Pemeriksaan kesehatan sebaiknya dilakukan secara berkala karena memiliki banyak manfaat. Selain bisa mengetahui kondisi kesehatan, kita juga bisa menurunkan faktor risiko serta mendeteksi penyakit secara dini dan mencegah adanya perburukan.
dr. Imelda Maria Loho, Sp.PD dari RSPI Puri Indah menjelaskan bahwa cek kesehatan dianjurkan secara rutin dengan variasi frekuensi pemeriksaan tergantung usia dan kondisi kesehatan.
Setiap tahunnya kita dianjurkan untuk melakukan cek kesehatan fisik. Meski kita merasa baik-baik saja, cek kesehatan diperlukan untuk mengetahui seperti apa kondisi dari tubuh kita.
Melalui acara Small Media Discussion dari Rumah Sakit Pondok Indah Group yang bertajuk ‘Pemeriksaan Kesehatan Berkala, Apa yang Harus Diperhatikan?’, dr. Imelda menjelaskan bahwa dalam pemeriksaan kesehatan, kita akan melalui beberapa prosedur yaitu sebagai berikut.
- Tanya jawab dengan dokter, di sini dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan kesehatan, gaya hidup, pola makan, serta riwayat penyakit keluarga. Riwayat penyakit keluarga dibutuhkan untuk mengetahui tingkat risiko seseorang terkena penyakit tertentu.
- Pemeriksaan Fisik
- Pemeriksaan Tambahan
7 Jenis Pemeriksaan Kesehatan Fisik yang Sebaiknya Dilakukan Secara Berkala
Berikut adalah 7 jenis pemeriksaan fisik yang sebaiknya dilakukan secara rutin, setiap tahun.
1. Indeks Massa Tubuh
Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah ukuran yang digunakan untuk mengetahui status gizi seseorang. IMT didapatkan dari perbandingan berat dan tinggi badan. Dengan mengetahui IMT, kita bisa mengetahui adanya risiko penyakit kronis atau tidak di dalam tubuh.
Idealnya IMT diperiksa satu kali setiap tahun. Selain itu juga dokter bisa melakukan pemeriksaan analisis komposisi tubuh untuk mengetahui komposisi lemak, otot, dan lain sebagainya di dalam tubuh. Nilai IMT yang normal adalah 18,5 hingga 22,9.
Jika nilai IMT abnormal, maka perlu dilakukan cek kadar lemak, gula darah, fungsi hati, fungsi jantung, serta modifikasi gaya hidup.
2. Tekanan Darah
Tekanan darah merupakan salah satu poin yang penting dilakukan dalam pemeriksaan fisik. Sesuai kondisi pasien, jika tekanan darah kurang dari 120/80 idealnya pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap 2 tahun. Sementara jika lebih dari 120/80, tekanan darah bisa diperiksa setiap tahunnya.
Nilai tekanan darah yang normal adalah di atas 140 untuk sistolik dan di atas 90 untuk diastolik. Sama seperti IMT, jika nilai yang didapat abnormal maka perlu dilakukan pemeriksaan tambahan dan perubahan kebiasaan serta gaya hidup.
3. Lingkar Perut
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menghimbau masyarakat untuk melakukan pemeriksaan lingkar perut secara berkala. Lemak perut yang berlebihan dapat memicu masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung.
Batas aman lingkar perut adalah 90cm untuk pria dan 80cm untuk perempuan. Karena memeriksanya sangat mudah menggunakan meteran, Parents juga bisa melakukan pengecekan secara mandiri di rumah.
4. Pemeriksaan Kesehatan Penglihatan
Pemeriksaan mata perlu dilakukan setiap dua tahun jika berusia di atas 55 tahun dan setiap 1 tahun jika berusia di bawah 45 tahun atau jika mengidap diabetes mellitus.
Melalui pemeriksaan mata, apabila bisa melihat huruf pada baris terbawah maka bisa dikategorikan normal. Namun jika tidak, pasien disarankan mengunjungi dokter spesialis mata untuk berkonsultasi dan mengecek tingkat minus/plus kacamata.
5. Pemeriksaan Kesehatan Pendengaran
Frekuensi pemeriksaan pendengaran sebaiknya dilakukan satu kali sejak usia 18 tahun dan setiap 3 tahun jika berusia di atas 50 tahun. Jika ternyata ditemukan gangguan pendengaran, Parents disarankan untuk berkonsultasi pada dokter THT untuk melakukan pemeriksaan tambahan fungsi telinga.
6. Fungsi Jantung
Jika fungsi jantung terganggu, maka kinerja organ tubuh lainnya akan ikut terganggu. Oleh karena itu, pemeriksaan fungsi jantung sebaiknya dilakukan setiap tahun. Pemeriksaan fungsi jantung meliputi inspeksi, palpasi (meraba detak jantung), perkusi (mengetahui letak jantung dengan mengetuk dada), dan auskultasi (mendengar denyut jantung dan suara nafas).
American Heart Association merekomendasikan untuk melakukan skrining kardiovaskular sejak usia 20 tahun.
7. Pemeriksaan Kesehatan Fungsi Paru-Paru
Pemeriksaan fungsi paru-paru idealnya dilakukan setiap tahun. Jika dari pemeriksaan fisis ditemukan gejala abnormal, pada umumnya dokter akan menyarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut seperti x-ray dada, cek darah, dan konsultasi ke dokter spesialis paru.
Jenis-Jenis Pemeriksaan Tambahan
Pemeriksaan tambahan biasanya dilakukan jika ada nilai abnormal pada salah satu pemeriksaan fisik dasar. Meskipun begitu, Parents dapat melakukannya secara rutin untuk mencegah risiko berbagai penyakit.
Tak hanya itu, pemeriksaan tambahan juga dilakukan tergantung kondisi pasien, usia, dan keadaan tertentu misalnya pemeriksaan ibu hamil dan pemeriksaan sebelum menikah (premarital check up).
Berikut adalah beberapa jenis pemeriksaan tambahan yang bisa Parents lakukan secara berkala.
- Cek Kadar Lemak, dilakukan 4-6 tahun sekali, atau kurang dari 4 tahun jika memiliki risiko penyakit jantung.
- Cek Gula Darah, setiap 3 tahun sekali jka berusia lebih dari 45 tahun.
- Cek Urin, pada ibu hamil trimester pertama/kedua.
- Pemeriksaan Payudara, untuk mengetahui risiko kanker payudara
- Foto Dada (Rontgen), setiap tahun dianjurkan pada perokok berat dan di atas usia 55 tahun.
- Rekam Jantung, setiap tahun jika memiliki risiko serangan jantung
- Cek Feses, setiap 1-2 tahun di usia 50 hingga 75 tahun
- IVA & Pap Smear, 3 tahun sekali, dilakukan pada perempuan yang berada dalam rentang usia 25-69 tahun
Itulah beberapa hal yang perlu Parents ketahui mengenai cek kesehatan secara berkala. Apakah Parents dan keluarga juga rutin melakukan pemeriksaan kesehatan?
Baca Juga:
Cegah stillbirth hingga stunting, ini alasan wajib melakukan pemeriksaan kehamilan!
Pemeriksaan pap smear, kapan waktu terbaik melakukannya?
Mengenal Jenis Penyakit Karena Kelainan Genetik dan Pentingnya Pemeriksaan Genetik saat Hamil
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.