Menangis tentu saja menjadi cara bayi berkomunikasi. Salah satunya mengungkap saat dirinta merasakan sakit dan tak nyaman, misalnya pada saat pencernaan bayi sedang bermasalah.
Hal ini tentu saja bisa terjadi kapan pun, baik saat masih mendapatkan ASI eksklusif atau pun telag memasuki masa MPASI. Oleh karena itu, penting bagi Parents untuk memerhatikan berbagai gejalanya dan cara tepat dalam mengatasinya.
Berikut beberapa masalah pencernaan bayi yang sering terjadi, apa saja?
3 Masalah pencernaan bayi yang sering muncul
Masalah pencernaan bayi
1. Diare
Penyakit pencernaan yang paling umum terjadi pada bayi dan anak-anak ialah diare. Kondisi ini akan ditandai dengan buang air besar yang sering dan nampak encer. Walau seringkali tak memerlukan perawatan intensif, namun kondisi ini bisa membahayakan karena bisa menyebabkan si kecil mengalami dehidrasi.
Kondisi ini bisa sangat membahayakan bila sampai terjadi pada bayi baru lahir. Banyak hal yang bisa menyebabkan diare pada bayi, mulai dari infeksi bakteri, virus, parasit, alergi makanan, hingga keracunan atau kekebalan tubuh.
Pada kondisi tertentu, Parents sebaiknya segera membawa si kecil ke dokter, khususnya bila mengalami:
- Mengalami demam di atas 38°C
- Terdapat darah atau nanah di kotoran
- Kotoran berwarna hitam, putih, atau merah
- Nampak lesu
- Mengalami muntah-muntah
Artikel terkait : Ini 4 alasan mengapa anak bayi sering menggaruk wajahnya
Selain berbagai gejala di atas, waspadai juga tanda-tanda bayi mengalami dehidrasi karena kondisi ini, di antaranya :
- Tidak mengeluarkan air mata ketika dia menangis
- Bayi mengalami kantuk atau kelesuan
- Buang air kecil lebih jarang, popok basah lebih sedikit
- Mulut kering
- Menjadi lebih rewel atau mudah marah
- Kulit tidak elastis seperti biasanya
Untuk mengatasi masalah yang satu ini tentu saja perlu diketahui lebih dulu apa yang menyebabkan bayi diare. Jika memang dikarenakan alergi makanan, Bunda tentu perlu menghindari makanan tersebut. Sedangkan jika kondisi diare bayi tergolong serius, disebabkan karena infeksi, jangan tunda untuk segera membawa ke dokter sehingga si kecil mendapatkan penanganan yang tepat.
2. Konstipasi
Masalah pencernaan bayi
Kebalikan dari diare, bayi bisa juga mengalami konstipasi atau sembelit. Beberapa gejala yang menandakan bayi mengalami sembelit di antaranya :
- Sering menangis
- Bayi melengkungkan punggung, menandakan gerakan usus yang sulit
- Sulit buang air besar
- Kotoran keras
Ada beberapa penyebab bayi bisa mengalami sembelit, karena usianya masih dini otot perutnya memang masih lemah dan tegang saat buang air besar.
Kondisi sembelit ini paling sering dialami saat bayi mulai mengonsumsi makanan padat. Bila si kecil mengalaminya, beberapa pola makan yang sebaiknya dilakukan antara lain :
- Konsumsi air atau berikan puree buah
Bila usia si kecil sudah di atas 6 bulan saat mengalami sembelit, sebaiknya berikan puree buah dengan kandungan air yang banyak, seperti jus apel atau pir. Namun bila bayi masih di bawah 6 bulan, pastikan diberikan ASI sesering mungkin.
Perhatikan makanan bayi
Di kondisi sembelit ini, bila bayi sudah mulai mengonsumsi makanan padat cobalah konsumsi bubur kacang yang memiliki serat lebih banyak. Selain itu Parents juga bisa memberikan gandum utuh.
Artikel terkait : 7 Sumber protein nabati untuk MPASI bayi yang bisa Bunda pilih
3. Kolik
Masalah pencernaan bayi
Kolik menjadi masalah pencernaan lain yang seringkali dialami bayi. Bayi yang mengalami kolik ini seringnya akan menangis lebih sering dan lama dari biasanya karena sakit perut yang dialami.
Kondisi ini umum terjadi khususnya pada usia 4-6 minggu, lalu seringkali terjadi di usia 3-4 bulan. Selain menangis yang tidak diketahui penyebabnya seperti tidak sedang lapar atau perlu ganti popok, ada beberapa gejala lain yang sebaiknya diperhatikan, diantaranya :
- Menangis kesakitkan
- Menangis di waktu yang sama setiap hari
- Wajah memerah saat menangis
- Mengepalkan tangan saat menangis
- Perut terlihat kembung dan kencang
- Sendawa atau buang angin
Saat ini terjadi, apa yang sebaiknya Parents lakukan? Beberapa hal yang bisa meringankan gejalanya antara lain :
- Saat mengalaminya cobalah untuk menghindari memberi makan makanan yang negandung gas atau alergen seperti produk susu dan kacang
- Tingkatkanlah kontak kulit ke kulit untuk menghangatkan tubuh bayi.
- Tempelkan handuk hangat di perut bayi
- Pijat bayi sesuai instruksi
- Berikan empeng pada bayi.
- Buatlah bayi senyaman mungkin dengan menjaga suhu ruangan tetap hangat tapi tidak membuat bayi kepanasan.
Nah Parents, yuk, lakukan berbagai penanganan pertama yang disarankan agar bayi tetap merasa nyaman. Bila dirasa perlu melakukan konsultasi. jangan ragu untuk segera menghubungi dokter ya.
Baca Juga :
6 Penyebab Kulit Kering pada Bayi dan Cara Pencegahannya, Parents Wajib Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.