama cuaca dingin. Parents mungkin akan mendengar suara mengi saat anak bernapas. Penyakit yang satu ini sering disebabkan oleh virus dan tidak memerlukan antibiotik. 

Sebagian besar perawatan diarahkan untuk membuat anak merasa nyaman dengan pemantauan ketat untuk setiap kesulitan bernapas, makan, atau tanda-tanda dehidrasi. Obat-obatan yang digunakan untuk pasien asma seperti albuterol atau steroid tidak dianjurkan untuk mengatasi bronkiolitis. 

Anak-anak yang lahir prematur atau memiliki masalah kesehatan yang mendasarinya mungkin memerlukan rencana perawatan yang berbeda. 

7. Nyeri 

Sumber: Freepik

Obat terbaik untuk menghilangkan rasa nyeri pada anak-anak adalah asetaminofen atau ibuprofen. Konsultasikan dengan dokter mengenai berapa banyak obat yang harus diberikan kepada anak. Dosis obat nyeri biasanya harus disesuaikan dengan berat badan si kecil. 

Obat nyeri bersifat narkotik tidak disarankan untuk mengatasi cedera atau keluhan umum seperti pergelangan kaki terkilir, sakit telinga, atau sakit tenggorokan. Kodein tidak boleh digunakan untuk anak-anak karena telah dikaitkan dengan masalah pernapasan yang parah dan bahkan kematian pada anak-anak. 

8. Pilek Termasuk Salah Satu Penyakit yang Sering Dialami Anak 

Sumber: Pexels

Pilek disebabkan oleh virus di saluran pernapasan bagian atas. Banyak anak terutama mereka yang sehari-hari berada di tempat penitipan anak, mengalami pilek sebanyak 6 hingga 8 kali per tahun. Gejala pilek seperti meler, hidung tersumbat, dan batuk dapat berlangsung hingga 10 hari. 

Lendir hijau di hidung tidak secara otomatis berarti anak membutuhkan antibiotik. Pilek tidak pernah membutuhkan antibiotik. Namun, jika dicurigai adanya infeksi sinus, dokter anak dengan hati-hati akan memutuskan apakah antibiotik merupakan pilihan terbaik berdasarkan gejala dan pemeriksaan fisik anak. 

Artikel terkait: Hindari Obat Flu, Ini 10 Cara Alami Mengatasi Pilek pada Anak

9. Sinusitis Bakteri 

Sumber: Pexels

Sinusitis bakterialis disebabkan oleh bakteri yang terperangkap di dalam sinus. Masalah sinusitis dicurigai ketika gejala seperti pilek seperti keluarnya ingus, batuk di siang hari, atau keduanya berlangsung lebih dari 10 hari tanpa perbaikan. 

Antibiotik mungkin diperlukan jika kondisi ini disertai dengan keluarnya cairan dari hidung berwarna kuning kental dan demam setidaknya selama 3 hingga 4 hari berturut-turut. 

10. Penykit Batuk Sering Dialami Anak

Sumber: Freepik

Batuk pada anak disebabkan oleh virus dan sering kali tidak membutuhkan antibiotik. Pemberian obat batuk tidak disarankan untuk anak-anak berusia 4 tahun ke bawah. Sementara untuk anak berusia 4 hingga 6 tahun harus diberikan sesuai resep dokter.

Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa obat batuk tidak bekerja pada kelompok usia 4 tahun ke bawah dan memiliki potensi efek samping yang serius. Obat batuk dengan narkotika seperti kodein tidak boleh digunakan pada anak-anak.

Nah, itulah beberapa penyakit anak yang sering dialami. Untuk mencegah penyakit-penyakit tersebut adalah dengan menjaga kebersihan di lingkungan sekitar anak, menerapkan pola hidup bersih dan sehat, melakukan imunisasi, dan memberikan makanan bergizi seimbang serta berolahraga teratur.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca juga: