Demam tifoid atau yang lebih akrab disebut dengan tipes ialah infeksi bakteri yang dapat menyebar ke seluruh tubuh dan memengaruhi banyak organ. Penyakit ini membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat karena bisa menimbulkan komplikasi yang fatal. Siapa sangka bila, air kotor merupakan salah satu penyebab tipes atau demam tifoid yang umum terjadi.
Demam tifoid atau tipes
Baru-baru ini, sebuah laporan yang cukup mengejutkan terkait demam tifoid dirilis oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Sekitar 22 juta kasus demam tifoid dan 22.000 kasus kematian akibat tipes dilaporkan terjadi setiap tahun. Selain itu, 6 juta kasus paratifoid juga dilaporkan terjadi setiap tahun.
Negara-negara berkembang seperti Mesir, Pakistan, Meksiko, negara-negara di Benua Afrika dan Amerika Selatan dilaporkan sebagai negara dengan kasus demam tifoid terbesar.
Bagaimana dengan Indonesia? Sampai saat ini memang belum ada laporan terbaru mengenai jumlah kasus demam tifoid di Tanah Air setiap tahunnya. Namun itu bukan berarti kita boleh menganggap remeh penyakit ini.
Penyebab tipes dan gejala yang harus diwaspadai
Air kotor dapat menjadi penyebab tipes
Beberapa gejala awal tipes yang harus diwaspadai ialah pegal, rasa sakit di sekujur tubuh, sakit pada perut, tidak nafsu makan, pusing, demam dengan suhu antara 39,5 sampai 40 derajat Celcius, dan muntah-muntah. Kadang kala disertai dengan batuk kering.
Meski pada umumnya gejala demam tifoid muncul secara bertahap, tetapi gejala demam tifoid juga dapat timbul secara mendadak pada anak-anak.
Orang-orang yang hobi traveling ke luar negeri berpeluang terjangkit penyakit ini ketika mereka berkunjung ke suatu negara dengan sanitasi yang berkualitas rendah atau suatu negara yang sedang mengalami banjir. Sebab air kotor dapat menjadi salah satu penyebab tipes.
Pasalnya, bakteri Salmonella paratyphi yang terkandung dalam urin atau feses penderita demam tifoid dibuang dalam saluran pembuangan atau got. Ketika air dalam saluran pembuangan meluap ke jalan-jalan dan halaman rumah, pada saat itulah bakteri jahat ini menyebar ke mana-mana. Hal-hal ini lah yang dapat menjadi penyebab tipes.
Penanganan tipes
Diperlukan beberapa saat sebelum bakteri Salmonella paratyphi berkembang biak dalam tubuh dan melancarkan serangannya yang membuat Anda jatuh sakit. Bakteri akan berinkubasi selama 6 sampai 30 hari sebelum menjadi penyebab utama dari demam tifoid.
Segera kunjungi dokter apabila gejala demam tifoid sudah tampak pada anak, Anda atau anggota keluarga lainnya. Anda dapat meminta dokter untuk melakukan tes darah, tes urin maupun tes sumsum tulang untuk memastikan apakah Anda benar-benar menderita penyakit tifoid atau tidak.
Antibiotik adalah jenis obat yang umum digunakan untuk membunuh bakteri Salmonella. Namun, beberapa dokter mungkin tidak akan meresepkannya untuk Anda, dengan pertimbangan efek samping antibiotik untuk tubuh Anda di masa depan.
Penggunaan antibiotik yang berlebihan justru akan membuat bakteri Salmonella menjadi kebal, dan demam tifoid pun berpeluang untuk kambuh suatu saat nanti.
Jenis obat selain antibiotik yang biasa diresepkan oleh dokter untuk menyembuhkan demam tifoid adalah tiamfenikol, kortimoksazol, sefalosporin dan golongan fluorokuinolon. Tapi sangat tak dianjurkan Anda mengkonsumsi obat-obatan ini sebelum berkonsultasi dengan ahlinya, yaitu dokter.
Penyakit ini akan lebih cepat disembuhkan apabila segera ditangani, dan penderita akan sembuh total dalam jangka waktu 10 hari sejak mendapatkan pengobatan.
Baca juga :
Waspadai Demam Tifoid di Musim Penghujan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.