Pengalaman stillbirth berikut ini menambah panjang daftar kasus bayi lahir mati atau meninggal di dalam kandungan. Tentunya hal ini sangat memprihatinkan. Mengingat kehadiran seorang anak yang terlahir sehat dan sempurna pastilah menjadi dambaan setiap pasangan yang telah menikah.
Stillbirth umumnya terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu. Sedangkan kematian janin sebelum usia kandungan 20 minggu termasuk kasus keguguran. WHO sendiri menetapkan aturan mengenai stillbirth. Ada klasifikasi kondisi stillbirth berdasarkan aturan WHO, yaitu:
- Early stillbirth (stillbirth awal): Usia kehamilan 20 hingga 27 minggu
- Late stillbirth (stillbirth akhri): Usia kehamilan 28 hingga 36 minggu
- Stillbirth: Setelah 37 minggu
Image: Freepik
Kementerian Kesehatan mencatat terdapat 19 kasus stillbirth per 1000 kelahiran di Indonesia pada tahun 2016. Pada beberapa kasus, dapat diketahui penyebab stillbirth berupa masalah kromosom, masalah tali pusat, posisi janin, masalah plasenta, hingga kondisi kesehatan sang ibu. Tentu saja kasus stillbirth ini menjadi masalah serius yang perlu dipahami oleh calon orangtua agar dapat dicegah.
Bunda Amelia dari komunitas theAsianparent Indonesia menceritakan pengalamannya mengalami stillbirth. Ia harus rela kehilangan calon buah hati pertamanya saat usia kandungan 7 bulan. Simak kisah lengkapnya di bawah ini, Parents!
Artikel Terkait: Kasus Stillbirth Melonjak Saat Pandemi, Penelitian Ini Ungkap Faktanya
Pengalaman Stillbirth Dimulai dari Rasa Tidak Nyaman pada Perut
Mengawali kisahnya soal pengalaman stillbirth, Bunda Amelia mengaku kala itu kondisi kehamilannya baik-baik saja. Sang janin dalam keadaan sehat dan berat badannya pun mengalami kenaikan hingga 2 kilogram. Ia dan keluarga juga sempat mengadakan syukuran pada tanggal 17 Oktober 2020 untuk memperingati 7 bulan usia kehamilannya.
“Oktober 2020 kehamilanku yang pertama menginjak usia ke-7 bulan, dan alhamdulillah udah syukuran 7 bulanan tanggal 17 oktober 2020. Sebelum syukuran 7 bulanan, tanggal 11 waktunya kontrol ke bidan, alhamdulillah debaynya sehat dan bulan ini bb naik 2 kg,” ujarnya.
Image: Freepik
Beberapa hari setelahnya, Bunda Amelia mulai merasakan rasa tidak nyaman pada kandungannya. Ia tidak bisa tidur di malam hari karena merasa uring-uringan.
“Setelah 7 bulanan mulai nyicil beli perlengkapan, mulai dari kasur, baju, perlak, dan lain-lain. Hari Kamis tanggal 22 Oktober, pagi-pagi saya jalan-jalan sama suami dan masih bisa ngerasain tendangan debay, tapi malamnya enggak bisa tidur sama sekali karena ngerasa perut engap dan gak karuan,” kata ia.
Detak Jantung Janin Sudah Tidak Ada
Awalnya, Bunda Amelia tidak terlalu mempermasalahkan ketidaknyamanan yang sempat ia rasakan. Ia pun masih melaksanakan aktivitas seperti biasa di keesokan harinya. Namun, ia mulai merasakan tendangan janin yang semakin berkurang. Sang suami pun menyarankan untuk segera berkonsultasi ke bidan pada sore harinya.
“Hari Jumat pagi masih bisa jalan-jalan sekitar perum sama suami tapi enggak ngerasain tendangan debay sama sekali. Suami bilang kita kontrol lagi ke bidan, jam 4 sore langsung ke bidan,” pungkasnya.
Image: Freepik
Bidan mengungkapkan bahwa detak jantung janin sudah tidak ada. Bunda Amelia pun dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan USG.
“Kata bidan detak jantungnya sudah enggak ada, terus nyaranin buat USG,” ujarnya.
Sesuai saran dari bidan, Bunda Amelia dan sang suami pun bergegas menuju klinik untuk menemui dokter dan melakukan pemeriksaan lanjutan. Dari hasil pemeriksaan, diketahui bahwa detak jantung janin yang dikandungnya sudah berhenti sejak dua hari sebelumnya.
“Hari itu juga jam 5 sore langsung ke klinik buat di USG. Setelah ketemu dokter, dan dokter bilang detak jantung debay sudah berhenti kurang lebih 2 hari. Seketika langsung syok dan nangis meluk suami,” ungkap Bunda Amelia tentang pengalaman stillbirth yang dialaminya dengan penuh kesedihan.
Perjuangan Melahirkan Bayi Stillbirth
Setelah melakukan USG di klinik, dokter pun merujuk Bunda Amelia ke rumah sakit setempat. Hasil pemeriksaan dokter di rumah sakit juga memastikan Bunda Amelia mengalami stillbirth pada kehamilan pertamanya ini.
Janin di dalam kandungannya sudah tidak bernyawa lagi dan dalam keadaan sungsang. Akhirnya, Bunda Amelia harus menjalani operasi caesar untuk melahirkan sang buah hati yang telah tiada.
Image: Freepik
“Jam 7 malam langsung dirujuk ke RS, di USG lagi sama dokter dan ternyata memang detak jantungnya sudah berhenti, posisi debay masih sungsang dan harus melahirkan secara caesar. Sabtu, 24 oktober jam 10.03 aku melahirkan anak pertama dengan kondisi bayi yang sudah tidak bernyawa,” tuturnya.
