Pemotongan tali pusat biasanya dilakukan sesaat setelah bayi lahir atau keluar dari perut ibunya. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan pemotongan tali pusat dini dilakukan dalam 60 detik atau 1 menit pertama setelah lahir. Proses ini merupakan langkah penting selama tahap ketiga persalinan yang memisahkan bayi baru lahir dari plasenta.
Kendati demikian, banyak ahli yang memilih untuk melakukan penundaan pemotongan tali pusar. Ada banyak alasan untuk melakukan hal tersebut.
Artikel Terkait: Tali Pusat Bayi, Pahami Cara Membersihkan dan Merawatnya
Menunda versus Mempercepat Pemotongan Tali Pusat, Mana yang Lebih Baik?
Perdebatan antara mempercepat atau menunda pemotongan tali pusar masih terjadi di kalangan tenaga kesehatan atau penolong persalinan. Awalnya, proses ini diperkenalkan untuk mengurangi risiko ibu mengalami pendarahan serius setelah melahirkan, suatu kondisi yang berpotensi fatal.
Seiring berkembangnya zaman, beberapa tenaga kesehatan melakukan penundaan tersebut. Penundaan ini dilakukan dalam waktu 1-3 menit setelah lahir, atau ketika denyut tali pusat telah berhenti. Bukan tanpa sebab, mereka rupanya memperkirakan komplikasi lainnya, jika tali pusat dipotong sesegera mungkin setelah bayi lahir.
Kelebihan dan Kekurangan Mempercepat Pemotongan Tali Pusat Bayi
Di masa lalu, pemotongan tali pusat segera adalah praktik normal pada bayi prematur karena kekhawatiran akan bahaya dari resusitasi yang tertunda, hipotermia, hiperbilirubinemia, atau polisitemia. Pemotongan tali pusar dini atau early cord clamping (ECC) dilakukan bersamaan dengan strategi penatalaksanaan aktif lainnya pada persalinan kala III sebagai upaya untuk mengurangi perdarahan postpartum. Sebuah tinjauan sistematis tahun 2012 menemukan, kadar bilirubin puncak lebih tinggi pada bayi pada kelompok penundaan penjepitan tali pusat.
Namun, ECC dapat dikaitkan dengan hasil negatif neonatal seperti hipoksia, infeksi, keterlambatan perkembangan psikomotor, dan anemia. Telah ditunjukkan bahwa anak-anak dengan anemia defisiensi besi memiliki peningkatan risiko gangguan perkembangan saraf, yang berpotensi memengaruhi kognitif, motorik, dan perilaku.
Artikel Terkait: Benarkah Tali Pusar Bayi Cepat Lepas Berbahaya? Ini Faktanya
Kelebihan dan Kekurangan Menunda Pemotongan Tali Pusat Bayi
Sebuah studi tahun 2020 yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One menjelaskan, penundaan pemotongan tali pusar atau delayed cord clamping (DCC) telah dilaporkan memiliki hasil neonatal yang lebih baik dan tampaknya aman, layak, dan efektif tanpa efek samping pada bayi baru lahir cukup bulan dan prematur. Beberapa kelebihannya, yaitu:
- Peningkatan kadar hematokrit
- Penurunan angka kematian di rumah sakit
- Penurunan risiko anemia defisiensi besi (karena peningkatan kadar hemoglobin dan hematokrit)
- Penurunan tingkat perdarahan intravaskular
- Penurunan surfaktan
- Peningkatan oksigenasi serebral
- Peningkatan kardiovaskular.
Stabilitas dengan meningkatkan aliran darah paru untuk mencegah kondisi iskemik juga dikaitkan dengan hasil perkembangan saraf yang lebih baik hingga usia 4 tahun.
Praktik tersebut juga diduga menguntungkan bayi yang lahir prematur karena menghadapi risiko perdarahan intraventrikular atau perdarahan di otak, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kerusakan otak. Dr. Tan Eng Loy, Konsultan, Departemen Obstetri dan Ginekologi di Singapore General Hospital mengungkapkan, bayi yang dikandung sampai cukup bulan tetapi berisiko mengalami anemia atau yang ibunya kekurangan zat besi, bisa mendapat manfaat dari penundaan penjepitan tali pusat.
“Saat lahir, volume darah ekstra berada di plasenta. DCC menurunkan risiko anemia dan meningkatkan jumlah sel darah merah pada bayi baru lahir,” tambahnya, dikutip dari laman SingHealth.
Meski demikian, tindakan penundaan tersebut juga memiliki kekurangan. DCC dapat meningkatkan risiko penyakit kuning akibat penumpukkan bilirubin dalam darah. Hal ini juga masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Artikel Terkait: Menunda Pemotongan Tali Pusat: Manfaat dan Risikonya untuk Bayi
Pertanyaan Populer Terkait Pemotongan Tali Pusat
Pemotongan tali pusat adalah tindakan krusial yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Berikut beberapa pertanyaan terkait proses tersebut.
Kapan dilakukan pemotongan tali pusat?
Ada 2 waktu pemotongan tali pusar. Pemotongan dini dilakukan dalam 60 detik atau 1 menit pertama setelah lahir. Sedangkan, penundaan pemotongan dilakukan dalam waktu 1-3 menit setelah lahir, atau ketika denyut tali pusat telah berhenti.
Berapa cm pemotongan tali pusat bayi?
Tali pusar dijepit dan dipotong pada jarak 2-3 cm dari dinding perut bayi baru lahir setelah lahir. Jaringan yang tersisa akan menjadi pusar dan menyediakan lingkungan yang ideal untuk pertumbuhan bakteri.
Kenapa tali pusar harus dipotong?
Dulu, tali pusar dijepit dan dipotong begitu bayi lahir. Sekarang, penelitian telah menunjukkan bahwa menunggu beberapa menit lebih baik.
Itulah informasi mengenai pemotongan tali pusat. Terkait kapan tali pusat harus dipotong segera setelah bayi lahir atau menunggu beberapa menit, semua tergantung kondisi ibu dan rekomendasi dokter atau tenaga kesehatan yang menangani persalinan Bunda.
***
Baca Juga:
Aneka Mitos Bayi Terlilit Tali Pusar, Benarkah Akan Selalu Beruntung?
Lotus Birth, Melahirkan Tanpa Memotong Tali Pusat Amankah?
Kenali Apa Itu Prolaps Tali Pusat, Bahaya, Faktor Risiko, dan Cara Penanganannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.