Penyakit Tipes Menular Lewat Makanan, Begini Tips Aman Kulineran Bersama Keluarga!

Penyakit tipes bisa menular lewat makanan yang terkontaminasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Wisata kuliner kini menjadi salah satu aktivitas yang tak terpisahkan dari gaya hidup masyarakat urban. Kemunculan ragam makanan unik dan lezat seolah tak ada habisnya. Namun tahukah Parents, di balik tampilannya yang menarik nan menggugah selera, aneka jajanan juga bisa menjadi perantara penularan penyakit tipes atau demam tifoid, lo.

Lantas, bagaimana agar kegiatan kulineran bersama keluarga tetap bisa dilakukan dengan aman dan nyaman tanpa cemas soal penularan penyakit tipes? Yuk, baca ulasan selengkapnya berikut ini!

Artikel terkait: Ibu hamil terkena penyakit tipes, berbahayakah bagi janin? Ini penjelasannya!

Makanan Anda Bebas Kontaminasi, Yakin?

Peluncuran Kampanye #SantapAman dalam rangka Hari Kesehatan Nasional

Kontaminasi makanan adalah terpaparnya bahan makanan dengan zat atau organisme berbahaya, misalnya seperti virus dan bakteri. Dalam banyak kasus, hal ini terjadi secara tidak sengaja, entah karena lalai atau semata-mata ketidaktahuan.

Sebenarnya, risiko kontaminasi makanan maupun minuman bisa terjadi kapan saja dan di mana saja. Mulai dari tahap pemilihan bahan makanan, proses memasak, pengemasan, penyimpanan, pengiriman, hingga tahap penyajian.

Makanan terkontaminasi kuman bisa menjadi perantara infeksi tifoid dan hepatitis A

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Terlebih di tengah melonjaknya tren food delivery, risiko semacam ini perlu mendapat perhatian ekstra. Pasalnya, cukup sulit untuk memastikan apakah makanan atau minuman yang dikonsumsi keluarga terbebas dari kontaminasi kuman.

Nah, salah satu penyakit yang dapat menular lewat makanan yang terkontaminasi adalah demam tifoid, masyarakat awam biasa juga menyebutnya dengan julukan penyakit tipes. Demam tifoid terjadi karena penanganan makanan yang tidak tepat sehingga terkontaminasi bakteri Salmonella typhi.

Artikel terkait: Jangan keliru bedakan gejala tipes dan DBD, begini kata dokter anak!

Kenali Gejala Demam Tifoid

Menurut WHO, setiap tahunnya diperkirakan 11–20 juta orang sakit karena demam tifoid, bahkan mengakibatkan kematian sebanyak 128.000-161.000 orang di seluruh dunia. Adapun di Indonesia, demam tifoid termasuk salah satu penyakit endemik.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

“Prevalensi demam tifoid cukup tinggi yaitu mencapai 500 kasus per 100.000 penduduk per tahun,” papar dr. Suzy Maria, Sp.PD-KAI dalam acara Peluncuran Kampanye #SantapAman yang digagas oleh Sanofi Pasteur Indonesia dan dilaksanakan secara daring.

Gejala demam tifoid sendiri sangat bervariasi, dari yang tanpa gejala, gejala ringan, gejala berat, hingga bisa timbul komplikasi yang bisa mengancam jiwa. Namun secara umum, demam tifoid dapat dikenali dari sejumlah tanda seperti:

  • Demam yang meningkat secara bertahap hingga mencapai 40°C dan akan lebih tinggi pada malam hari
  • Nyeri otot
  • Sakit kepala
  • Tidak enak badan
  • Kelelahan dan lemas
  • Berkeringat
  • Batuk kering
  • Penurunan berat badan
  • Sakit perut
  • Diare pada anak-anak dan konstipasi pada orang dewasa
  • Pembesaran ginjal dan hati
  • Kehilangan nafsu makan
  • Muncul ruam pada kulit
  • Linglung

Hanya saja, sebagian orang terkadang menganggap remeh gejala demam tifoid. 

“Padahal demam tifoid yang tidak ditangani bisa menyebabkan sejumlah komplikasi, seperti usus bocor hingga kematian,” kata dr. Suzy.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Kenali gejala dan pencegahan penyakit tipes, Parents wajib tahu!

Vaksinasi, Langkah Tepat Lindungi Keluarga dari Penularan Penyakit Tipes

Risiko terpapar kuman berbahaya peyebab demam tifoid dapat Parents minimalkan dengan cara rutin mencuci tangan dan menjaga higienitas saat menyiapkan makanan. Pastikan kebersihan bahan pangan, alat yang digunakan, hingga dapur tempat memasak.

Selain itu, langkah pencegahan yang tidak kalah penting adalah vaksinasi. Vaksin akan memberikan perlindungan optimal bagi keluarga agar terbebas dari penyakit akibat konsumsi makanan dan minuman terkontaminasi kuman.

Cara kerja vaksinasi untuk penyakit tifoid yaitu dengan meningkatkan sistem imun tubuh untuk melawan infeksi bakteri Salmonella typhi. Nah, ada tiga poin utama yang perlu Parents ketahui perihal vaksinasi ini:

  • Vaksin untuk mencegah demam tifoid bisa diberikan sejak umur 2 tahun sampai dengan usia dewasa.
  • Cukup satu dosis saja, akan memberikan perlindungan selama kurang lebih tiga tahun.
  • Vaksinasi tifoid harus diulang setiap tiga tahun sekali.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sebelum menerima vaksin, pastikan Parents dan keluarga dalam kondisi sehat dan fit. Orang dengan penyakit penyerta, misalnya seperti diabetes, juga tetap bisa menerima vaksin selama kondisinya terkontrol.

“Berbeda dengan vaksin COVID-19, tidak usah khawatir soal komorbid karena semua bisa vaksin tifoid, kok. Asalkan, kondisi fisik stabil dan penyakitnya terkontrol,” tegas dr. Suzy.

“Mengingat Indonesia masih merupakan negara endemik tifoid, maka vaksinasi merupakan langkah optimal dan efektif untuk mencegah demam tifoid. Dengan begitu, kita bisa kulineran enak dengan aman,” pungkasnya.

Dengan meningkatnya tren belanja makanan di luar rumah, Sanofi Pasteur Indonesia menginisiasi kampanye bertajuk #SantapAman dalam rangka Hari Kesehatan Nasional. Kegiatan ini betujuan untuk mengajak seluruh keluarga Indonesia untuk menjaga diri dari penularan penyakit tifoid atau tipes dan hepatitis A dengan vaksinasi. Jadi, Parents jangan lupa lindungi diri dan keluarga dengan vaksinasi, ya!

****

Baca juga:

Hati-hati! Sering tak disadari, air kotor dapat menyebabkan tipes

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kapsul Cacing Bisa Sembuhkan Penyakit Tifus, Mitos atau Fakta?

Anak Demam Setelah Imunisasi? Ini 8 Tips untuk Mengatasinya

Penulis

Titin Hatma