Sang bayi yang sudah tidak bernyawa itu pun terlahir dan diberi nama yang sangat indah. Bunda Amelia berusaha untuk tegar dan mengikhlaskan apa yang telah menimpa dirinya ini.
“Nama: Syazani Zea Havika. Berat badan 1,7 kg, tinggi badan 49 cm. Maafin mamah de, mungkin mamah kurang baik menjaga kamu. Semoga tenang di surga, insyaallah sekarang mamah sama papah sudah ikhlas, semoga jadi tabungan di akhirat,” tuturnya sedih.
Artikel Terkait: 7 Mitos dan Fakta Tentang Stillbirth yang Perlu Parents Ketahui
Sempat Mengalami Kelelahan yang Berat
Sebelum mengalami stillbirth, Bunda Amelia cerita kalau sempat mengalami kelelahan berat akibat padatnya aktivitas yang ia jalani. Ia merupakan mahasiswa tingkat akhir di sebuah universitas dan sedang menjalani masa bimbingan skripsi.
“Jadi gini, sebelum acara 7 bulanan itu pada tanggal 17 oktober 2020 saya berangkat ke Jakarta dulu tanggal 15, karena mau ikut suami jemput mertua saya. Berangkat pagi pulangnya malam, tapi selama di jalan enggak kerasa apa-apa sama sekali. Alhamdulillah cuma capek biasa aja, pegal-pegal karena duduk terus, kan, Bun,” ujarnya.
Image: Freepik
“Selama saya hamil masih sering bolak-balik kampus buat bimbingan skripsi saya, dan kadang nyusulin dosen ke rumahnya, karena posisi rumah saya dan suami sekarang jauh dari kampus sekitar 1 jam setengah.
Jadi tiap pulang dari kampus saya nunggu dulu, tuh, di rumah mamah. Nanti pulang ke rumahnya bareng suami pas pulang kerja jam 6 sore. Alhasil nyampe rumah kadang-kadang sekitar jam 9/10an paling malem,” lanjut Bunda Amelia.
Padatnya aktivitas penyusunan skripsi sekaligus tugas menjadi istri disinyalir menjadi penyebab kelelahan yang ia alami.
“Kemungkinan itu, Bun, salah satu penyebabnya karna terlalu capek dan sering pergi jauh-jauh,” ungkapnya.
Dokter: Ibu Hamil Jangan Sering Dipijat
Dokter tidak memberitahukan apa penyebab pasti dari stillbirth yang dialami oleh Bunda Amelia. Hanya saja, Bunda Amelia mengaku bahwa ia pernah dipijat semasa hamil.
“Kalau dipijat saya juga pernah, sih, Bun, waktu bokong lagi sakit jadi dipijat sama kaki juga. Nah, terus 3 hari sebelum ketahuan dede sudah meninggal, tuh, waktu pagi-paginya saya jalan-jalan cuma agak lumayan jauh dan jalannya nanjak juga. Tapi hari itu masih ngerasa gerakan dede cuma enggak terlalu aktif,” pungkasnya.
“Saya dan suami juga sampai sekarang masih bertanya-tanya, Bun, penyebab sebenarnya apa. Karena dokter sama sekali enggak jelasin penyebabnya apa cuma nanya pernah dipijat enggak? Saya jawab iya pernah dok,” lanjutnya.
Image: Freepik
Meskipun tidak diketahui dengan pasti apa penyebab stillbirth yang dialami Bunda Amelia, dokter menyarankan agar alangkah baiknya ibu hamil tidak sering dipijat. Ini juga bisa menjadi pesan yang sangat penting untuk diingat oleh para ibu hamil di luar sana.
“Terus saya tanya, kan, kira-kira gara-gara apa, ya dok, karena waktu lahir dedenya juga sehat dan sempurna enggak ada kekurangan apa pun. Dokternya cuma nyaranin ibu hamil jangan sering dipijat.
Ya sudah dari situ saya dan suami mencoba buat ikhlas mungkin sudah takdirnya, semoga di balik semua ini Allah punya rencana lain yang lebih baik lagi buat saya dan suami,” ujar Bunda Amelia.
Dokter juga menganjurkan Bunda Amelia untuk tidak melakukan program hamil dahulu dalam masa dua tahun ini.
“Setelah operasi SC saya langsung disaranin pakai KB dulu dan minimal promil lagi setelah 2 tahun. Mohon doanya ya dari bunda-bunda semuanya,” paparnya.
Bunda Amelia dan sang suami pun mencoba menerima semua ujian yang menimpa mereka dengan ikhlas. Mereka percaya bahwa Tuhan memiliki rencana yang jauh lebih baik ke depannya.
Artikel Terkait: Cegah stillbirth hingga stunting, ini alasan wajib melakukan pemeriksaan kehamilan!
Parents, itulah pengalaman Bunda Amelia yang pernah mengalami stillbirth di akhir tahun 2020 lalu. Kita doakan semoga Bunda Amelia dan sang suami bisa diberikan yang terbaik oleh Tuhan. Dan, untuk Parents pejuang garis dua, ayo semangat! Jaga kesehatan dengan baik, Parents.
Baca Juga:
3 Cara Ungkapkan Rasa Duka Stillbirth dan Keguguran kepada Keluarga, Jangan Pendam Sendiri!
Kehilangan Anak Pertama Akibat Stillbirth, Seorang Ibu: "Nggak Nyangka Itu Tendangan Terakhir Bayiku"
Mengalami Stillbirth, Seorang Ibu: "Berharap Ini Mimpi, Melahirkan Anak Sudah Tak Bernyawa"
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.